☠︎ᴄ ʜ ᴀ ᴘ ᴛ ᴇ ʀ 13 - Hujan di Pagi Hari

24.4K 1.4K 192
                                    

🍂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍂

✎Jangan lupa komen dan vote

Hari ini Zhea berangkat lebih awal, entah mengapa perasaannya mendadak tidak enak ada rasa takut sekaligus khawatir. Ditambah, Kafka yang tidak bisa menjemputnya karena harus latihan seperti kemarin.

Setelah menggembok pintu kontrakan, Zhea bergegas melangkah. Suasana pagi yang sedikit rintik hujan membuat Zhea harus sedikit berlari agar tidak sampai basah. Tas ransel berwarna merah muda yang terlihat usang digunakan untuk menutup kepalanya agar tidak terkena tusukan rintik hujan.

Desah napasnya pun mulai terdengar kelelahan, bersaing dengan setiap hentakan sepatu kets berwarna hitam usang.

"Duh, kenapa pakai hujan pagi sih?" gerutunya dengan napas terengah-engah.

Tak lama langkahnya tiba di ujung jalan. Jalan tersebut bercabang, jika berbelok ke kanan otomatis dia akan sampai lebih cepat, dan jika berbelok ke kiri akan sangat lama dia sampai ke sekolah, karena harus mengintari sekolah. Zhea terdiam sejenak memikirkan jalan mana yang akan ditempuh dalam keadaan hujan begini, meski cuma rintik. Jika, lewat depan kemungkinan besar akan bertemu komplotan Rubby.

"Ya udah ahh, lewat gerbang belakang aja. Semoga hujannya nggak semakin besar." Dengan yakin, Zhea memilih berbelok sebelah kiri.

***

Pagi ini, Rubby sengaja memoles wajahnya dengan sedikit make up. Tak seperti biasa, Rubby yang biasa tampil natural, terkecuali soflens yang selalu melekat di pupil matanya. Namun, hari ini pemerah bibir yang sedikit mencolok meski warnanya sedikit soft, pipi yang dibalurkan blush on, menjadi wajah cantik gadis itu semakin berseri. Penampilannya kali ini semakin cantik, dengan tambahan bandana pita.

"Ahh, yeppeuda," ucapnya dengan nada centil menggunakan bahasa Korea yang berarti cantik sambil menatap dirinya di kaca meja rias.

"Gue yakin kali ini Kafka melirik gue." Senyum Rubby semakin lebar membayangkan itu terjadi, tubuhnya pun menggeliat ikut bereaksi saking girangnya.

Setelah memastikan penampilannya rapi, Rubby bergegas keluar dari kamar, dan turun menggunakan tangga. Tiba di lantai pertama, netranya langsung tertuju pada sang kakak serta Razka sedang berbincang serius. Gegas dia hampiri dua lelaki tersebut.

"Selamat pagi, Kak, Bang Razka," sapa Rubby dengan suara lembut.

Sontak saja mengejutkan dua orang tersebut. Terkejut karena kehadiran Rubby yang tiba-tiba, ditambah penampilan Rubby yang terbilang sangat berbeda.

"Lagi bahas apa sih? Kok aku datang langsung diam?" Rubby mengangkat sebelah alisnya sembari menatap dua lelaki di depannya bergantian.

"Nggak. Nggak ada yang penting," jawab Elang, kemudian menelisik penampilan adiknya yang sedikit berbeda. "Kamu mau ke sekolah atau mau party?"

ELANG CAKRAWALAWhere stories live. Discover now