☠︎ᴄ ʜ ᴀ ᴘ ᴛ ᴇ ʀ 7 - Pacarnya Kafka

27.2K 1.3K 90
                                    

Jatuh cinta dengan wanita yang memiliki trauma yang besar, trust issue memang sangat sulit untuk ditaklukkan. Namun, jika sudah mendapatkannya. Percayalah wanita itu akan memberikan cintanya yang luar biasa hanya untuk kamu.

Kafka Mahendra

🍂🍂🍂

Setelah ujian beberapa minggu yang lalu, dan semua siswa merasakan namanya libur panjang. Kini mereka menyambut tahun ajaran baru dengan penuh kebahagiaan, termasuk Zhea.

Gadis berambut panjang itu melangkah bersama siswa lain menuju papan pengumuman guna melihat pengumuman kelas yang akan menjadi tempat melanjutkan pendidikan di bangku terakhir.

Namun, saat sampai di tempat tujuannya ternyata sudah dipenuhi para siswa yang juga ingin melihat, bahkan rela berdesakkan. Dengan terpaksa Zhea memilih menunggu di belakang, dibanding harus berdesakkan dengan siswa yang lain. Berulang kali dia harus mundur

"Zhe, udah lihat pengumuman?" Salah satu teman sekelas sebelum penaikan kelas, langsung bertanya sembari melirik penuhnya di depan mading.

"Ehh, Fitri lama nggak bertemu, apa kabar kamu?" Bukannya menjawab pertanyaan sebelumnya, dia lebih dulu bertanya kabar tentang teman sekelasnya itu.

Gadis yang bernama Fitri itu tersenyum dan mengangguk. "Aku baik, Zhe. Oh iya gimana? Kamu udah lihat pengumuman? Dapat kelas apa?" tanyanya beruntun, pasalnya dia sendiri pun baru datang.

"Belum, Fit. Lihat sendiri masih penuh gitu. Kalau berdesakkan takutnya malah saling injek," jawab Zhea dengan tenang. Dan Fitri hanya mengangguk membenarkan, tetapi tidak membuat tekat gadis itu menciut.

"Ya udah, aku coba deh masuk. Kesabaran aku gak setebal kamus bahasa Inggris. Hehehe." Fitri tertawa pelan, lalu melangkah menuju kerumunan orang-orang. Sementara Zhea memilih mundur lagi, karena orang-orang semakin banyak berkerumun.

Untuk mengisi rasa bosannya, dia pun mengeluarkan benda pipih dari saku bajunya. Seketika bibir ranum itu tersenyum tatkala membaca notifikasi pesan yang mengambang di layar kunci.

"Selamat pagi, pacarnya Kafka."

Spontan saja Zhea berjengkit kaget tatkala mendengar suara yang sama persis dengan cuitan pesan dari Kafka yang baru saja dibaca.

"Apaan sih, ngagetin aja," balas Zhea kesal, bahkan ponsel di genggamannya pun hampir terjatuh saking terkejutnya.

"Ohh, maaf, Sayangnya Kafka." Dengan lembut Kafka mengelus kepala Zhea sambil tersenyum manis.

Sudah tiga minggu, dia menjalin hubungan dengan Zhea setelah pernyataan cintanya yang keenam kali di sebuah pasar malam kala itu. Semenjak itu pula, tak sedikit pun dia membuang waktu untuk membahagiakan wanita cantik itu, terlebih dia tahu Zhea memiliki trauma yang besar, walaupun dia tak tahu persis apa penyebab trauma itu, tetapi cukup untuk membuatnya belajar memperlakukan Zhea dengan baik dan berhati-hati dalam bertindak.

"Oh ya, kamu udah lihat kelas mana yang akan kamu tempati?" Kafka kembali bertanya.

Zhea menggeleng sambil menyimpan lagi ponsel yang bahkan belum terbuka sama sekali.

"Ya udah tunggu bentar," ucap Kafka dan hendak melangkah, tetapi suara Zhea kembali mencegahnya.

"Mau ke mana?"

Tak ayal, Kakfa tersenyum dan mengelus kepala Zhea tanpa merusak tatanan rambut sang kekasih. "Kenapa sih, masih kangen sama aku?" tanyanya sembari mengelingkan mata.

Sontak saja Zhea mencebik sinis. "Dih, nggak banget." Setelah menjawab, Zhea bergegas memalingkan wajahnya karena malu. Sementara Kafka tertawa pelan melihat reaksi Zhea.

ELANG CAKRAWALAWhere stories live. Discover now