☠︎ᴄ ʜ ᴀ ᴘ ᴛ ᴇ ʀ 1 - Brutalnya Sang Ketua

60.7K 2.4K 210
                                    

“Rupanya lo masih perawan. Gue pikir pelakor seperti lo sama seperti sampah jalanan!” Elang menyeringai evil.

Elang Cakrawala, pria bengis dan tak kenal siapa lawannya. Pria berusia 20 tahun itu, menjabat sebagai ketua gang motor RAVLOSKA. Pria tinggi berambut kekuningan, serta memiliki tato bergambar elang di punggung dan juga memiliki mata tajam dan dingin. Siapa pun yang bertatapan mata dengan sosoknya, pasti akan menunduk. Elang begitu disegani, di jalanan maupun di markas.

Dia bukan penganut seks bebas, tetapi tidak dengan kali ini. Siang  tadi, adiknya—Rubby Pradivta yang masih duduk di bangku kelas dua SMA,  pulang sekolah dalam keadaan berantakan. Rambut acak-acakan, air mata mengalir bak sungai. Tentu saja dia terkejut. Karena, selama ini belum pernah sekali pun, adik bersedih karena masalah sekolah.

“Kamu kenapa? Siapa yang buat kamu menangis?” Elang semakin tak sabaran.

Rubby tidak menjawab. Gadis cantik itu berlari masuk ke dalam kamar. Membanting pintu bercat putih itu, hingga berdenging memenuhi indra pendengaran. Elang bergegas mengejar hingga ke lantai dua, dan masuk ke dalam kamar. Rupanya sang adik satu-satunya itu, sedang mengamuk di dalam kamar. Tak ada lagi kerapian yang terlihat, botol-botol parfum dan alat make up sudah berserakan. Bantal, selimut dan seprei sudah tidak pada tempatnya.

“Argghh ... gue benci sama dia!” Rubby kembali berteriak kencang. Tak peduli jika semua itu, disaksikan oleh sang Kakak.

Elang bergegas mendekat, lalu memeluk tubuh bergetar sang adik. Sengaja dia tidak bertanya, mengingat kondisi adiknya belum bisa diajak komunikasi. Dengan lembut, Elang mengelus kepala Rubby, sembari merapikan rambut-rambut yang berantakan. Hatinya, sudah terasa panas dengan emosi. Namun, tetap ditahan demi menjaga situasi yang memanas.

Lima belas menit berlalu, Rubby sudah sedikit tenang, hanya menyisakan sesenggukan dan lelehan air mata. Elang pun menuntun tubuh adiknya untuk duduk di sofa yang berada di sudut kamar. Menyeka sekali lagi bulir bening yang masih meleleh, sambil bertanya dengan hati-hati.

“Ada apa? Kenapa jadi kaya gini?” Elang menatap lekat netra berwarna coklat sang adik. Mata dan wajah yang sama persis dengan milik mendiang ibunya.

“Zhea!” Satu jawaban yang dilontarkan Rubby dengan suara serak, mampu mengambil semua atensi Elang.

“Zhea? Siapa dia?” tanyanya penasaran.

“Dia teman sekolahku, Kak. Dia sudah merebut pacarku. Aku nggak terima! Pokoknya Kakak harus balas semua rasa sakit dan penghinaan yang aku terima di sekolah!” ujar Rubby dengan nada penuh amarah.

Seketika itu juga, rahang Elang mengetat, mata yang semula tenang saat berhadapan dengan adiknya, kini menajam. Persis seperti mata Elang, sang raja angkasa. Sejak Ibunya meninggal, saat melahirkan Rubby, dia yang menjaga serta melindungi Rubby. Tak ada satu pun orang yang berani menyakiti sang adik. Jika sampai itu terjadi, maka orang itu tidak akan selamat.

“Di mana gadis itu tinggal?” Elang langsung bertanya.

Rubby menggelengkan kepala. “Aku nggak tahu, Kak. Tapi setahu aku, dia masih di sekolah jam segini.”

“Ya sudah, kamu tenangkan diri kamu. Mandi, makan dan istirahat. Biar Kakak yang urus masalah kamu.” Elang bangkit dari tempatnya duduk, kemudian mengelus kepala sang adik.

Setelah itu, Elang melangkah keluar kamar yang sangat berantakan. Menarik napas panjang, saat pintu kamar tertutup. Rumah yang besar bak istana itu, hanya dihuni oleh dirinya dan sang adik, serta para pekerja. Ayah? Mengingat sosok itu, membuatnya ingin menghancurkan seisi dunia. Pria yang seharusnya menjadi pelindung untuk rumah dan keluarganya, justru dia orang yang menghancurkan hingga tak bersisa. Ibunya meninggal saat melahirkan Rubby, di mana hari yang sama sang ayah pun, menikah dengan wanita yang ditemui di jalanan. Hingga Rubby dewasa, dialah yang merawat dan membesarkan. Beruntung, saat ibunya meninggal perusahaan milik mendiang sang ibu ditangani langsung oleh adik kandung ibunya sampai dia dan Rubby siap menerima semuanya.

ELANG CAKRAWALAWhere stories live. Discover now