Kini buku yang sedari tadi ia hindari harus bergelut dengan pulpen kucing miliknya. Mencoretkan tinta hitam diatas lembaran putih, Hingga banyak lembaran di penuhi oleh perpaduan angka dan huruf.

●●●

"Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap"

"Berenti nyanyi plis" pinta Nazwa.

Nazwa mengusap wajahnya gusar, lalu lanjut menatap laptop berisi power point yang harus ia kumpulkan sejam lagi.

"Niat gue ngehibur lo, malah gak berterima kasih, hilih" keluh Syifa.

"Dari pada ngehibur mending lo bantuin gua, sini gantiin gue kerja PPT"

"Soal itu saya angkat kaki. Gak bisa gue" kata Syifa sembari ketawa masam.

Nazwa kembali fokus mengerjakan tugasnya, sedangkan Syifa kebingungan harus melakukan apa sekarang.

Ia ingin makan lagi tapi sudah 3 prosi ia habiskan. Kata bunda Syifa harus banyak makan soalnya tubuhnya kurus mulu kaya nyamuk gepeng.

"Syifaaa" panggil seseorang hendak menyusul.

"Hadeh lo lagi kak" lirih Syifa.

"Perasaan kita baru ketemuan hari ini" Aen mengingat kapan terakhir kali mereka bertemu. Karena wajah Syifa sekarang seperti sudah bosan akan keberadaannya.

"Lo selalu temuin gue. Masa lupa"

"Mana mungkin" sanggah Aen.

"Iya kak, lo selalu datang di mimpi gue" balas Syifa.

Nazwa yang berada di belakangnya sontak melotot. Sejak kapan temannya itu pandai menggombal.

"Ekhm" Aen berusaha menetralisir jantungnya. Biasanya Aen merasa b aja di puji banyak wanita. Tapi Syifa berbeda.

"Gue tau gue ganteng" kata Aen.

"Maksudnya ??"

"Pasti karena gue ganteng makanya kebawa mimpi lo mulu"

"Iyaa, trus mimpinya lo mau ngbunuh gue sama tugas mendadak yang lo kasih. Thanks ya" tutur Syifa lembut namun menusuk.

"Eh sorry Fa, gue gak-"

"Sans kak" potong Syifa santuy.

Syifa menunggu kalimat berikutnya keluar dari mulut Aen. Semakin lama dibiarkan menjadi semakin berlama-lama. Nih orang ngapain diem aja batin Syifa.

"Hello kak" tegur Syifa.

"Hello" sapa Aen balik.

"Ngajak gelud ya" Syifa memunculkan senyum miringnya menatap Aen sinis.

"Loh kenapa emang ??"

"YaAmpun kak, gue tungguin kira kaka bakal kasi info apa kek tahunya diem doang" celoteh Syifa.

"Sorry gue cuma mampir buat nyapa lo, sama lagi nunggu temen. Kita mau makan disini" Aen menjelaskan dengan serius.

"Nggak nanya sumpah, gak nanya gue" ucap Syifa kemudian beranjak pergi dari sana.

Nazwa yang kebetulan sudah menyelesaikan tugasnya mengikuti Syifa pergi. Sebelum itu ia menyapa kak Aen lalu meminta maaf akan kelakuan teman priknya.

●●●

Bruukk

Kotak susu stawberry milik Syifa jatuh dan berceceran di tanah.
Ia sudah semangat meminum susu itu di taman sambil mempersiapkan ospek bersama teman-temanya, Namun ia kehilangan susunya secara tragis.

Syifa menoleh pada si pelaku tabrak lari penyebab susunya hancur. Dalam otaknya Syifa menyiapkan berbagai macam kalimat untuk menceramahi pemuda ini.

"Kalau jalan pake mata" tekan Syifa.

"M-maaf buk. Tapi menurut penelitian kebanyakan manusia jalan pakai kaki" elaknya.

"Heh gue bukan mama lo, dan lagi bukannya minta maaf lo ngebantah"

"Tadi saya sudah minta maaf"

"Oh ya, gue gak denger" tukas Syifa.

"Kalau gue ketemu lo lagi, bakal gue kasi pelajaran" tekan Syifa sembari mendorong pelan dahi pemuda tersebut.

"Saya akan di ajarkan dosen saja. Kakak tidak perlu repot memberi pelajaran pada saya" tolaknya.

"Lama-lama gue lempar lo, dasar bacot"

Syifa segera pergi lantaran pertemuannya akan diadakan dalam 3 menit kedepan.
Cukup masalah hari ini, ia tidak ingin mendengar lagi omelan katingnya bersama teman-teman yang lain.


Shyrghdjdpll Syifa tipe moodyan tergantung siapa lawan bicaranya.

Nggak sabar nih liat responnya Syifa ke para maba.

Jangan lupa vote ygy
⭐⭐⭐

PHP (Pakar Hubungan Palsu)Where stories live. Discover now