Syifa duduk pada bangku depan kelasnya sembari menunggu dosen mata kuliah hari ini. Tidak tepat waktu, mereka sebagai mahasiswa maupun mahasiswi hanya mampu diam tanpa protes.
Padahal jadwal kuliah jam 10. Namun sudah hampir setengah jam menunggu belum muncul sehelai rambut pun milik beliau.
Tuk Tuk Tuk
Suara hak sepatu menambah kebisingan hasil aktivitas pagi hari menjelang siang.
Mendengarnya saja Syifa dapat menyimpulkan sepatu tersebut akan rusak dalam waktu dekat.
"Heh pelakor"
Syifa mendongak melihat makhluk setengah cowok dan setengah cewek di depannya yang muncul entah dari mana.
Seperti biasa ia harus berurusan lagi dengan hubungan percintaan banci tersebut yang hampir kandas dimana dia disalahkan atas tuduhan yang tidak benar.
Syifa berdiri menyesuaikan tingginya. Ia harus menyelesaikan masalah ini sebelum dosennya datang. Menambah beban nih orang batin Syifa.
"Cepat pergi dari hidup pacar gue. Dari banyaknya cowok di dunia ini kenapa lo harus milih cowok gue sih ??"
Pertanyaan berulang di lontarkan Deny dari hari pertama mereka bertemu.
"Maaf ya. Jika dihitung hampir 1000 kali gue bilang gue gak ada hubungan sama Banyu pacar lo"
"Lo pikir aja, cewek cantik kaya gue mau rebut pacar lo. Eeww gak level yang ngantri di belakang gue banyak" lanjut Syifa.
Tanpa menunggu lama Deny menarik kuat rambut lurus Syifa
menggunakan seluruh tenaga seperti menarik tali tambang dalam perlombaan.
"Lancang lo, gak tahu malu" cerca Deny.
Syifa tidak diam saja. Dari pada menggunakan tenaga ia lebih menggunakan otak cerdiknya. Syifa mendorong bahu Deny kemudian menyenggol sepatu hak tingginya hingga makhluk itu terjatuh dengan tidak estetik.
"Asal lo tau butuh waktu 2 jam buat nata rambut cantik gue. Makanya panjangin rambut lo biar gak iri sama punya gue" ujar Syifa.
"Modal bonding kok bangga" tuduh Deny seraya berdiri.
"Mending segera cek mata deh biar tau punya gue udah mulus dari lahir. Dan urusan lo sama pacar lo jangan bawa-bawa gue lagi. Ogah banget nama gue kebawa sama hubungan ga jelas kalian" protes Syifa panjang lebar.
"Halah masih untung gue punya hubungan, lo kan modal cantik tapi gak punya pacar wlee"
"Mulutnya awas gue potong" Ancam Syifa.
"Lo potong gue potong balik mulut kerempeng lo" balas Deny kemudian mendorong kencang bahu kanan Syifa.
"Eh kalian berhenti ribut disini. Kamu anak fakultas lain mending segera pergi dari sini" perintah mahasiswa lain.
Deny memberikan tatapan sinis pada kami berdua. Ia lalu melenggang meninggalkan kami bersama mulutnya yang tidak berhenti komat kamit.
Syifa mengucapkan terima kasih lalu setelahnya ia memilih menunggu bu dosen di dalam ruangan. Nunggu dosen udah kayak nunggu jodoh pikir Syifa.
●●●
"Kenapa murung mulu ??" Tanya Nazwa penasaran.
Syifa menoleh pada teman baiknya itu. Ia menyandarkan kepala di bahu Nazwa kemudian menghembuskan napas panjang.
"Huh gue kepengen uang unlimited" ujar Syifa.
Nazwa mendorong Syifa lalu menyentil dahi gadis itu. Selalu saja hal random keluar dari mulut Syifa tanpa absen sehari.
"Mau uang tuh kerja bukan males-malesan" komen Nazwa.
"Kata siape gue males. Orang gue rajin begini lo aja yang ga sadar"
"Coba sebutin rajin apaan" tantang Nazwa.
"Rajin tidur" jawab Syifa langsung merebahkan kepalanya di bahu Nazwa.
Nazwa mengambil ancang-ancang seperti hendak meninju temannya sendiri. Cape juga temenan sama manusia prik.
"Btw kemarin kak Aen kabarin gue katanya kita kepilih jadi panitia ospek bulan depan" kata Nazwa.
Sontak Syifa mengangkat kepalanya hingga terpukul kayu di belakangnya. Mengelus kepalanya pelan, Syifa lanjut memfokuskan diri pada apa yang disampaikan Nazwa barusan.
"Yang bener. Kenapa mendadak gini. Minimal infoin 2 bulan sebelum penerimaan maba lah. Nanti kita yang susah cuy"
"Udah terlanjur. Katanya kalau belum maximal banget persiapannya gapapa yang penting ospeknya berjalan lancar" jelas Nazwa.
"Masih bagus kak Aen ganteng kalau gak udah gue tampol tuh mukanya pake sendal bekas tetangga" omel Syifa. Ia masih semester 3 makanya belum terlalu sibuk seperti para katingnya.
Akhirnya waktu rebahan Syifa harus berkurang padahal ia berniat ingin memanjakan diri terlebih dahulu sebelum harus memikirkan tentang magang, skripsi dan sebagainya.
"Hmm sepertinya gak buruk juga ngospek mereka"
Nazwa merinding ngeri melihat perubahan ekspersi temannya. Baru 5 menit yang lalu wajahnya di tekuk hingga mirip gantungan pakaian. Sekarang ia malah cengengesan tidak jelas.
"Jangan aneh-aneh lo" peringat Nazwa.
"Aneh affah bestie??" tanyanya lembut selembut could bread.
"Firasat gue lo bakal ngerjain mereka"
"Aahahahah tau aje lo"
"Gue bakal siksa mereka tukang ngerepotin" lanjut Syifa santai.
hi...
don't forget to vote.
I Hope You Like My Story
Muachh 💐💐
YOU ARE READING
PHP (Pakar Hubungan Palsu)
Teen Fiction"Can i be your girlfriend" Asyifa Pramasari Seorang mahasiswi idola kaum adam di karenakan parasnya harus berurusan dengan banci dari fakultas lain. Akibat di ancam habis-habisan ia terpaksa harus mencari pasangan agar terhindar dari lelaki yang be...
