Melihat nama Arga tertera di sana Alkana menyerahkannya pada gadis itu dengan wajah tak suka. Liona menghela nafas lalu mengangkat panggilan itu.

Suara Arga terdengar frustasi di seberang sana. Deretan kalimat Arga sampaikan pada Liona membuat jantung gadis itu seakan berhenti.

"Liona, Aurel hamil. Dia bilang Alkana pelakunya."

******

Alkana mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, emosinya yang belum reda kini kembali naik karena alasan lain. Tak lama mereka tiba di kediaman Danuarja, Alkana yang sudah tidak menggunakan Sling Brace miliknya, dia membukakan pintu untuk Liona yang nampak tidak baik-baik saja.

"Are you okay?" tanya Alkana.

Liona mengangguk, "Kamu gak percaya sama omongan Aurel kan?" tanya Alkana untuk kesekian kalinya.

Liona menghela nafas, "Cuma perempuan tolol yang mau percaya sama omongan dia Alka, kamu gak usah khawatir, aku percaya sama kamu, lagian kamu gak pernah hilang dari pandangan aku, kamu selalu sama aku, kapan kamu main gila sama dia?!"

Liona rasanya tidak habis pikir dengan semua ini, mereka terpaksa berbohong pada Teresa untuk mencari alasan agar bisa ke sini. Liona beralasan ingin mencari udara segar agar meredakan emosi Alkana, nyatanya mereka sedang menghampiri emosi yang lebih besar.

"Aku juga gak habis pikir, jangan-jangan ini akal-akalan dia lagi, bisa aja dia bohong kalo dia hamil!" Alkana mengeluarkan pendapatnya.

"Bisa jadi, kamu tau sendiri kan dia terobsesi sama kamu." Liona mencoba menahan emosi.

"Ayo kita masuk!" ajak Liona menggenggam tangan Alkana. Sampai di depan pintu, Liona mengetuk pintu lebih dulu, tak lama Arga muncul dengan wajah kusut dan mata sembab.

"Papa..." sapa Liona.

"Ayo masuk..." ajak Arga dengan nada lemahnya.

Mereka mulai melangkah masuk, keadaan ruang tengah terlihat kacau, barang-barang banyak yang pecah dan hancur.

Liona bisa melihat Aurel yang terduduk di lantai bersandar pada sofa sambil menyembunyikan wajahnya di lututnya, sedangkan di ujung sana Miranda duduk di atas sofa sambil menutup wajahnya dengan tangan.

Sepertinya sudah terjadi pertengkaran hebat sebelum mereka tiba di sini.

"Bisnis Papa hancur Liona, Papa terancam di pecat juga dari kantor..." lirih Arga membuka suara, sembari duduk di ujung tangga, sedangkan Alkana dan Liona masih setia berdiri.

Arga bekerja di salah satu perusahaan Faresta sebagai manager keuangan, di samping itu Arga juga mulai membangun bisnisnya sendiri.

"Dan sekarang Aurel hamil, dia akan mempermalukan keluarga ini Liona. Aurel hamil, dan dia bilang itu perbuatan Alkana--"

"Dan Papa percaya?" tanya Liona langsung.

Arga terdiam beberapa saat, dia melirik wajah Alkana, seketika Arga mengingat betapa besar lelaki itu mencintai putrinya. Arga menggeleng dengan tangis, bagaimana mungkin orang terhormat seperti mereka mau melakukan hal sekotor itu.

"Papa tau dari mana kalau jalang itu hamil?" tanya Liona yang tak kuasa menahan makian dari mulutnya.

"Ini." Arga dengan lemah memperlihatkan tes pack di tangannya, seketika mata Liona membulat, ternyata ini bukan hanya sekedar akal-akalan Aurel, gadis itu benar-benar hamil.

"Siapa yang lo sebut jalang?" tanya Aurel mengangkat wajahnya menatap benci pada Liona.

Liona melangkah mendekat sambil membawa tes pack di tangannya, "Apa lagi sebutan yang cocok untuk cewek kayak lo? Murahan!" maki Liona melemparkan tes pack itu ke wajah Aurel.

ALKANA [END]Where stories live. Discover now