20. The Wedding.

205 19 1
                                    


happy reading !

••

Minggu, 23 april 2023. hari dimana mereka akan memulai kehidupan baru.

Bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Orang tua mereka bangga, akhirnya anak mereka akan menjadi kepala rumah tangga dan bertanggung jawab.

Janar sedikit merasa kecewa karna sang ayah tidak dapat menyaksikan janji sucinya kepada Kanaya. tapi, lupakanlah, Janar hanya ingin melihat sang ibu berbahagia.

Tifani tersenyum bangga. "kemarilah" ucap Tifani, lalu Janar memeluk sang ibu dengan erat.

"mami dari dulu pengen banget liat kamu sama Kanaya bersatu, dan finally! ini semua terjadi."

"mami sangat mengharapkan hubungan ini, jadi mami berpesan buat jagain Kanaya selalu, tidak menyakiti hatinya, selalu ada disisinya, tidak ada perselisihan diantara hubungan kalian, mami gamau liat kalian berantem dan mami juga gamau liat kamu mengkhianati Kanaya. mami harap kamu bisa memegang itu semua dengan baik, yaa sayang?" sambung tifani sambil menangis.

Janar sedikit mengeluarkan air matanya, ia langsung menghapus air matanya yang mengalir diwajahnya. "kalau Janar ngelanggar janjinya gimana mam?" Janar masih ragu dalam memegang janjinya, lebih tepatnya Janar takut sang ibu kecewa dengan apa yang nanti akan terjadi.

Tifani melepas pelukannya. "kalau kamu melanggar, mami bakalan marah sama kamu, mami ga akan pernah ketemu sama kamu." balasnya dengan tawa diakhir.

Janar pun ikut tertawa, tak lupa sang Kakak juga sedang menangis. Janita masih belum menyangka, adiknya yang selama ini selalu jahil kepadanya kini sudah dewasa dan mempunyai tanggung jawabnya sendiri.

Janar langsung memeluk Janita erat. "lebay, gausah nangis gitu" canda Janar kepada sang kakak.

Janita langsung menepuk bahu Janar. "diem deh! gue lagi nangis kejer" protes Janita kepada Janar.

"udah udah, gue juga bakalan ngabarin lo kalau lo balik lagi ke bali."

"beneran? awas aja lo pas gue sama mami di bali, lo ga ngejagain Kanaya." peringat sang kakak.

"manfaat ngebohongin lo apa?"

"yaa awas aja kalau lo bohongin gue."

Janar tertawa kecil. "iya iya, cengeng" ejek Janar sambil mencubit hidung Janita dengan gemas.

"SAKIT!"

Tifani hanya tersenyum melihat kedua anaknya yang tak bisa diam. Tifani membayangkan jika ada Devan disini, Mereka pasti akan merasa senang karna masih ada sosok Ayah yang menjadi saksi bergantinya status sang anak.

"maafin mami ya sayang? karna pertengkaran papi kalian sama—"

"—mam, gausah bahas orang itu. Janar malah bahagia bisa liat mami lepas dari si brengsek itu."

Mereka berdua langsung berpelukan kembali. "yang kuat ya sayang?" tuturnya.

Janita langsung ikut memeluk mereka berdua.

••

Sementara dikediaman Kanaya.

Kanaya masih sibuk bersiap dan make up untuk persiapan pernikahannya. tapi, Kanaya juga masih memikirkan bagaimana nanti? apakah Kanaya akan gugup saat pernikahan berlangsung, apakah Kanaya akan menghancurkan acaranya sendiri?

Wait for me || JenrinaWhere stories live. Discover now