16. Janar's family problems.

124 12 0
                                    

happy reading !

••

Dua Tahun berlalu, Kini mereka berdua sudah berkuliah di kampus yang sama. Susah senang mereka lewati bersama. Tahun berlalu, Kanaya dan Janar semakin dekat layaknya dua pasangan yang sangat serasi. Mereka berdua sudah tidak sering bertengkar meskipun terkadang mereka saling menyalahkan.

Bertambahnya Umur dan Tahun, Janar kini sudah semakin dewasa. Janar sudah tidak keseringan bermain game dan meninggalkan hal yang buruk. semua ini berkat Kanaya yang selalu mengingatkan Janar untuk berbuat baik dan meninggalkan hal hal yang buruk.

••

"pulang kampus anterin gue ke Perpustakaan yang baru yaa, gue mau pinjem buku" ucap Kanaya kepada Janar.

Mereka berdua sedang Jalan menuju kelas berdua.

"harga ongkos 100 ribu—"

"—Apaan! gila lo" Kanaya memukul bahu Janar lalu mengepalkan tangannya.

"gue pengen pulang nay, gue gamau masuk kelas" Janar memegang tangan Kanaya lalu memukulnya.

Kanaya meringis kesakitan setelah dipukul oleh Janar. "Lo bener bener ya, dari dulu ga pernah bener!" sewot Kanaya.

"lo masih sama kayak dulu" ucap Janar kepada Kanaya dengan tawa diakhir

"gue masih cantik ya? makasih"

Janar menghempaskan tangan Kanaya "tambah jelek" cibirnya.

"Yeuu, lo lebih!"

Mereka duduk dikursi yang tersedia didekat kelas mereka.

"lo inget gas pas dulu lo sama gue baru ketemu?" Kanaya mencoba bertanya kepada  Janar, apakah Janar mengingat semuanya?

"lo sama gue berantem gara gara lo belum lancar main basket, terus gue tiba tiba cium pipi Gisa" ucapnya lalu menengokkan kepalanya kearah Kanaya.

"Lo dulu parah banget ya? main cium pipi orang aja"

"gue Siswa terkenal, ga ada yang berani ngebantah" Janar membanggakan dirinya.

"gue bisa kok, dan lo luluh dengan cara gue" balas Kanaya.

"itu mah pas gue lagi males berurusan sama lo, gue memang badboy"

Kanaya berpura pura 'muntah'. "mana ada bad boy takut sama Mam—"

"—heh lo berdua, asik bener ngobrol berdua tanpa ada gangguan apapun"  Tiba tiba seorang wanita datang menghampiri mereka berdua.

"Lo pada jangan berduaan mulu, mau ada orang ketiga?" ingat wanita itu.

Kanaya mengerutkan dahinya
"orang ketiga? maksud lo?"  tanya Kanaya sambil memijat dahinya

"Lo, Janar, hantu"

"Mana ada hantu pagi pagi gini" Kanaya sudah tak habis pikir dengan dia.

Tiba tiba Janar tertawa. "iya, hantunya itu lo Gi" ucap Janar dengan tawa yang lumayan keras.

Iyaa, wanita itu adalah Gisa. Gisa dan Kanaya masih bersama sampai saat ini. lalu bagaimana dengan Bening dan Wina?

Wait for me || JenrinaWhere stories live. Discover now