🍁(55) Happy Family 🍁

758 48 2
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Prilly langsung membuka matanya ke atas dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang bercucuran di keningnya. Ia langsung menangis dan tangannya langsung menyentuh perutnya yang masih buncit, Prilly terus meraba-raba perutnya memastikan ini bukan mimpi.

“Ya Allah ini bukan mimpi kan?” gumamnya dengan was-was memperhatikan perutnya sendiri.

Pintu langsung terbuka dan mama Ully langsung menghampiri Prilly, “alhamdulillah sayang kamu udah sadar.”

Prilly menatap mama Ully, “mama,” Prilly langsung memeluk mama Ully dengan menangis, lalu Prilly menatap wajah mama Ully, “mas Ali sama Alva dimana mah?” tanya Prilly.

“Ali lagi jemput Alva kesini, kata bi Asih Alva nangis cari kamu sama Ali gak ada dirumah,” jawab mama Ully.

“Mah, Illy mau pulang aja! Illy gak mau mas Ali sama Alva ada apa-apa di jalan!” ucap Prilly yang berusaha turun.

“Sayang kamu mau kemana? Kata dokter kamu istirahat dulu, jangan kemana-mana. Kondisi kamu sama anak kamu ini lagi rawan,” kata mama Ully mengingatkan.

Prilly menatap perutnya dan mengelusnya, “anak Illy kenapa mah? Anak Illy baik-baik aja kan?” tanya Prilly yang khawatir.

“Kamu hampir kehilangan anak kamu kalau Ali telat bawa kamu kesini,” kata mama Ully yang membuat Prilly terkejut.

“Illy gak mau kehilangan anak Illy mah …” lirih Prilly yang berkaca-kaca mengelus perutnya.

“Iya sayang, makanya kamu harus banyak istirahat, jangan banyak pikiran apalagi tegang. Bahaya buat keselamatan kamu sama anak kamu,” kata mama Ully lalu Prilly pun kembali menyandarkan punggungnya pada bantal.

“Illy gak mau anak Illy kenapa-kenapa mah …” Prilly pun akhirnya menangis.

“Iya sayang,” mama Ully pun mengusap air mata Prilly, “sekarang kamu istirahat ya sambil nunggu Ali sama Alva datang,” kata mama Ully yang diangguki Prilly.

•••••

“Mami!” Alva yang datang langsung memeluk Prilly. 

“Sayang!” Prilly langsung mendekap tubuh Alva dengan erat dan kembali menangis.

Alva menatap wajah Prilly dengan sendu, “mami kenapa cakit? Kakak jadi cedih.”

“Nanti mami sembuh kok sayang,” ucap Prilly.

“Kakak cali mami sama papi dikamal ndak ada, kakak cali dimana-mana ndak ada,” ungkap Alva.

“Maafin mami ya ninggalin kakak,” kata Prilly yang diangguki Alva.

“Kakak mau peluk mami boleh?” tanya Alva yang diangguki Prilly sambil tersenyum. Alva pun memeluk tubuh Prilly dan kepalanya bersandar di pundak Prilly.

Prilly pun menatap Ali, tangan Ali terulur mengusap rambutnya sambil tersenyum, “maafin mas ya, kamu jadi kayak gini gara-gara mas,” tutur Ali.

“Mas Ali gak salah, ini salah aku sendiri,” akui Prilly.

“Kalau mas gak ketemu Clara mungkin kamu gak akan kayak gini,” kata Ali yang merasa bersalah.

Prilly menggeleng, “nggak mas, bukan salah mas …” lirihnya.

“Kamu istirahat dulu ya sayang, kata dokter kamu jangan terlalu banyak pikiran tensi kamu sempet naik waktu di cek, bahaya banget buat kamu sama anak kita sayang,” kata Ali yang diangguki Prilly.

“Kakak sama papi yuk, maminya biar istirahat dulu,” ucap Ali. 

Namun Alva menggeleng, “kakak mau cama mami!” katanya.

“Gapapa mas, kasian Alva,” kata Prilly.

oOo

Semenjak kepulangan Prilly dari rumah sakit, Ali memperhatikan Prilly yang selalu banyak melamun. Entah apa yang dipikirkan Prilly, Ali pun melihat Prilly yang sedang duduk sambil menatap jendela.

Ali langsung menghampirinya istrinya mengusap kepalanya, “sayang,” Prilly agak terkejut menatap Ali, “mas cariin kamu, taunya disini,” ucapnya dan Prilly hanya tersenyum.

“Kamu ada masalah apa? Akhir-akhir mas selalu liat kamu melamun terus?” tanya Ali.

“Nggak kok mas gak ada apa-apa,” jawab Prilly.

“Sayang, mas tau kamu pasti bilang gitu biar mas gak khawatir kan? Kita udah janji lho ketika ada masalah apapun kita harus saling terbuka,” ungkap Ali pada Prilly.

Prilly pun menghela nafasnya pelan sebelum bercerita, “mas …”

“Iya sayang kenapa? Cerita aja.”

“Aku mimpi buruk lagi …”

“Mimpi buruk apa?”

“Aku kehilangan calon anak kita,” kata Prilly dan Ali tetap mendengarkan Prilly, “mas juga pergi sama Alva ninggalin aku karena kecelakaan dan … kalian semua meninggal … aku sendirian,” lanjut Prilly yang akhirnya menangis, “aku takut mas …” 

Ali langsung mendekap tubuh Prilly dan mengusap punggungnya supaya tenang, “mas ada disini, gak akan kemana-mana sayang.”

“Aku—aku takut kalian semua pergi ninggalin aku … aku gak mau kehilangan kalian, aku sayang kalian …”

“Mas sama Alva sayang sama kamu kok, mas gak akan ninggalin kamu, Alva sama anak kita ini,” Ali mengelus perut Prilly, “mas sayang kalian semua, itu cuman mimpi sayang. Kita akan tetap sama-sama kok,” Ali pun menangkup wajah Prilly dan menghapus air matanya.

Prilly masih tetap menangis menatap Ali, “mas jangan pergi ya, aku cinta sama mas …”

Ali mengangguk sambil tersenyum, “iya sayang, mas juga cinta sama kamu, cinta sama anak-anak,” lanjut Ali lalu mengecup kening Prilly, “udah ya, mas gak bisa liat kamu sedih kayak gini. Mas pengen liat kamu bahagia sayang. Nanti anak kita jadi ikut sedih kalau maminya nangis gini. Senyum ya sayang.”

Prilly pun tersenyum menatap Ali dan Ali pun ikut tersenyum melihat Prilly, “nah, gitu dong. Mas jadi gak khawatir lagi sama kamu.” kata Ali, “kamu mau apa? Lapar gak?” 

“Aku mau mas selalu ada di samping aku.”

•••••

“Mami!” Alva mencari-cari keberadaan Prilly, “mami dimana?” 

“Mami disini sayang,” kata Prilly yang keluar dari ruangan kerja Ali. Alva pun langsung menghampiri Prilly.

“Mami jangan tinggalin kakak Apa lagi,” kata Alva yang memeluk Prilly.

Prilly hanya tersenyum, “nggak sayang, mami gak akan kemana-mana kok.”

“Mami, kapan kakak Apa bica liat adik?” tanya Alva.

“Sebentar lagi adik lahir,” jawab Prilly.

“Kenapa gak cekalang aja adik lahirnya? Biar mami ndak berat bawa adik kakak Apa,” kata Alva.

“Kan belum waktunya sayang, kalau udah waktunya nanti juga adik kakak lahir,” ujar Prilly.

“Mami kakak Apa mau mie,” kata Alva.

“Mau mie apa kak?” tanya Prilly.

“Mau mie goyeng pake telul,” jawab Alva.

“Yaudah mami bikinin ya,” kata Prilly.

“Kakak ikut mi, mau liat mami,” kata Alva yang memegang tangan Prilly.

“Iya sayang ayo.”











Kaget gak? Kaget lah masa nggak 😅

Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

•Tbc•

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang