Bagian 1: Dua Kelahiran

439 34 0
                                    

Kisah ini terjadi di tanah Jawa Dwipa. Ketika hutan masih sangat misterius dan gunung-gunung dijaga oleh para jin. Dimana pulau Jawa terbagi manjadi tujuh kerajaan, namun menjadi satu negara dibawah naungan Pengging. (Seperti Majapahit yang punya banyak negeri bawahan pada masa yang akan datang). Dengan raja tertingginya, Damar Maya, bergelar Baginda Raja Tujuh Kerajaan dan Pelindung Tanah Jawa. Tujuh kerajaan itu masing-masing juga dipimpin oleh Prabu sakti mandraguna, salah satunya adalah Prabu Baka dari Prambanan.

Prambanan memang lebih kecil dari enam kerajaan lainnya, tapi kerajaan ini yang paling kaya, yang paling subur, dan yang paling bandel. Semuanya berawal dari Prabu terdahulu, Prabu Kendil, yang hanya punya satu putri. Berdasarkan tradisi, wanita tidak dapat menjadi Prabu. Ada ramalan kuno mengatakan, "Akan ada seorang bidadari turun dari Kahyangan yang akan mengguncang tatanan Jawa hanya karena cintanya pada seorang pemuda." Karena itu wanita punya banyak batasan. Tapi Prabu Kendil tetap tidak ingin darah keturunannya putus untuk memerintah Prambanan, karena itu dia menikahkan putrinya dengan orang yang kesaktiannya melebihi prabu-prabu di Tujuh Kerajaan.

Orang itu adalah Baka yang masih keturunan raksasa dari hutan di ujung timur Jawa. Dia juga mempunyai seekor naga yang menjadi pelindungnya. Walau dia adalah keturunan raksasa yang buruk rupa, tapi dia sangatlah baik. Karena kebaikannya itulah sang Puteri jatuh cinta padanya. Setelah Prabu Kendil mangkat dan Baka menikahi puterinya, Prambanan menjadi kerajaan yang makmur dan disegani.

Raja Damar Maya menjadi takut kalau kerajaan bawahannya itu menjadi lebih jaya dari Pengging sendiri dan menggoyangkan kestabilan Tujuh Kerajaan. Itu seperti titik awal dari ramalan kuno yang dipercayai banyak orang. Bukan hanya mengangkat wanita menjadi Prabu, tapi seorang raksasa juga duduk di tahta yang sama. Itu seperti noda yang harus dibersihkan. Damar Naya pun memikirkan siasat licik.

***

Malam itu indah, bulan purnama bersinar terang dan Prambanan sedang bersuka ria. Pesta besar yang dihadiri empat Prabu dari kerajaan-kerajaan tetangga yaitu Adya, Asokara, Wichi, dan Kah, guna menyambut kelahiran Puteri Prambanan, Roro Jonggrang. Karaton saat itu amat sangat meriah. Bunyi gamelan tiada henti, perjamuan mewah dengan arak, dan tarian kerajaan untuk menghibur para tamu undangan.

Di tengah pesta itu, Permaisuri dari kerajaan Kah melancarkan perintah Raja Damar Maya. Dia menaruh racun ular ke gelas isteri Baka. Ketika sang Puteri meneguk minumannya, seketika dia ambruk dan tewas. Tapi dalam maut dia mengucapkan mantra kutukan, "Barang siapa yang menaruh racun di gelasnya, dia akan berubah menjadi manusia ular. Dan semua keturunannya kelak akan mati karena racunnya sendiri."

Aula hening. Gamelan berhenti berbunyi. Orang-orang menatap Prabu Baka yang menangis memeluk tubuh isterinya. Hanya tangis bayi Roro Jonggrang menggema.

Mendengar kutukan itu Permaisuri Kah gemetar. Tiba-tiba sekujur tubuhnya panas, dia mulai berteriak dan mencakar kulitnya sendiri seperti orang gila hingga merobek kebaya indahnya. Kulitnya mulai ditumbuhi sisik, giginya memanjang membentuk taring dan matanya berubah kuning seperti reptil. Dia terus meronta.

Kutukan sang Puteri terjadi di depan mata. Instan. Prabu Baka murka, tubuhnya membesar hingga dua kali lipat pria dewasa, giginya menajam, kulitnya berubah kemerahan, dan sepasang tanduk muncul megah di kepalanya. Dia mengeluarkan keris saktinya, lalu menyerang Permaisuri Kah.

Prabu Kah tak tinggal diam. Dia menangkis serangan Baka dan melindungi isterinya. Perkelahian pun terjadi. Aula perjamuan itu berubah manjadi medan tempur. Sementara itu Permaisuri dari Kah masih meronta, kedua kakinya menyatu dan berubah menjadi ekor ular sepanjang lima meter. Dia makin histeris saat menyadari dirinya berubah menjadi makhluk buas yang buruk rupa. Akhirnya dia kabur dari pesta, terus keluar kota, dia merayap menuju hutan Timur yang tak terjamah.

The Legend of PrambananWhere stories live. Discover now