22.

316 27 10
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈  ୨୧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







୨୧  ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





Harfian terus dinasihati oleh Senja hingga tidak terasa malam akan tiba.

"Pokoknya Fian harus berani melawan mereka!" saran Senja dengan tegas dan serius, yang membuat Harfian mengangguk

"Terimakasih Senja sudah mau dengerin ceritanya Fian—Fian jadi lumayan tenang..." Harfian tersenyum manis menatap kearah Senja.

"Sama-sama Fian! Tetap semangat, kalau Fian Enggak ada teman cerita....Fian ke taman ini saja, pasti bakal ada Senja yang bakal jadi teman cerita Fian kok!" ucap Senja sembari membalas senyuman manis dan menatap Pemuda yang ada di hadapannya.

"Sampai Jumpa Harfian!" Senja melambaikan tangannya lalu tersenyum manis lagi.

"Dadah!"

Mereka pun pulang dengan k arah yang berbeda.

'Pokoknya Fian harus berani melawan mereka...'

Semenjak Senja mengatakan seperti itu, Harfian terus teringat dengan kata-katanya, apakah ia benar-benar harus melawan?

"Kamu nggak boleh takut Fian..." gumam Harfian kepada dirinya sendiri.

"Nggak boleh takut...nggak boleh takut..."



~o0OO0o~



"Kemana anak itu?" tanya Ayah kepada Mahesa yang sedang menonton Tv.

"Nggak tahu Yah." Mahesa menjawab lalu menggelengkan kepalanya.

"Palingan diculik orang." komentar Delvin melewati Ruang Tv.

Mahesa dan Ayah menoleh kearah Delvin.

"Ayah harap seperti itu..." balas Ayah dengan senyuman tipisnya.

Mahesa tampak terdiam mematung, entah lah ia mendengarnya agak tersinggung?

"Bagus deh." timpal Mahesa secara tidak sadar, tetapi Sang Ayah malah tersenyum kepada Mahesa.

"Harfian pulang..."

Ayah yang Awalnya tersenyum kini kembali tidak tersenyum, raut wajahnya berubah seketika.

Promise✔️Where stories live. Discover now