13.

311 31 0
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








୨୧ ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





Hari sudah mulai malam, jalanan kembali macet karena semua orang pada pulang kerja.

"Bro, kita pulang duluan ya." pamit Mahesa kepada teman-temannya.

"Iya, hati-hati di jalan~" balas salah satu teman Mahesa dan Areksa.

"Malah nyanyi." ucap Areksa lalu pergi lebih dahulu dari pada Mahesa, sedangkan Mahesa hanya cekikikan.

"Macet banget." celetuk Areksa kesal, seharusnya mereka pulang sore saja agar tidak terjebak macet.

"Sabar napa, nikmatin aja."

"Iyain."

Singkat cerita mereka sudah sampai di depan rumah dengan selamat, dan ternyata Ayah dan Bunda belum pulang, jadinya mereka bisa langsung ke kamar.

Ceklek.

"Mahesa/Areksa pulang." sahut mereka berdua, tetapi anehnya Sang adik yang biasa menunggu mereka pulang diruang tengah tidak ada.

"Loh tumben nggak ada Fian." gumam Areksa, ia pun ke atas untuk melihat Adiknya.

Ceklek.

"Harfi-an...." Areksa begitu terkejut saat melihat kondisi Adiknya, banyak darah kering di dahinya dan juga banyak luka lebam ditangan serta tubuhnya, sungguh Areksa tidak terima Adiknya seperti ini.

"Kenapa Sa—"

Areksa menghampiri Harfian dan diikuti oleh Mahesa yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Obatin Fian, gue mau keluar dulu." ucap Areksa tenang, Mahesa pun menurut, ia langsung mengambil kotak obat yang tersedia di kamar Harfian.

Sementara Areksa, dirinya melangkah ke arah kamar Kakak pertamanya, Yohan.

Ceklek
Brukh

Pintu terbuka dengan keras sehingga pemilik kamar terkejut, Areksa tanpa berbicara apapun langsung menghampiri Yohan.

PLAK'

"Apa-apaan kamu Nampar kakak?!" teriak Yohan tidak terima, seharusnya Areksa datang langsung salim tetapi malah kebalikannya, ia malah mendapatkan tamparan keras dari Areksa adiknya.

Promise✔️Where stories live. Discover now