09.

336 34 8
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.







୨୧ ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





Beberapa hari setelah mereka pergi ke Festival Malam, tiba-tiba saja Delvin jatuh sakit, untung saja hanya demam.

Saat Yohan mengetahui Delvin sakit, ia jadi lebih sering pulang cepat dari pada Mahesa, Areksa dan Harfian.

Semakin hari pun Mahesa, Areksa dan Harfian pun menjadi jarang dekat bersama Kakak pertamanya itu, karena setiap mereka ingin mendekat pasti sudah didahulukan oleh Delvin, dan mereka lebih memilih diam saja, tidak mau menjadi masalah besar.

Hari sudah mulai sore, Langit pun menjadi mendung yang menandakan Hujan besar akan datang, dan angin pun sangat kencang sekali.

"Huft...bosan." Harfian kini sedang tiduran di kasurnya, ia tidak ada teman main sama sekali, karena semenjak Delvin demam kemarin Yohan jadi lebih sering bermain dengan Delvin.

"Ke kamar Kak Yohan saja deh..." Harfian pun berdiri lalu berjalan menuju kamar Yohan.

Ceklek.

Saat Harfian membuka pintu, disana tidak ada siapa-siapa, dan itu membuat Harfian bingung biasanya Yohan lebih sering di kamar.

"Eh adek, kenapa?" tanya Yohan dari belakang Harfian.

"Eh—Kak Yohan main sama Fian yuk!" ajak Harfian.

"Maaf yaa, Kak Yohan harus ngurus Delvin dulu, karna kan Bunda sama Ayah lagi pergi sampai besok...entar pagi Ayah sama Bunda pulang kok." balas Yohan merasa bersalah.

Harfian yang awalnya semangat kini menjadi tidak semangat lagi.

"Harfian ngerti kok..." Harfian langsung berjalan menuju kamar Areksa.

"Maaf dek." gumam Yohan sembari melihat kepergian Harfian.

Tok
Tok
Tok

"Siapa?" tanya Areksa dari dalam kamar.

"Fian."

"Masuk."

Ceklek.

"Eh—ada Kak Mahesa juga." ujar Harfian lalu duduk disebelah Mahesa.

Promise✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora