01. Pengkhianatan

225 23 33
                                    

Vio menggeleng keras. Ia mendorong keras dada bidang pemuda itu berharap pemuda itu mau menjauh darinya. Vio tak nyaman dengan posisi seperti ini. Bagaimana tidak, lelaki itu menindihnya hingga kini tubuhnya dengan Kelvin saling berhimpitan. Ah sial! seharusnya ia tak memasuki club malam ini. Memang yang paling benar hanyalah di rumah membaca novel ataupun menonton drakor. Bagaimana pun juga ini salahnya karena sudah berani menginjakkan kakinya ke tempat haram itu.

Air matanya luruh begitu saja ketika pemuda itu mulai menekan tenguknya dan mencumbuinya dengan rakus. Ia benar-benar sudah tak suci lagi. Ia sudah kotor.

Tubuh yang semula ia jaga untuk suaminya seorang kini sudah kotor. Dan mungkin, setelah ini dirinya akan dibuang begitu saja oleh lelaki brengsek ini.

"Stop! are you stupid?!" sarkas Vio meskipun dengan suara bergetar. Namun, tak dapat dipungkiri jika dirinya begitu marah, kesal, sedih, muak semuanya bercampur menjadi satu.

Sebenarnya ketika sedari awal dirinya direndahkan, ia sangatlah marah.

Sudah berapa lamanya pemuda itu menyetubuhinya hingga memasukkan burungnya ke dalam sangkar. Ia benar-benar merasa tubuhnya seakan terbelah menjadi dua. Satu kata yang menggambarkannya saat ini. Sakit, sangat sakit!

"Udah hiks ... sakit," lirih Vio merata mencengkram bahu lelaki itu hingga tanpa ia sadari kuku tajamnya menancap sempurna di bahu Kelvin.

"Oh shit!"

Kelvin mengumpat kasar tatkala merasa milik Vio benar-benar sempit. Ia melirik sekilas ke bawah. Di sprei itu terdapat bercak darah berasal dari gadis itu. Itu artinya Vio masih perawan. Ia benar-benar merasa jadi lelaki brengsek yang tega merenggut mahkota gadis selucu Vio. Namun, tak dapat dipungkiri jika dirinya sangat senang ketika bisa merasakan bercinta dengan seorang gadis yang masih perawan, dan ia senang bisa memasuki Vio untuk yang pertama kalinya.

Sebenarnya ia hanya iseng memasuki club malam itu. Ia sedang menenangkan pikirannya lantaran banyak sekali masalah yang menimpanya. Sebelumnya dirinya tidak pernah menyewa jalang sekalipun, ia pun tak pernah bercinta dengan gadis manapun. Bagaimana tidak, selama ini dirinya sangat anti dengan yang namanya wanita. Namun, tenang saja dirinya ini bukan gay. Ia masih normal.

"Ah shit! Enak banget!" lirih Kelvin. Sedangkan Vio semakin menangis kencang. Ia menangisi dirinya yang kotor dan benar-benar sudah tak lagi perawan.

Bahkan kini Vio tak berani untuk sekedar menatap mata elang ciri khas lelaki itu.

"ARGH FUCK! Mulai sekarang lo milik gue!" erang Kelvin masih dengan menyetubuhi Vio.

Vio hanya bisa menangis dan memberontak di bawah kukungan Kelvin.

***

"Mulai sekarang lo milik gue! Jangan biarin tubuh lo disentuh orang lain kecuali gue, ngerti!" tegas Kelvin setelah selesai menyetubuhi Vio hingga gadis, ralat! hingga wanita itu lemas. Tentunya Kelvin tak mengeluarkannya di dalam rahim Vio.

Vio hanya bisa diam karena bingung harus menjawab apa.

"Lo tuli? lo ngerti gak?! Jawab!" bentak Kelvin membuat nyali Vio seketika menciut.

Vio menatap Kelvin takut-takut lalu mengangguk patuh. "I-iya."

"Dan mulai sekarang setiap malam harus temenin gue tidur ngerti?!"

Lagi-lagi Vio hanya bisa mengangguk. Ia hanya tak mau dibentak lagi. Jujur saja, dirinya tak suka dibentak.

Kelvin meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu mulai berkutat dengan ponselnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KELVINWhere stories live. Discover now