3 = terpikirkan.

41 6 0
                                    

"Mulai besok, kamu sudah bisa bekerja di Kedai Kopi ini, dan ingat kamu memiliki dua shift. Shift pertama mulai dari jam delapan pagi hingga jam dua siang, dan shift kedua mulai dari jam dua siang hingga jam delapan malam. Gimana? Apa kamu keberatan?"

Dengan rasa percaya dirinya,
"Tidak ada pak,"

"Baik, dan untuk masa training kamu disini selama tujuh hari ya, Taehyung."

Taehyung mengangguk paham, "Baik, Pak."

"Selamat bergabung, Kim Taehyung."







Tidak peduli jika harus pulang bertepatan dengan jam masuk kuliah yang bersamaan, karena saat ini masih dalam keadaan daring, Taehyung bisa memanfaatkan hal tersebut. Hanya hadir dari layar ponselnya saja itu sudah cukup, dan dalam perjalanannya pulang juga dia bisa sekalian menyimak pelajarannya itu.















Klek! terdengar suara pintu rumah terbuka, dan menampilkan Taehyung yang baru saja tiba dari urusan pentingnya.

Terlihat kedua tangan Taehyung sedang membawa dua kantung berisi makan dan minuman untuk mereka santap malam ini.

"Yuji, Kakak pulang" ucapnya dengan nada sedikit keras agar Yuji mendengar suaranya dari dalam kamar.

Yuji yang mendengar suara Taehyung itu langsung keluar dari kamar dan melangkah cepat menghampirinya.

"Kakak darimana saja? Aku tidak bisa berhenti berfikir sedari tadi," ucap Yuji tanpa memikirkan Taehyung yang membawakannya makanan.

"Berfikir tentang apa?" sahut Taehyung sembari berjalan masuk lalu menaruh dua kantung tersebut ke atas meja.

"Berfikir tentang kakak. Kenapa kakak memakai pakaian seperti itu? Kakak habis melakukan interview pekerjaan, yah?" ucap Yuji dengan pertanyaannya sembari melangkah pelan menghampiri Taehyung di meja makan.

Taehyung menjawab pertanyaan Yuji dengan anggukan kecil, membuat Adiknya itu menatapnya dengan wajah yang bingung.

"Kakak habis interview pekerjaan?!"

Taehyung mengangguk lagi,

"Lalu, bagaimana nasib pekerjaan kakak sebagai pegawai SPBU?"

Taehyung mengambil sebungkus sate dari dalam salah satu kantung yang ia bawa tadi,

"Kakak sudah resign dari SPBU," dan tak lupa untuk membalas pertanyaan adiknya.

"Resign?! Lalu bagaimana dengan interview pekerjaan tadi? Kakak lolos 'kan?" tanya Yuji dengan nada gugupnya.

Taehyung memasang wajah murung, di ikuti Yuji yang juga memasang wajah murung. Nampaknya terlihat sekali Adiknya yang merasa kecewa.

"Lolos dong, Hahaha!"

Mendengar itu wajah Yuji langsung berubah menjadi kesal dengan tatapan sinis serta bibir yang memoncong.

"IH KAKAAAK! JAIL BANGET SIH?!"

Taehyung yang mendapat omelan dari adiknya itu justru makin merasa senang. Pasalnya memang Taehyung suka menjahili Yuji agar merasa kesal kepadanya.

"Huh! Aku ngambek sama kakak!" Ucapnya sembari melipat kedua tangannya.

Taehyung menyeringai lalu mengacak-acak rambut Yuji karena merasa gemas pada Adiknya itu.

Perlakuan tersebut membuat Yuji tambah kesal, pasalnya ia sudah mencatok rambutnya selama dua jam saat dia pulang sekolah tadi, dan kini rambutnya malah di acak-acak karena ulah Kakaknya.

Taehyung langsung merogoh saku dalam Jacket-nya dan mengeluarkan satu buah buku Novel baru untuk Yuji yang sempat ia beli tadi dalam perjalanan pulang. Taehyung menaruh Novel itu di atas meja tepat dimana Yuji menduduki kursinya.

Melihat itu, wajah Yuji yang tadinya kesal kini berubah menjadi senang. Novel baru? tentu Yuji dengan ikhlas menerimanya.

"Ini Novel tentang apa Kak?" ucapnya sembari melihat-lihat cover depan dan belakang Novel yang dia pegang itu.

"Aku Milikmu," ucap Yuji ketika membawa judul Novel yang sedang dia pegang. "Ini pasti tentang percintaan ya Kak?" tanyanya pada Taehyung yang sedang mengunyah setusuk sate dengan lahap.

"Ihh, Kakaaaaak!"






VERSATILE MAN







Tepat pada pukul jam delapan malam, Jennie mulai merebahkan tubuhnya pada kasur. Melepaskan penat dari tubuhnya setelah menjalani aktivitas kerjanya selama seharian. Dirinya rela lembur untuk menyelesaikannya pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tertunda.

"Hari ini begitu panjang untukmu, Jennie. Sudah saatnya untuk beristirahat sejenak sampai pagi hari agar kembali bugar." gumamnya lalu menghela nafasnya dengan kasar.

Clek! Jennie langsung mematikan lampu di sebelah kasurnya agar dirinya bisa tenang saat tertidur nanti. Karena riset yang sudah dia baca, tidur dengan lampu yang mati, itu bisa membuat tubuhnya menjadi rileks.

dan benar saja, hal itu sudah Jennie lakukan setiap harinya ketika hendak ingin tidur mengistirahatkan tubuhnya walaupun hanya sejenak.

Namun saat dirinya hampir memasuki fase mimpi, tiba-tiba saja handphone yang berada di dekatnya itu bergetar lalu mengeluarkan suara nada dering, memberitahu ada satu notifikasi telfon masuk.

"Argh! Siapa sih? Mengganggu saja!"

Clek! Dia menyalakan lampu kamarnya kembali. Lalu mengangkat panggilan telfon itu dengan cepat,

"Ada apa, Chaeryeong?"

"E—Anu, M-Maaf bila telfon saya mengganggu aktivitas Ibuk Jennie," ucap Chaeryeong yang tidak langsung pada intinya. Hal itu membuat Jennie menjadi semakin kesal yang terlihat pada raut wajahnya.

"Langsung pada intinya, Chaeryeong. Ada apa kamu menelfon saya?" ucap Jennie dengan tegas.

"S-Saya hanya ingin memastikan bahwa Ibuk Jennie sudah sampai pada kediaman dengan selamat. K-Karena tadi saat hendak pulang, saya melihat raut wajah Ibuk terlihat sangat lesu, k-karena itu saya sangat khawatir dengan keadaan Ibuk Jennie. Namun karena sudah sampai, saya sangat lega mendengarnya." ucap Chaeryeong dengan panjang lebar.

Membuat Jennie mengurut pelipisnya dengan kasar, entah dia harus bersyukur atau kesal.

Bersyukur karena masih ada yang peduli dengan keadaannya, serta kesal karena ini benar-benar mengganggu waktunya untuk beristirahat.

"Ibuk? Ibuk baik-baik saja 'kan?"

Menyadari Chaeryeong masih berada dalam panggilannya serta memanggil namanya, Jennie langsung menghela nafasnya pelan.

"Ya, Chaeryeong. Saya baik-baik saja, terimakasih karena kamu sudah khawatir lalu menanyakan keadaan saya lewat telfon." ucap Jennie dengan lembut agar tidak membuat Chaeryeong merasa tersinggung.

"Baik, Buk. Kalau ada keperluan apapun yang sangat genting, saya siap bantu kapanpun itu!" ucap Chaeryeong dengan semangat.

"Ya baiklah, lebih baik kamu istirahat, Chaeryeong. Besok saya mau lihat kamu berada di kantor dengan semangat yang kamu perlihatkan pada saya seperti malam ini." ucap Jennie yang membuat Chaeryeong tersenyum lebar dibalik telfonnya.

"Baik, Buk. Selamat malam dan sampai jumpa esok di kantor,"

"Selamat malam, Chaeryeong,"

Tut!

Jennie melempar handphonenya ke sembarang arah,

"Ada-ada saja."

VERSATILE MAN | TAENNIEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu