Chapter 18

163 29 2
                                    

"Tunggu sebentar Minho, aku ambilkan sesuatu"

"Jisung-"
Baru saja Minho ingin menolaknya, tapi Jisung sudah berlari masuk kedalam rumahnya.

Padahal Minho tidak ingin menyusahkan Jisung lagi. Tapi tidak mungkin juga kan kalau Minho sekarang berjalan pergi dan meninggalkan Jisung begitu saja?

Tapi tak perlu Minho tunggu lama, akhirnya Jisung pun keluar dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Mana tangan mu?"
Ucap Jisung sambil mengulurkan tangan nya pada Minho.

Minho pun mengeluarkan tangannya dan menaruh tangannya diatas telapak tangan Jisung.

Dengan telaten, Jisung pun menuangkan sedikit obat luka dan menempelkan sebuah plaster pada luka Minho.

"Sudah, silahkan pulang Minho-ssi. Terima kasih dan maafkan aku, kau jadi kerepotan"
Ucap Jisung sambil menundukkan tubuhnya.

"Tidak², harusnya aku yang mengucapkan itu Jisung-ah. Aku benar² maaf tentang masalah tadi"
Minho pun mengambil tangan Jisung dan memberikan kecupan kecil di belakang tangan Jisung.

"Aku pulang yah, terima kasih untuk hari ini"
Minho pun menutup jendela nya dan meninggalkan Jisung berdiri dengan bingung.

"Heh?"
Jisung masih terdiam dengan tangan yang masih berada di depan dada nya.

"WAH. Sepertinya Minho dapat membuat ku gila kalau begini terus"
































Setelah mengantar Jisung, Minho juga kembali ke rumahnya. Sekarang sudah melewati pukul 11 malam dan Minho berharap saat ia pulang nanti ibu nya sudah tertidur.

"Pasti ibu sudah tau tentang kejadian yang tadi. Semoga dia membahas nya besok pagi saja"








"Minho-ya, apa yang terjadi? Apa info yang ibu dapat ini benar?"
Dan harapan Minho tidak terkabulkan. Sekarang ibu nya sedang menunggu Minho di ruang tamu mereka.

Minho memang tidak berniat untuk membohongi ibu nya. Dia memang bukan tipikal orang yang suka berbohong jika menurutnya dia tidak melakukan sebuah kesalahan.

"Ada seorang pria sekitar 40 tahunan menyentuh kekasih ku"
Ucap Minho sambil melepas dasi dan jas nya.

"Ah jadi benar kau ada membawa kekasihmu. Apakah benar kalau kekasih mu itu seorang pria?"
Mina pun berjalan mendekati Minho.

"Orang itu hanyalah seseorang yang ku bayar untuk menjadi kekasihku ibu. Jika kau bertanya kenapa aku tidak mencari seorang perempuan, aku malas untuk mencari², jadi aku pakai saja yang ada"
Ucap Minho sambil berjalan menuju sofa didekatnya.

"Tidak Minho-ya, aku tidak mempermasalahkan pasanganmu itu laki² atau perempuan"
Mina pun mengikuti Minho dan duduk didekatnya.

"Aku sebenarnya sudah senang kau memiliki seorang pasangan, walaupun pasangan mu seorang pria. Tapi ternyata semua itu hanya gimmick mu saja"
Ucap Mina dengan raut kekecewaan di wajahnya.

Minho tentu menyadari perubahan raut wajah ibu nya. Dan sepertinya ibu nya sedang banyak pikiran.
"Ada apa ibu? Apa kau takut aku akan dituntut?"

"Bukan Minho, ibu tidak mempermasalahkan hal itu. Kalau memang kau dituntut olehnya, kita laporkan balik dengan tuduhan pelecehan, iya kan?"
Ucap Mina dengan lembut.

"Yang ibu pikirkan sekarang, kau sudah tidak muda lagi Minho-ya. Carilah kebahagiaan mu, carilah pasangan untuk menemani mu"
Minho sedang tidak terlalu mendengarkan apa ucapan ibu nya.

Date For Debt (Minsung)Where stories live. Discover now