Chapter 7

154 22 0
                                    

‌Keesokan harinya, Jisung pun mengajak Hyunjin untuk bertemu dengannya di kafe tempat langganan mereka biasa.

Sudah sangat jelas, kalau tujuan Jisung mengajak Hyunjin bertemu adalah untuk menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada Jisung.

"APAA?!!!!!"
Teriak Hyunjin yang dimana menarik semua perhatian orang di kafe dan menatapnya.

"Shhhh"
Jisung mencoba untuk menenangkan Hyunjin agar ia tidak menciptakan "drama" di kafe tersebut.

"Jadi selain kau merusak barang² nya,  pria itu juga ternyata adalah pria yang kau marahi dijalan waktu itu?"

"Ya, seperti itulah yang sedang terjadi"
Ternampak raut yang amat kecewa dan sedih di wajah Jisung sekarang.

"Wah, mengapa dunia ini sempit sekali"
Jisung masih tertunduk diam tidak merespon Hyunjin.

Tiba² saja Hyunjin pun menepuk tangan kanan Jisung cukup kencang.

"Aish, apa yang kau lakukan bodoh"
Jisung tentu marah, untuk apa Hyunjin membuatnya terkejut seperti itu kan?

"Han Jisung-ah, kenapa kau bisa seceroboh itu. Sudah tau kau tidak bekerja, masih saja mencari masalah seperti ini"
Hyunjin pun sekarang sedang menekan² pelipis kepalanya karena temannya yang satu ini.

"Apakah aku yang ingin untuk menjadi seorang pengangguran? Apakah aku yang mau untuk semua hal ini terjadi? Tidak Hyunjin, aku juga sekarang sedang mencari jalan untuk semua ini"

Jisung dan Hyunjin terhening dan saling melamun membayangkan betapa beratnya kasus ini.

Diantara sela² mereka melamun, tiba² saja handphone Jisung pun berdering dan menampilkan sebuah nomor yang tidak ia kenali.

"Siapa ini? Harus kah ku jawab?"
Tanya Jisung pada Hyunjin sambil menunjukkan layar HP nya.

"Angkat saja, siapa tau kau memenangkan lotre dan dapat membayar semua hutang mu kan?"
Jisung pun hanya berdecak untuk merespon Hyunjin.

"Halo?"
Jisung pun masih menunggu suara lawan bicaranya itu.

"Halo, Han Jisung?"

"I-iya?"
Jisung merasa sedikit familiar dengan suara pria tersebut dan seharusnya ia langsung mengingat pria ini jika dia sudah mendengar permintaan dari pria itu.

"Kau datang ke kantor ku sekarang, ku tunggu di ruang kerja ku yang biasa, segera"
Belum direspon Jisung, pria tersebut pun sudah mematikan panggilan tersebut.

"Eh? EH?!"
Jisung pun meletak kan HP nya di meja didepannya itu, dia masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi.

"Sudah? Tidak ada penjelasan yang lain? Itu saja? Kita bahkan tidak menelfon lebih dari 10 detik. Wah, pria ini"
Jisung pun mengoceh sendiri di kursinya, benar² terlihat sekesal apa Jisung sekarang.

"Kau lihat kan seberapa sialan nya orang ini? Haish, hah"

"Merepotkan sekali sepertinya Lee Minho ini, sana cepat jalan, jangan sampai dia bertambah marah pada mu Sung"

Mereka berdua pun akhirnya bersiap² dan berpisah sebelum akhirnya Jisung pun bergegas menuju kantor pria Lee Minho tersebut.




























Sesaat Jisung sampai, Jisung langsung bergegas naik dan menuju ruang kerja Minho. Oh iya, untuk sekarang, Jisung sudah mempunyai akses untuk memasuki kantor perusahaan Minho karena Seungmin sudah memberinya akses waktu mereka pertama kali bertemu.

Jisung pun mengetuk pintu terlebih dahulu dan menunggu respon Minho dari balik pintu tersebut. Setelah Minho merespon, Jisung pun membuka pintu ruangan tersebut secara perlahan.

"Permisi pak"
Jisung masuk ke ruangan tersebut seakan dia adalah seorang pekerja di perusahaan ini.

"Han Jisung, seperti yang kemarin kita sepakati, kau harus membantu saya dengan jasa mu bukan?"
Baru sempat Jisung menutup pintu, Minho sudah langsung menghujani nya dengan sebuah pertanyaan.

"A-ah iya"
Jawab Jisung.

"Baiklah, kalau begitu, sekarang tolong belikan saya makan, karena sebentar lagi adalah waktu makan siang"

"H-hah?"
Jisung sebenarnya cukup kagum dengan Minho, dia selalu dapat berhasil membuatnya kebingungan dan terdiam di setiap saat.

"1 porsi topokki pedas, tambahkan 1 telur, perbanyak odengnya, jangan pakai wijen. 1 porsi sundae jangan pakai hati, perbanyak sausnya. 1 porsi kimbap original, jangan pakai timun, jangan pakai wijen, dipotong lebih kecil. Dan 1 diet coke ukuran kecil, yang dingin, tapi jangan terlalu dingin"
Tanpa adanya persiapan, Minho tiba² saja langsung membacakan pesanannya.

"Cepat, aku ingin makanan itu sampai bersamaan dengan waktu makan siang"
Tanpa basa basi lagi, Jisung pun kembali keluar dari ruangan tersebut dan langsung bergegas mencari kedai topokki terdekat.

"Iihhhhh, dasar manusia gila, sialan, ahhhh, benci sekali aku dengan Lee Minho"

















Tak lama kemudian Jisung pun kembali dengan pesanan Minho tadi.

"Tadi saya kan sudah bilang, jangan menggunakan timun di kimbap nya"
Ucap Minho sambil menunjukkan isi kimbap nya.

"Kau yang makan ini, kembali belikan saya yang baru"
Gawat, uang Jisung hanya tersisa sedikit.

"Ah maaf pak tapi-"

"Cepat, saya bukan orang yang sabaran untuk menunggu"
Minho bahkan tidak menatap wajah Jisung sama sekali sekarang disaat ia menyuruh Jisung.

"Ini baru hari pertama kan? Kenapa dia sudah sangat cerewet, bagaimana dengan kedepannya? Haish"



















Setelah kembali dengan pesanan kimbap yang benar, akhirnya Jisung pun dapat beristirahat sejenak. Dengan cuaca yang panas dan berlari² an, Jisung benar² lelah sekarang.

Disaat Jisung keluar dari ruangan Minho, tiba² saja Jeongin datang menghampiri Jisung dengan sebuah amplop ditangannya.

"Eh, Iyen-ah, ada apa?"
Jisung langsung mengganti raut wajahnya dari cemberut menjadi tersenyum.

"Ah hyung-ah, aku sangat meminta maaf atas kejadian waktu itu. Karena aku kau harus melewati semua ini, sebagai tanda permintaan maaf aku akan membantu mu sedikit hyung"
Jeongin pun memberikan amplop kecil tersebut ketangan Jisung.

"H-hah, tidak usah Iyen-ah, tidak apa sungguh, ini semua adalah kecerobohan ku"
Jeongin pun menggeleng² kan kepalanya.

"Tidak hyung, kalau aku tidak meminta tolong pada aku malam itu, pasti semua ini tidak terjadi. Aku sedari tadi sudah melihat hyung berbolak balik dari ruangan sajang-nim, aku jujur sangat merasa kasihan pada hyung. Jadi ini aku ada sedikit permintaan maaf pada mu hyung"
Jeongin pun membungkuk kecil pada Jisung dan tanpa memperdulikan jawaban Jisung, dia langsung berputar balik dan kembali ke meja kerja nya.













-Date For Debt-

Date For Debt (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang