Chapter 4

171 24 0
                                    

Minggu, 23 Juli, 2 hari setelah insiden Jisung di kantor tempat Jeongin bekerja.

Seperti hari kemarin, Minho kembali datang ke kantornya untuk melihat rekaman CCTV di ruangan nya. Tapi hari ini ia datang bersama Seungmin. Bisa jadi Seungmin dapat membantunya menyelesaikan masalah ini.

"Sial, Yang Jeongin ini"
Terdengar suara marah Minho yang cukup keras di kantor nya yang sepi.

"Tapi pak, kita belum mengetahui pasti siapa pria itu. Wajahnya juga tertutup dengan masker dan topi jaket nya"
Seungmin menjelaskan nya pada Minho.

"Siapa lagi Seung kalau bukan Jeongin, pria di video tersebut terlihat jelas menaruh file Jeongin di tumpukan file yang lain"
Minho pun berdiri dari tempatnya dan jika melihat wajahnya, kalian akan melihat kata "stress" tertulis dijidat nya.

"Tapi setau saya, mata dan badan Jeongin tidak seperti itu pak, munkin saja itu orang lain"
Seungmin cukup yakin, kalau pria di video tersebut bukanlah Jeongin. Perawakan pria di video tersebut terlihat cukup jauh dengan seorang Yang Jeongin.

"Jika bukan Jeongin, siapa lagi Seung? Jika itu penyusup bagaimana? Bahkan dia mempunyai niat untuk mencuri buku dan vas dari ruangan ini"
Minho sejauh ini hanya menilai sikap pria di video tersebut dari tampang luarnya saja. Dan yang terlihat memang, pria itu terlihat ingin mencuri buku² Minho.

Seungmin juga ikut kebingungan dengan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin kan Seungmin terus menjelaskan hal yang sama berulang kali pada Minho ketika Minho bahkan tidak ingin mendengar nya.

"Baiklah. Besok, jam 11, panggil Jeongin kesini. Temui saya diruangan ini"

Perintah Minho sebelum akhirnya ia berjalan keluar dari ruangannya.



































Seperti yang kemarin Jeongin janjikan, dia akan menraktir Jisung ketika ia sudah kembali ke Seoul. Dan hari ini, Jeongin telah kembali ke Seoul dan telah menghubungi Jisung.

Hari ini, Jisung sedang tidak keluar rumah, dia sekarang sedang berada ruang tamu nya mengganti² channel siaran TV tanpa adanya tujuan.

Tiba² saja, HP nya yg sedang beristirahat disebelah nya itu pun berdering. Dan saat Jisung lihat, tertulis nama "아기빵" (Agippang) dilayar HP nya. Jisung tentu langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo hyung"

"Halo Iyen-ah, ada apa kau menelfon?"
Basa basi Jisung saja, sebenarnya dia sudah tau kenapa Jeongin menelponnya.

"Hyung aku kan sudah di Seoul dan sebagai tanda terima kasih ku, bagaimana kalau malam ini kita makan tteokbokki, ditempat biasa"

Dari sisi lain telefon, Jisung sudah meloncat² bahagia tanpa mengeluarkan suara.

'Wah benarkah? Tidak usah, aku membantu mu dengan setulus hati Iyen-ah"

"Pertama, jika kalian ditawarkan sesuatu, tolak terlebih dahulu, jangan diterima. Kedua, maka nanti kalian akan dipaksa untuk menerimanya"
Itulah prinsip yang Jisung selalu pakai saat ditawarkan sesuatu.

"Kan aku sudah berjanji hyung, tidak apa juga, kau kan sudah banyak membantu ku"
Yup, cara Jisung pun berhasil.

"Ah baiklah kalau seperti itu. Jam berapa Iyen-ah?"

"Mungkin jam 5 hyung"

Date For Debt (Minsung)Where stories live. Discover now