She Is Psycho 31 : Itu Hanya Selimut

Start from the beginning
                                    

"Kau tidak bilang! Kau hanya bertanya tentang perasaanku padamu!"

"Oh ya? Kau hanya tidak mau mendengarku."

"Berhentilah cari ribut denganku! Kembalikan saja Alberto padaku!"

"Bagaimana aku bisa mengembalikannya? Aku tidak membawanya denganku."

"Lalu kenapa kau tidak membawanya?! Kau selalu membawanya ke mana-mana!"

"Aku akan pergi jika kau bertingkah menyebalkan terus padaku."

"Baiklah, aku akan tenang!" Nafelly makin mencengkeram tangan Samuel, memelototi Samuel dengan pandangan tajam. "Kau akan kuhabisi jika berkata omong kosong padaku!"

Samuel mendengus pada Nafelly. "Kau benar-benar tidak percaya padaku."

Nafelly kali ini tidak merengek. Tetap menatap Samuel dengan pandangan tajam. "Kalau begitu, bawa aku ke mobilnya sekarang!"

Samuel menghela napas panjang. Agak kesal dengan kelakuan manja Nafelly. Dia mengetuk kepala Nafelly dengan pigura yang berada di tangannya. "Kau tidak melihat jam berapa sekarang? Aku sudah sangat mengantuk."

Nafelly mengedipkan matanya berkali-kali saat melihat dua benda di tangan Samuel dan kain-kain di tangan Samuel yang lain. Nafelly mengedipkan matanya berkali-kali, membawa kain itu di tangannya dan menatapnya lamat. "Ini ... mirip dengan selimutku."

Nafelly masih ingat hari di mana Alberto memberikannya selimut. Alberto tidak memiliki selimut tambahan di rumahnya. Jadi, Nafelly menggunakan selimut Alberto di kamarnya. Alberto tersenyum lembut dan berkata bahwa selimut itu adalah selimut yang sangat sering digunakannya semenjak kecil. Selimut itu sangat hangat dan memiliki bahan yang awet dan benar-benar hangat. Setelah itu, Alberto berjanji membelikannya selimut yang baru. Yang warnanya sesuai dengan umur Nafelly.

Namun, Alberto bahkan belum membelikannya setelah Nafelly berada berbulan-bulan dengannya. Itu karena Alberto membelinya saat dia berada di pedesaan pesisir pantai. Alberto menjanjikan selimut beserta jalan-jalan di pantai, pada Nafelly. Mereka berencana untuk pergi saat cuaca mulai hangat. Namun, Alberto tidak menepati janjinya.

Dia pembohong.

Mata Nafelly kembali berkaca-kaca. Samuel menyadari hal itu dan segera memeluk tubuh Nafelly yang mulai bergetar. Saat ini, di situasi di mana mereka berdua adalah yang paling dekat dan yang paling kehilangan Alberto, Samuel dan Nafelly sama-sama dipaksa untuk kembali menjalani hidup mereka seperti biasa. Alberto entah berada di mana dan dalam keadaan seperti apa.

Kenangan-kenangan indah yang dibuat Alberto malah menjadi kenangan yang paling menyakitkan jika diingat. Samuel memejamkan matanya, membuang napas perlahan untuk meredakan perasaan ngilu di dadanya. Namun semakin Samuel menghela napas, semakin rasa sakit itu timbul dan terasa semakin ngilu.

Samuel akhirnya mengeratkan pelukannya pada Nafelly, dan menyadari bahwa tubuh Nafelly sangat kecil. Benar-benar kecil daripada kelihatannya. Seperti anak yang tidak diberi makan dan kekurangan gizi. Mungkin, karena itu Alberto benar-benar bersimpati pada Nafelly.

... Nafelly masih sangat kecil ....

Saat Alberto ada di sampingnya, Samuel benar-benar mengabaikan ucapan simpati Alberto. Namun saat Alberto tidak ada, Samuel menyadari kata-kata berarti yang keluar dari mulut Alberto.

Samuel menghela napas panjang dan menepuk punggung Nafelly dengan lembut. Menenangkan Nafelly sementara dirinya sendiri masih merasakan perasaan gelisah dan tidak ada yang menenangkannya sama sekali.

***

Nafelly sudah kembali ke kamarnya, sementara Samuel beralih ke ruang tamu dan menunggu ayahnya pulang. Kata-kata David masih terngiang-ngiang di kepalanya. Bahwa sponsor Alberto adalah Felix.

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now