She Is Psycho 2 : Suatu Hari Di Pagi Hari

6.7K 483 145
                                    

Burung-burung sudah bernyanyi, pagi itu. Cahaya pagi hari masuk ke dalam jendela apartemen Samuel. Mata Samuel terbuka tanpa alarm yang menyala, terbiasa bangun di pagi hari karena rutinitas.

Langit-langit kamarnya adalah yang pertama kali dilihatnya. Samuel mencoba meregangkan otot-otot tangannya yang tadinya terentang. Namun, matanya mengedip heran kala tangannya tidak bergerak sesuai keinginannya dan tertahan oleh sesuatu.

Samuel menolehkan kepalanya cepat, dan mendapati tangannya terikat di ranjang. Dia berjengit dan mencoba duduk, namun kakinya pun terikat kuat di ranjang. "Apa yang terjadi?"

"Coba tebak, apa yang terjadi?"

Suara selembut sutra yang terdengar mencekam itu membuat Samuel menoleh dan terkejut melihat seorang gadis yang duduk di lantai sudut ruangan. "Kau?!"

Nafelly tersenyum semanis mungkin. "Sudah kubilang, jangan macam-macam padaku. Jangan membuatku jatuh cinta."

Samuel menggeram kesal. Dia mencoba melepaskan tali di tubuhnya, namun sulit. "Kau gila?! Kau tidak tahu siapa aku?!"

"Tentu saja aku tahu." Nafelly berdiri, berjalan menghampiri Samuel. "Karena kau adalah satu-satunya orang yang berada dalam ingatanku."

Samuel mendelik kesal. "Lepaskan aku!"

"Aku sudah menangkapmu, mana mungkin kulepaskan?" Nafelly mengusap wajah Samuel, dan Samuel membuang wajahnya saat merasakan usapan tangan gadis itu. "Aku lebih suka kau terikat seperti ini."

"Kau gila?! Kau psikopat?!"

"Kau yang psikopat!" Kesal Nafelly sambil menyentil kening Samuel.

"Aw!" Samuel mengaduh. Dia menggeram kembali. "Kenapa kau bisa masuk ke sini?! Bagaimana kau melakukannya?!"

Nafelly tersenyum manis kembali. "Ada seorang pria yang membantuku. Dia memberiku ini," katanya sambil menunjukkan sebuah pil di tangannya.

"Apa itu?!" Panik Samuel, takut-takut itu adalah pil bunuh diri yang diberikan musuh bisnisnya.

Nafelly menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya sambil tersenyum lebar. "Tapi dia bilang, pil ini bisa membuatmu jadi milikku."

"Hah?!" Samuel mengerutkan alisnya dengan heran. "Mana ada pil yang seperti itu?!"

Nafelly mengedipkan matanya dengan heran. "Memangnya, pil yang seperti itu tidak ada?"

"Tidak ada!!" Sentak Samuel, menggeram kesal. "Lepaskan aku! Cepat! Aku harus bekerja!"

"Jadi, pria itu berbohong padaku?"

"Mana aku tahu! Kau saja yang mudah dibohongi! Hentikan ini dan lepaskan aku! Aku akan memberikan apapun yang kau mau!"

"Kalau begitu, kau mau denganku?"

"Kau gila?!" Sentak Samuel sambil berdecak kesal. "Lepaskan aku, cepat!"

Nafelly mendelik kesal. "Lalu bagaimana kau bisa memberikan apapun yang kumau, jika kau tidak mau denganku?"

"Kecuali aku, kau bisa mendapatkan apapun!"

"Tapi yang kumau hanya kau!"

"Dan yang kumau adalah kau menjauh dariku!" Seru Samuel, membuat Nafelly mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. "Sudahlah, cepat lepaskan aku! Dasar wanita gila! Siluman!"

"Siluman?!" Nafelly mengerutkan alisnya dengan tidak terima saat Samuel mengejeknya siluman. "Wajah cantik sepertiku, kau sebut siluman?"

"Mana ada wajah lebam-lebam begitu yang cantik?" Delik Samuel, kembali menggeram kesal. "Sudahlah lepaskan aku! Aku harus pergi! Jika kau tidak melepaskanku sekarang, aku akan membunuhmu!"

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang