He Is Psycho 30 : Tidak Boleh Mati

Start from the beginning
                                    

[Bos menyebalkan]

Samuel menghilangkan senyumnya seketika. Setelahnya, yang disebut Alberto hanyalah umpatan terhadap Samuel.

[Bos kekanakan]

[Bos merepotkan]

[Bos sangat merepotkan]

[Bosku … sangat baik]

Melihat halaman terakhir, Samuel terdiam melihat tulisan tangan Alberto. Di setiap keluhan yang muncul dalam setiap halaman, Alberto menulis kalimat ini dengan benar-benar indah, seolah Alberto mengeluarkan seluruh energinya untuk menulis kalimat tersebut. Dan karena itulah, tulisan Alberto di halaman ini sangat tulus dan hati-hati. “… dia sangat menyebalkan,” gumam Samuel, berbisik pelan.

Sekalinya memuji, Alberto seolah memberikan banyak damage pada orang lain. Karena selain jarang mengeluh, Alberto juga jarang untuk memuji.

[Kantor menyebalkan. Tapi bosku baik]

[Hari ini sulit. Tapi bosku benar-benar baik]

[Hari ini tanganku terluka saat dilempar tas wanita yang ditolaknya. Aku menyadari walau pun baik, bosku masih kecil]

[Bosku benar-benar masih kecil secara mental]

Tiap lembaran dalam buku harian Alberto, di dalamnya sangat menggambarkan Alberto. Setiap kesialan yang datang pada Alberto, akan ada hal positif yang datang. Entah itu hari yang cerah, awan yang bagus, bunga yang mekar, pohon yang berbunga kuning, salju yang turun atau pun bulan yang terlihat indah bersama bintang. Hal itu menyatakan bahwa walaupun Alberto mengalami hari-hari buruk yang mengandung kesialan, akan selalu ada kalimat pernyataan bahwa dunia tidak seburuk itu dan hari esok mungkin akan menjadi lebih baik.

Benar-benar seperti Alberto.

Tidak heran pria itu bisa bertahan tanpa berpikir untuk membunuh dirinya sendiri di situasi sesulit apa pun.

Alberto selalu bisa melihat keindahan di situasi sesulit apa pun. Selalu berpikir bahwa dunia tidaklah seburuk itu. Hari yang dilewatinya tidak semuanya buruk. Hari ini mungkin berakhir buruk, besok juga berakhir buruk, lusa atau pun seminggu kemudian masihlah buruk. Tapi pasti ada hari di mana dia mendapatkan keberuntungan. Hari di mana dia mendapatkan keindahan. Akan datang masa di mana kesulitan itu pada akhirnya menghilang. Setiap kata yang ditorehkan Alberto, mengandung unsur-unsur itu.

Langkah kaki yang terdengar, membuat Samuel tersentak dan mengangkat wajahnya. Seluruh tubuhnya tegang saat pintu ruangan ini terbuka. “Albe—”

Namun, secepat dia berbicara, secepat itu pula harapannya sirna. Yang berada di balik pintu adalah orang yang sangat ingin dia hindari.

Samuel mendelik dan membuang wajahnya dari pamannya.

“Sudah kuduga kau berada di sini.”

Samuel tidak menjawab, dan David segera berjalan mendekati Samuel, melirik pigura yang berada di sisi kasur, dan kembali menatap Samuel.

“Sampai kapan kau akan bersikap seperti suami yang ditinggal istrinya?”

Provokasi David, sukses membuat Samuel mendengus geli dan segera berdiri. Mengambil pigura milik Alberto dan berjalan melewati David sambil berkata, “Apa karena itu kau mengurung bibi setelah dia melarikan diri darimu?”

Ucapan Samuel pun sukses memprovokasi David pula. David segera berbalik dan berteriak pada Samuel. “AKU MENGASUHMU SEDARI KECIL HANYA UNTUK DIRENDAHKAN KARENA SEONGGOK SAMPAH MENGHILANG!!”

Samuel menghentikan langkahnya. Rahangnya mengeras, sementara jantungnya berpacu kuat saat mendengar ucapan David. Samuel berbalik, menatap tajam pada pria tua yang balas memandangnya tajam. Napas Samuel berembus kasar. Pikirannya dipenuhi dengan keinginan untuk memukuli pria tua yang bahkan membutuhkan tongkat untuk berjalan. Tangan Samuel terkepal kuat. Kakinya sudah mulai melangkah, namun sebuah suara menghentikannya.

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now