ENAM

72 5 0
                                    


Setelah kejadian dimana zio yang tiba tiba marah sama arden. Anak itu selalu menolak bila di ajak main kerumah oleh saka. berbagai alasan arden lontarkan agar ia tak datang kerumah saka lagi. awal nya saka bingung,kenapa teman nya ini tidak ingin datang kerumah nya lagi. Tapi semua nya udah kejawab sendiri tanpa saka tanya tanya.

Zio yang memberitahu. Karena ia juga tak kuasa untuk menahan rasa rindu yang datang tanpa ia sadar pada sosok arden.

"ha? maksudnya?" saka saat ini lagi di kamar abang keduanya, mendengarkan curhatan sang abang yang keliatan murung belakangan ini.

"males banget gue curhat sama lo lagi. dari tadi cuma ha ho ha ho mirip keong" ketus nya menahan jengkel terhadap saka yang dari tadi seperti tidak nyambung oleh cerita zio.

"serius bang"

"gini lho..dengerin,jangan nanya lagi!" saka ngangguk lalu memperhatikan zio dengan serius. "ini udah dua hari Arden ga kesini. iya kan?"

saka lagi lagi cuma ngangguk.
"gue tau kenapa dia gamau kesini.." zio menghela nafas nya. "itu karena gue"

alis saka terangkat satu,"karena...lo?" beo nya.

"iya,dua hari yang lalu juga,pas sore dia mau pulang. kebetulan gue mau keluar juga pas sore itu. gue kira arden udah pulang, ternyata masih disini. nah gue samperin dh..gue tanya kenapa belum pulang..terus gue tanya lagi,mau bareng gue atau ngga,gue juga mau keluar." jeda,cape zio cerita tuh. apalagi sama orang lemot cem saka.

"ya ya terus?" tanyanya di puncak penasaran.

"dia ngejawab sih tapi cuma angguk angguk aja. yang jadi masalah nya..lo tau sendiri kan,gue orang nya gasuka di abaikan?" saka tau itu,zio ezra kedua anak itu memang tidak suka di abaikan bila di ajak bicara.

"dia ngabai'in gue..gue kesel dong--gue ambil tu hp dia biar kalau ngomong ngeliat gue...gue bilang,gue gasuka di diemin kalau kalau ngobrol. di situ dia minta maaf juga..cuma karena gue keburu jengkel, yaudah gue langsung cabut ninggalin dia."

oh,oke saka ngerti... sedikit. ah jadi itu yang ngebuat tatapan maut arden keluar. pantes aja nyeremin. tolol juga sih zio mah,orang nya kan gatau kalau lo gasuka di abai'in malah di ambekin yang ngambek balik lah bocah nya.

"lo udah minta maaf?" zio menggeleng,terus saka cuma nepuk nepuk pundak abang nya itu. "minta maaf sono,tu anak susah kalau udah ngambek."

"gue gapunya nomor hp nya"

"catet!" zio buru buru ngambil ponsel nya,lalu mengetik nomor arden di sana. "0812678*****..udah?"

"oke,thanks."

Pagi hari. saka terus terusan tersenyum tanpa henti di rumah nya. gimana ga senyum? kalau sahabat es nya tiba tiba aja nawarin diri buat ngejemput saka dirumah. awalan nya begini.

'ting
'ting

Dua suara notifikasi pesan itu merusak tidur saka yang lagi ngimpi ketemu sama mba Jennie. dengan mata terpejam tangan nya meraba bagian samping mencari letak hp nya. Saat ketemu,saka membuka siapa yang mengirimi nya pesan pagi pagi begini.

zavenes
online

|gue jemput
|tunggu dirumah
06:56am

Saka langsung sumringah,jarang jarang sohib nya ini pengen jemput dia, apalagi nawarin diri sendiri. sebelum nya kan ga pernah,malah saka yang kadang maksa zaven buat jemput dirinya

Dan ya sekarang saka lagi nungguin pangeran es nya datang menjemput dengan kuda besi nya. ehew.
"gausa senyum,mirip odgj lo" celetukan itu melunturkan senyuman saka. pelaku nya tak lain dan tak bukan adalah zio. Abang ngeselin nya.

"sirik amat jadi human" balas saka sebal. ia menukikkan alis nya tanda ia sedang kesal saat ini. dan semua nya karena zio Adi Prayoga.

"belum berangkat?" Ezra baru saja turun dari kamar nya. Bangun bangun udah liat yang seger gimana ga ngejreng mata. pakaian simpel namun elegan bila melekat pada tubuh atletis ezra. celana pendek selutut dan kaos putih polos yang sebelah nya dia gulung setengah lengan.

"belum,nunggu zaven" ezra ngangguk aja,setelahnya ia pergi ke ruang keluarga buat nyantai.

"tumbenan tu anak mau jemput lo," itu yang dari tadi menjadi pertanyaan saka. kenapa tipe dingin cem zaven bersedia menwarkan dirinya untuk menjemput dia. gada angin gada hujan tiba tiba kaya gtu,huh patut di curigai sih.

"gatau, biarin aja. lagi kesambet angin baik mungkin" jawab saka asal dan zio iyain aja.

tak lama deruman motor terdengar dari halaman luar. Saka yakin jika itu adalah zaven.

Suara motor berhenti di gantikan dengan suara geseran knop pintu. Zaven memunculkan dirinya. Jarang sih sebenernya zaven main kerumah,malah Arden temen cafe nya yang sering main kerumah saka.

"lama?" sapa nya saat baru menginjak kan kaki di keramik putih itu.

"ck kebiasaan,nyapa tu bukan 'lama' apaan dh" protes saka dengan cara sapaan zaven yang menurut nya tidak romantis itu.

"bacot.ayo" sebelum langkah nya mendekati pintu suara wanita mengetikkan kembali langkah nya.

priya yang baru siap berbenah di kamar,turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan,masih jam tujuh lewat dua. masih ada waktu untuk Priya masak sarapan.

"eh ada nak zaven,tumben pagi pagi kesini?" tanya Priya dengan ramah nya. zaven menyalimi tangan wanita itu lalu tersenyum tipis.

"jemput saka" jawab nya singkat,yang mana bikin zio maupun saka gregetan sendiri.

"masih jam segini,mending kamu ikut sarapan aja..mau ya?" mohon priya,memang jika zaven datang kesini priya selalu menawari anak itu untuk makan dirumah nya,namun zaven selalu menolak dengan alasan nya ia tak ingin membuat priya merasa repot.

"gausa rep---"

"tante ga repot kok,udah..ayo" paksa priya akhirnya,cape dia tuh sama zaven yang selalu menolak ajakan nya. sesekali di paksa gapapa la ya.

zaven yang di tarik cuma bisa pasrah. komuk yang ia tampilin itu membuat zio dan saka ngabrut di tempat.

"haha,lol liat ga muka zaven gimana?" tanya zio di sela sela ketawa nya.

"iyee,,pfftt--anjir komuk nya nahan berak" tawa mereka semakin kencang saat mendapati muka zaven yang sudah di tekuk itu.



"aura nya meningkat dua kali lebih dingin dari biasanya" bisik pemuda lain yang kini tengah makan sarapan nya,saka.

yang di bisiki mengangguk setuju. "iye,nyampe merinding gue"

Kehadiran zaven menambah kesan dingin di meja makan saat ini. wajah datar tanpa minat dan tatapan tajam itu yang kini sedang fokus dengan makanan di depan nya. di tambah ezra yang sama hal dengan zaven.

priya tersenyum,zaven. anak itu udah dia anggap sebagai anak ketiga nya. yang terakhir tetep saka. makanya ia tak pernah merasa repot jika itu bersangkutan dengan zaven.

"zaven,kalau mau nambah bilang aja ya?" zaven yang di tanyai cuma mengangguk tanpa susah susah mengeluarkan suara nya.

"bayangin lo punya dua Abang yang sifat nya kaya Ezra sama zaven. lo bakalan biarin diri lo tertekan atau lo bundir aja?" pertanyaan konyol dari saka mengundang atensi orang orang disana. yang menjadi bahan pertanyaan nya menatap tajam tak terima. "kan gue cuma nanya,santai dong"

"kalau gue sih, kayanya ikutan dingin karenakan--"

"ga! lo ga cocok jadi dingin,yang ada lo mirip zombie di tipi tipi itu" sela saka yang bergidik ngeri jika sosok periang zio menjadi dingin secara tiba tiba.

Tbc.

El Amor Comienza |BXB [END]Where stories live. Discover now