SATU

288 8 1
                                    

Rumah besar yang di kelilingi pagar berwarna emas menjadi tempat tinggal seorang remaja laki laki yang em seperti remaja pada umumnya, sinting,toxic bertebaran,dan berandalan tentu saja.

Shaka Adi Pratama,remaja laki laki yang memenuhi semua fakta di atas. anak itu berasal dari keluarga terpandang,tapi dia golongan anak yang gasuka duitnya di hambur hamburkan buat hal hal kecil.

Shaka..biar lebih akrab nih,kita panggil dia saka masih duduk di bangku SMA kelas 11 tentu dengan jurusan yang cuma bisa di isi sama anak anak yang ambis soal pelajaran,MIPA.

saka juga murid yang selalu mendapat peringkat pertama dari dia duduk di kelas 10. sedikit susah buat pertahanin prestasi nya itu. gimana ngga sih? pagi,siang,sore,malam dia ngadepin diri ke buku buku tebel nya apalagi kaca minus yang bertengger di hidung. haah,untung saka itu orangnya tabah dan pantang menyerah.

"Saka sayang,makan dulu nak" Praya Asteria,ibu yang sudah menginjak umur 30 tahun itu masih tampak kelihatan muda,ya karena dia perawatan.

Praya memanggil anak anak nya untuk turun,di saat semua sudah berkumpul untuk melaksanakannya rutinitas pagi mereka yaitu sarapan. Anak bungsu mereka,saka paling susah di bangunin. Abang Abang nya sampe bosen ngeliat nya.

Di rumah besar ini,cuma terdapat satu wanita cantik yang selalu di lindungi. Praya,ibu mereka. wanita yang wajib mereka lindungi dari apapun. selebih nya terisi suami serta anak lelaki nya.

"Zio,bisa tolong bangunkan adik mu?" wanita itu menyuruh anak tengah untuk membangunkan si bungsu. Zio Adi Prayoga,mengangguk malas. sangat bosan dia harus membangunkan adik nya yang kebo itu.


Langkah zio terhenti di pintu berwarna coklat gelap itu lalu menggedor nya dengan kasar. "WOI BANGUN ANAK PUNGUT!"

BRAK BRAK BRAK

"oh gitu lo ya?" zio menyeringai,ia ingin mendobrak paksa pintu ini. "satu...dua...tig--"

"apasi njir,gatau orang lagi tidur aja" sebelum zio meloloskan ide nya itu,sang pemilik malah membuka pintu nya. Zio memutar bola matanya jengah,muka bantal,air liur di pipi ah jangan lupa matanya yang memerah. sialan,kalau bukan adik nya udah zio banting ni orang.

"dih,ga inget sekolah lo?"

"jam berapa?" lain di tanya lain pula dia jawab.

lagi,zio terbesit ide jail nya. "jam delapan lewat sembilan" setelah itu ia pergi meninggalkan saka yang mematung di tempat.

"jam delapan? artinya..SIALAN LO ZIO!!?"saka langsung bergegas memasuki kamarnya kembali,mandi,dan memakai seragam nya.

Dengan terburu buru bahkan terkesan berlari dia melewati begitu saja keluarga nya yang tengah menunggu dirinya. Kepala keluarga,sang ayah menatap bingung putra bungsu nya. "mau kemana dia?" pikirnya menatap saka yang dengan asal memaki sepatu serta kaos kaki nya.

"ma pa,adek berangkat dulu" jawab nya teriak,yang di otak nya hanya ketakutan saat dia di hukum oleh OSIS di sekolah. OSIS sekolah mereka itu sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan pada murid yang terlambat.

pernah saka terlambat di hari pertama MOS lalu di hukum membersihkan semua toilet di sekolah ini tanpa terkecuali. dan terpaksa saka mengerjakan nya. ia baru selesai pukul tiga sore.

"mau kemana kamu dek?" tanya Priya juga menatap bingung ke saka.

saka dengan muka setengah panik menoleh ke arah ibu tercinta. "sekolah ma"

"lho? tumben pagi berangkat nya" heran Priya,anak nya yang satu ini sedikit tidak bisa disiplin waktu.

"ha? pagi? tadi Kata bang zi...AAAA ABANG!!!!!" saka berteriak kesal kala menyadari dirinya tengah di jadikan sasaran kejahilan zio.

El Amor Comienza |BXB [END]Where stories live. Discover now