DUA

136 7 0
                                    

Siapa yang ngira saka langsung pulang kerumah?😏.
salah kalian mah. Saka ga langsung pulang kerumah abis nimba ilmu di sekolah. Dia berhenti di sebuah cafetaria milik temen nya. ralat milik om nya temen saka. nanti deh di kenalin.

Langkah kecil saka memasuki cafe menimbulkan suara lonceng yang memang ada di atas pintu. Laki laki yang bertuga menjadi kasir disitu tersenyum lalu menyapa saka.

"baru pulang sekolah sa?" saka mengangguk sebagai jawaban,itu senior nya disini.

"saka ke dalam dulu bang" Devara Jover,laki laki dewasa itu mengangguk juga sebagai respon. ia dan saka tak begitu dekat. hanya sebatas rekan kerja antara junior dan senior. jadi saka harus jaga kesopanan dan tingkah nya jika berhadapan dengan orang yang lebih tua.

"sa,tolong buatin kopi terus lu anter ke meja 6" Yang ini baru seumuran dengan saka,beda sekolah doang. dia juga kerja paruh waktu disini. arden virendra

"oh okey" dengan telaten saka membuat kan kopi sesuai pesanan pelanggan. Setelah kopi itu jadi,ia mengantarkannya ke arah meja enam.

"Permisi.." kata saka sopan dan pelan tapi masih bisa kedengaran. orang orang di meja situ yang tadinya serius dengan obrolan mereka,menoleh ke arah saka. membuat saka jadi kikuk seketika.

"anjir,ngape pada liatin sih,mana mirip om pedofil..hiiih" batin saka merinding kala om om di situ melihat dirinya intens.

"silahkan di nikmati" setelah saka menghilang dari situ. orang orang itupun kembali melanjutkan obrolan mereka yang tertunda. Tanpa siapapun sadari salah satu pria dewasa menatap saka tanpa berkedip tapi dengan raut wajah datar nya yang membuat siapa saja meleleh. Jeandra Ken vesarius .

secara tidak sadar ken tersenyum tipis. bahkan dirinya pun tidak menyadari kalau ia tersenyum untuk sekian tahun dia hidup di dunia.

"astaga ada apa dengan ku?" ken mulai sadar apa yang dia lakukan. Perasaan hangat itu menghampiri tubuh nya. Perasaan suka,cinta,sayang,ingin memiliki menjadi satu di diri ken.

"hei ken,fokus!" sentakan teman nya itu membuat hades menatap tajam. Christofel david mickel,hanya cengengesan menadapat tatapan membunuh itu. di antara orang orang ini,yang paling berani menggangu ken hanya David seorang. ya mereka sudah kenal lama sejak zaman SMP.

"menganggu" gumam nya kesal dengan David.

"apa? tidak biasanya kau tidak fokus dengan kami ken" perkataan david ada benarnya juga. jika ia ingat,ini kali pertama nya ia tidak fokus dengan urusan nya. selebih nya ia sangat serius.

"maaf" setalah mengatakan itu,Ken mencoba kembali fokus.

di lain ruangan masih di satu atap yang sama yaitu cafetaria. Saka tengah menenangkan jantung nya yang berdebar kencang. Dia masih kikuk dengan tatapan om om disana. apalagi om yang duduk nya paling ujung. haaah saka sampai di buat salting dengan tatapan dia.

"anjir emang tuh om om,apa apaan natep gue kaya gitu..ngeri tau gasih!!" arden yang kebetulan datang ke bagian belakang ingin mengambil sesuatu tak sengaja melihat saka yang berjongkok lemas di sudut tembok.

"ngape lu?" saka cuma melirik sekilas lalu merenung kembali. "yee di tanyain jawab kek!"

"bacot! sana lu!" usir saka yang mendapat tatapan sebal dari Arden.

Cafe tutup jam enam sore yang di buka dari jam 10 siang. Saka dengan kaos tipis putih andalan nya segera pulang kerumah untuk makan malam

"adek pulang" orang rumah hanya mengiyakan lalu mereka lanjut dengan masing masing kegiatan mereka. "lho,ga pada makan malam?" tanya saka melihat Priya juga Adi yang santai nonton tv sambil sender senderan.

"belum,nunggu kamu kita" jawab Priya.

"ngapain nunggu sih ma,tinggal makan aja pun. lagian adek masih kenyang..tadi di traktir makan sama zaven"

"sia sia dong kita nunggu saka pulang?" Mulai zio. Saka menatap tak minat dengan drama yang zio buat.

"serah lu. adek ke kamar,cape mau tidur"

soal dia kerja paruh waktu,saka ga pernah bilang ke Priya juga Adi Abang Abang nya juga gada yang tau. saka males aja nanti kalau ada debat kecil antara dia sama adi. haah papa nya itu sangat protektif terhadap nya.

Lama saka mandi,sekitar 20menit. ia memikirkan om om yang menatap nya sedikit beda. mirip tatapan cinta pada pandangan pertama. saka menggelengkan kepala nya kencang. ga mungkin,yakali dia homo mana sama om om pula. apa kata dunia nanti.

"keriput dh jari gue" saka menatap ujung jari telapak tangan nya yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dia bathub.

"besok Minggu lagi,mau ngapain dh?" tanya nya entah pada siapa. "ngajak zaven main.." menimang nimang lalu menggeleng. "ga,ga asik anak nya" mengingat ia pernah mengajak zaven main ke Dufan. malah dirinya yang hanya bersenang senang sendiri menaiki wahana. zaven tidak ingin naik ini itu karena ia tak suka. suara teriakan yang ada bakal menganggu telinga nya.

Saka beralih memainkan handphone nya membuka aplikasi chatting dan membuka room chat nya dengan zaven.

zavenes
last 12:56am

zaven WOII|

sibuk kaga lu besok?|
18:34pm

Ga yakin sih saka,pesan nya bakalan langsung di baca terus di balas palingan nunggu seminggu baru zaven bales. hadeh

Saka mulai merasa bosan berada di dalam kamar,ia beranjak bangun dari kasur nya ingin bergabung dengan yang lain di lantai bawah.

"Abang?" kedua Abang nya menoleh,saka meringis mendapati wajah datar ezra juga wajah songong zio. pengen banget ngegampar muka Abang kedua nya itu.

"lo manggil gue atau si ez?"

"emm.." melihat keduanya dengan bergantian. "bang ez.." zio mengangguk lalu melanjutkan makan nya.

Ezra menatap adiknya. menunggu apa yang si bungsu ingin katakan. "jalan yuk,nyari makan" ajak saka sambil memohon.

"tidak"

"kenapa ngga?" tanyanya. heran banget sama Abang nya ini. ga bang ez ga zaven dua dua nya sama aja. BATU!

"malas"

"dih mageran!" ketus saka berjalan mendekati tempat duduk yang masih kosong di samping ezra. "ga abang ga zaven sama aja" Ezra melirik ke saka. "batu" Ezra cuma tersenyum tipis nyaris ga keliatan lalu mengusap rambut saka. gini gini soft juga lho..ada yang minat sama Ezra?

"Abang tau ga?" Ezra sama zio ngalihij atensi nya ke arah si bungsu. mumpung Priya sama Adi udah ke kamar. jadi aman untuk ketiga laki laki ini gibahin orang.

"apa?" tanya zio ga sabaran.

"tadi adek di liatin sama om om,mana mirip pedofil lagi..merinding tau adek di situ." ezra menajamkan matanya. "adek sih niatnya mau pergi,tapi nanggung. makanan nya tinggal dikit sayang ga di abisin."

"terus?" zio mulai tertarik dengan cerita saka.

"ya terus,pas adek mau pulang sama zevan om om itu masih liatin adek,adek tau karena ngelirik dia dikit. sempet eye contact bentar,tapi langsung adek putus..aneh aja rasanya" cerita nya mulai mengingat tapi ada sedikit bumbu kebohongan dengan zevan yang di jadikan tokoh nya.

"lu harusnya pelototin balik dek!" zio berkata ngegas,dia kebawa suasana cerita saka.

"jangan" Ezra membuka suaranya. "jangan pernah tatapan dengan orang yang ga kalian kenal..paham?" suara yang di keluarkan ezra penuh tekanan tidak ingin di bantah ataupun di lawan.

"iya" jawab zio dan saka kompak,aura ezra kalau udah marah pasti ga enak. makanya mereka iyain,nyari aman.

El Amor Comienza |BXB [END]Where stories live. Discover now