31.|GUS

70 7 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Aku mohon kalau semisal cerita aku cuma buat kalian lalai sama ibadah mending jangan dibaca ya. Utamakan pencipta dulu. Utamakan ibadah dulu.

Oh iya buat kalian yang udah baca ceritaku aku mohon vote dan komen nya ya. Itu berpengaruh banget buat naikin mood aku. Tolong ya kalian bisa hargai aku yang nulis mikirin alurnya disini.

Dan kalo semisal menurut kalian cerita ini bagus kalian bisa rekomendasikan ke temen kalian ya biar mereka bisa baca kisah Alfi-Difa juga ya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
.

.

.

.

.

.

Happy reading

.

.

.

.

.

Setelah Arul bertemu dengan Alfi, ia langsung bergegas menuju kerumah Difa untuk menyampaikan kabar gembira ini.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. " Arul mengucapkan salam saat memasuki rumah Difa.

Semenjak kejadian di kafe saat itu, memang Arul lebih sering mengucapkan salam, ia sadar bahwa penting juga untuk mengucapkan salam agar dianggap lebih sopan dan menghormati lawan bicaranya.

Difa yang mendengar nya pun terkejut, pasalnya lelaki ini sangat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah saat bertamu ke rumah Difa.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh. " Jawab Difa.

Arul menghampiri gadis itu dan berkata, "Dif, gue punya kabar gembira buat lo. "

"Hah? Apa? " Tanya Difa.

Arul mengambil kertas yang ia simpan di dalam sakunya dan memberikan nya pada Difa. "Baca sendiri. "

Difa pun mulai membaca surat itu dan dia terkejut.

"Ini beneran? Kamu dapet dari mana rul? " Tanya Difa. Ya dirinya heran, ia sendiri saja mencari tidak ketemu ketemu lalu kenapa Arul mencari dan langsung mendapatkan nya. Ada yang tidak beres.

"Dari Alfi, gue cerita sama dia tentang lo dan dia ngasih itu ke gue. " Walaupun Arul memang sudah mengetahui bahwa Alfi adalah seorang gus tapi dia diberi pesan kepada Alfi jangan membocorkan hal itu pada siapapun terlebih pada teman teman nya di sekolah. Cukup hanya Alfi yang tau.

"Sampaikan terimakasih saya ke dia ya. " Ucap Difa dengan senyum yang tak luntur dari kedua sudut bibirnya.

"Iya santai ntar gue bilangin. " Ujar Arul.

Tugasku Adalah Mendoakan muOù les histoires vivent. Découvrez maintenant