01.|MIMPI

224 20 37
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Setelah kepulangan sekolah Difa meletakan tas dan berjalan kekamarnya. Ia mengambil buku diarynya dan menulis sesuatu di sana.

Aku ingin hijrah..

Aku ingin istiqomah...

Aku ingin menjadi rombongan

Fatimah...

Aku ingin seperti Aisyah..

Apakah aku bisa ya Allah?

Dengan aku hanya bermodal tekad
dan harapan padamu ya Allah.
Kelak semoga aku bisa melihatmu ya Allah.

Begitulah untaian kata yang ia tulis hingga tak sadar bahwa ia meneteskan kembali air matanya.

la membuka handphone nya dan membuka aplikasi WatsApp namun tak ada yang menarik sehingga ia memilih memutar lagu.

ين ليلك عقال بنديك
Fen layalik a'mmal banadik
(Dimana kamu aku memanggilmu)

مشتاق لعنيك واحشني لقائك
Musytaq laa'niik waa hisynii luaak (Aku merindukan matamu dan aku rindu bertemu denganmu)

والی مشغول بهواك على طول
Ballii masyghuul bihawaak a'laa thuul (Pikiranku sibuk dengan cintaimu sepanjang waktu)

والليل طول وأنا مش وياك
Wallayli thuul wa anamusy wayyak (Dan malam terus berjalan dan aku tidak bersamamu)

كل يوم يموت كل يوم يعتي
Kulli yaum yafuut kulli yaum yaa'ddi
(Setiap hari yang selalu setiap hari yang berarti )

Difa mengikuti lirik nya hingga ada sebuah notif yang mengganggunya ia melihat dan tidak menemukan pemilik nomor.

Difa mengerutkan kening pasalnya ia tak tahu ini nomor siapa dan ia mencoba membalasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Difa mengerutkan kening pasalnya ia tak tahu ini nomor siapa dan ia mencoba membalasnya.

Difa mengerutkan kening pasalnya ia tak tahu ini nomor siapa dan ia mencoba membalasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hanya itu. Dan nomor itu hanya mengeread, Difa akhirnya pun membiarkan nya

dan lekas tidur karena ia tidak ingin terlalu memikirkan macam-macam.

°•°

Saat Difa berbuka ia disuguhi tatapan harapan oleh orang tuanya.

"Kenapa bun, yah?" Tanyanya kebingungan.

"Difa maafin kita ya" Ujar ayah sambil memegang kedua tangan difa seperti sosok pria itu menyakinkan nya. Difa bertambah bingung apa maksud ayah ya ini?

"Maaf? " Ujar Difa Tak Mengerti.

Bunda mendekat dan memeluk nya erat. Ia bertambah bingung ada apa?Kenapa?

"Bunda, ayah? Kalian kenapa? maaf apa? Kalian ga punya salah apa apa sama Difa"

"Maafin kami yang udah buat kamu ngubur mimpi kamu buat bisa mondok ya" Parau Bunda disusul air mata.

"Eh bun gapapa, bunda jangan nangis
nanti Difa ikut nangis"

"Lagian yah Difa sekarang udah bisa nerima kok bun yah, tapi Difa kalo
lulus SMA Difa pengen jadi guru
pondok, boleh?" Ujar Difa. Ya Setelah Kejadian Disekolah tiba-tiba terlintas di benaknya
'Kalo ga bisa mondok aku harus jadi
Guru pondok'

"Boleh, apapun cita-cita kamu kami dukung nak asal itu halal dan bermanfaat"

"Iya bunda juga dukung semangat ya nak"

"Ayah beri 2 pilihan saat ini, kamu akan pilih melanjutkan sekolahmu Di SMA Atau mondok?" Apa ini pertanyan aneh bagi Difa. Ia kaget bukan main bagaimana ia harus mondok saat sudah kelas 11.

"Engga yah Difa udah mau kelas 12.Difa tamatin aja SMA Difa, Difa juga takut biaya" Difa menunduk
mengatakan itu. Sejujurnya hatinya sakit ia kembali mengubur harapan nya.

"Inshaa Allah biaya ayah usahakan nak"

"Engga yah Difa mau fokus sekolah
SMA Insha Allah Juga Difa bisa jadi guru pondok setelah ini"

"Ayah bangga sama kamu, kamu anak kita satu-satunya Difa, kamu sosok yang kuat"

Suasana menjadi haru keluarga kecil itu berpelukan dan meluangkan waktu yang jarang ia gunakan untuk berkumpul.

Difa bersyukur mempunyai keluarga yang bahagia dan selalu mendukungnya. Ia bertekad suatu saat nanti ia pasti bisa membanggakan kedua orang tuanya,
ia tak mau mengecewakan mereka.

+62-8xxxx

Simpan no ini.

Difa membuka chat itu. Dahinya mengeryit, dia lagi? Malam malam mengechat?

+62-8xxxx

Siapa?

Pengagum rahasia.

Hah?

Izinkan saya menyebut namamu dalam doaku.

Difa kembali dibuat kebingungan setelah menerima chat itu. "Ada yang suka saya? " Tanyanya dalam hati

Difa mengeread pesan itu dan memblokir karena sejauh ini ia hanya mempunyai 2 nomor laki laki yaitu ayah dan sepupunya saja. Baginya terlalu banyak menyimpan nomor ikhwan tidak baik.


Ia bergegas wudhu dan melaksanakan sholat isya ia berdoa agar mimpinya semoga terwujud.

"Ya Allah, jika ini memang jalanmu maka permudahlah ya Allah" Setelah selesai sholat dan berdoa ia belajar lalu tidur. Mengingat besok ia harus kembali kesekolah.

Dikediaman Alfi. Jujur ia tak berhenti-henti memikirkan Difa. Ia mengadu kepada Tuhan itu memperjelas apakah ini perasaan cinta?

"Ya Allah, aku jatuh cinta pada salah seorang hamba- Mu, aku jatuh cinta karena ketaatannya kepada- Mu ya Tuhan"

"Jika memang ditakdirkan untukku, izinkan aku untuk memilikinya nanti, ya Allah, jika tidak, beri aku hati yang tulus untuk bisa melupakannya"

Sosok Alfi di kenal dengan orang to the point tanpa basa basi. Ia di kenal sebagai anak mandiri ia sudah merintis karier sejak berumur 14 tahun. Waww.

Namun banyak yang tak mengetahui bahwa ia tak pernah suka kepada perempuan manapun. Teringat pesan abinya 'nak kamu jangan jadi laki-laki yang banyak ngasih janji gak pasti, berjanjilah pada abi kamu hanya akan mengatakan satu cinta kepada satu wanita'.

Ia juga cepat tertidur, rasanya jika terus menerus memikirkan seseorang yang bukan haknya juga tidak baik.

.

.

.

.

Ya Allah dikit bgt, huhu maapin ana. Tapi di part selanjutnya bakal diusahain lebih panjang lagi

Tugasku Adalah Mendoakan muWhere stories live. Discover now