⚜ 1913 ⚜

90 16 11
                                    

Alam semesta ini punya rahasianya sendiri.
Yang perlu kita lakukan adalah percaya pada
rencana-rencana di baliknya.

- Winna Efendi, pengarang

—⚜—

"Kau percaya pada multisemesta?" tanya seorang kutu buku pada temannya.

Temannya yang lain, yang tengah duduk tepat di sampingnya melongokkan kepala, penasaran dengan buku apa yang tengah dibaca. "Mau tidak mau, aku harus percaya, karena semesta punya keajaiban yang tiada tara."

"Bukankah menakjubkan?" tanya si kutu buku itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Bukankah menakjubkan?" tanya si kutu buku itu. "Kita yang ada di sini, punya diri kita yang lain, di semesta lain pula, nun jauh di sana."

"Kau terlalu membaca banyak buku, Mazino. Fantasimu begitu liar." Temannya memutar bola mata, tapi tetap penasaran dengan suatu cerita yang tengah si kutu buku baca.

"Buku itu jendela dunia–bukan–buku itu jendela semesta, kawan. Cobalah mencintai isinya, niscaya kau akan menjadi manusia cerdas yang memiliki banyak ilmu dan terhindar dari berbagai tipu daya," jelas si kutu buku, seakan membela dirinya dari cemoohan temannya.

"Memang buku apa, sih, yang kau baca?" tanya temannya makin penasaran.

"Panglima Raja Kelana," ucap si kutu buku. "Aku baru membaca setengahnya."

Keduanya kini terdiam menikmati pemandangan sekitar. Mereka menghirup udara bersih dengan semilir angin dingin yang menerpa. Si kutu buku menengadahkan kepala, memandangi langit penuh awan sambil mengagumi lukisan Sang Pencipta.

"Bisa kau bayangkan ... 100 tahun dari sekarang dunia memiliki kereta terbang di angkasa?"

Teman si kutu buku menghela napas. "Pikiranmu terlalu jauh ... Lagipula kenapa tiba-tiba kau membahas kereta? Padahal tadi kau membahas multisemesta."

Si kutu buku terkekeh. Ia berdiri sambil menepuk-nepuk bagian belakangnya yang sedikit kotor ditempeli rerumputan. "Ayolah, masuk ke dalam. Waktu istirahat kita sudah habis. Saatnya kembali bekerja bersama rekan-rekan kita yang gila itu."

"Yah ... terlalu lama bekerja dengan mereka, aku juga bisa ikutan gila," keluh teman si kutu buku kemudian berdiri dan masuk ke dalam suatu gedung putih bernuansa lampau.

—⚜—

Ada lebih dari satu semesta,
dan penghuninya.

- Toba Beta, penulis

—⚜—

Pernah kau bayangkan bahwa kehidupan bukan hanya di planet bumi saja? Mungkin mereka yang bukan berasal dari bumi, berwujud seperti manusia walau bukan manusia, yang memiliki kekuatan lebih, ada di dunia lain yang bukan disebut bumi?

Bukankan begitu hebatnya Tuhan itu? Maha dashyat Ia dengan segala karya-Nya. Kita pun juga karya-Nya. Lalu, untuk apa kau masih tenggelam dalam sakit yang tak berujung? Sakit di masa lalu yang bisa kau hitung menggunakan bintang-bintang di langit.

Hidup di masa lalu biarlah jadi saksi lampau. Hidup di masa kini biarlah menjadi saksi hidup. Hidup di masa depan biarlah menjadi rahasia yang terbentuk dari apa yang kau bangun saat ini.

Semesta yang luas ini punya banyak bagian dan harus diisi. Hadirnya dirimu itu adalah hal penting yang semesta ingini. Hidup yang kau jalani mungkin terasa pahit, tapi akhirnya akan semanis permen mint yang mungkin terasa pedas sedikit.

Semesta masih jadi rahasia Ilahi yang tak bisa kita cerna dengan logika murni. Maka dari itu, hanya saling mengasihi yang bisa kita lakukan sampai saat ini. Terus berbuat baik dan berjuang untuk orang-orang terkasih termasuk diri kita sendiri.

Terima kasih sudah berada di semesta ini. Engkau begitu berharga, mengisi kekosongan tanpa jejak sesuai dengan perintah alam yang tunduk pada semesta raya.

 Engkau begitu berharga, mengisi kekosongan tanpa jejak sesuai dengan perintah alam yang tunduk pada semesta raya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Panglima Raja Kelana

- selesai -

Panglima Raja KelanaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant