Tak lama pesanan mereka datang, dengan lahap ketiga nya memakan makanan mereka, jarang-jarang Dandi dan Denis bisa makan enak seperti ini, biasanya mereka bisa makan enak gini sekali seminggu itupun kalau dapat uang lebih, kalau tidak ya tidak

Avin menatap kakak beradik di hadapan nya dengan diam, mereka memakan makanan nya dengan lahap dan senang, berbeda dengan dirinya yang terkesan ogah-ogahan, bagaimana tidak jika menu nya saat di mansion selalu ayam dan daging, ya istilah nya menu makanan nya selalu enak

Avin jadi merasa kasihan dengan orang-orang di luar sana yang belum tentu dia bisa makan, jangankan ayam, nasi saja belum tentu bisa masuk ke perut mereka

"Avin gak makan ? Gak enak ? Mau ganti aja ?" Tanya Denis

"Avin kenyang, nih buat kalian aja" balas Avin mendorong piring nya pada Denis dan Dandi

"Tapi kamu baru makan 3 suap" ucap Dandi

"Iya tapi Avin masih kenyang, buat kalian aja dali pada Avin buang"

"Eh jangan yaudah buat kami, tapi gak papa nih ?" Avin mengangguk membuat Dandi dan Denis langsung memakan makanan Avin

Avin terdiam merenung, seberapa lama ia akan hidup seperti ini ?

Apa ia benar-benar tak bisa kembali ke kehidupan nya yang lalu ? Bukan menjadi Alvian tapi menjadi Gavindra, maksud nya tuh apa Avin benar-benar gak bisa pulang lagi ke mansion ?

Ini kah karma nya karena terus membangkang pada Javier ? Tapi kan Javier yang salah duluan masa ia yang terima dosa nya, gak adil banget

"Kalian tau gak pelusahaan kelualga Dilgantala ?" Tanya Avin tiba-tiba membuat kedua nya mendongak

"Dirgantara ? Orang kaya yang memiliki segalanya dan harta berlimpah itu ?" Avin mengangguk

"Gak tau sih, kenapa memang nya ?"

"Oh enggak, Avin cuma nanya aja kilain kalian tau" ucap Avin cengegesan

"Masih ada waktu 1 jam lagi gimana kalau kita ke taman ?" Ajak Dandi di angguki oleh Avin dan Denis

Akhirnya setelah membayar makanan nya mereka bertiga langsung pergi ke taman bermain yang memang dekat dari posisi mereka, jadi mereka hanya perlu berjalan kaki kurang lebih 5 menitan

Avin mengedarkan pandangan nya tak sengaja ia melihat ada Aris di sana yang juga sedang lagi bermain perosotan

Lagi Avin mengedarkan pandangan nya, tak mungkin Aris sendirian di sini dan benar saja Avin melihat ada Abang nya Astra dan beberapa bodyguard yang berjaga di sekitar mereka

Avin menghela nafas nya pelan, ternyata perbedaan kasta itu memang benar nyata ya, dan Avin merasakan nya, walaupun ia pernah hidup sebagai orang kaya sesaat tapi secepat itu juga hidup nya berubah

Avin ingin menangis saja rasanya kalau ingat-ingat semua nya








___________________

"Apa anak buah mu belum bisa menemukan Gavindra" tanya Javier tanpa menoleh karena ia sibuk membolak balik dokumen di tangan nya

"Belum tuan, kami masih belum mendapatkan petunjuk apapun" balas Kim, ia gemetar karena Javier seperti ini membunuh nya jika tak mendapatkan jawaban yang memuaskan

"Menemukan anak kecil seperti itu butuh waktu yang lama ? Ini sudah 24 jam tapi belum mendapatkan apapun ?" Tanya Javier menatap Kim nyalang

"Maaf tuan"

"Simpan maaf mu untuk diri mu sendiri aku tak membutuhkan nya, selagi Gavindra belum di temukan jangan meminta maaf padaku" titah Javier

"Baik tuan, saya mengerti kalau begitu saya permisi" Javier tak menjawab nya tapi Kim tau jika Javier sudah menyuruh nya untuk segera pergi

Pergi nya Kim membuat amarah Javier mulai tak terkontrol, ia melempar semua yang ada di atas meja nya, laptop, dokumen atau apapun itu ia lempar begitu saja hanya untuk menyalurkan emosi nya

Setelahnya Javier menghela nafasnya lelah, kantung nya mata nya terlihat karena semalam ia memang tak tidur karena kepikiran dengan Gavindra

Ia kepikiran dimana Gavindra berada, sudah makan atau belum ? Dimana Gavindra tidur atau apakah Gavindra tidur dengan nyenyak, ia memikirkan itu semua

Tapi sekali lagi semua pertanyaan nya hanya akan di jawab oleh keheningan semata

"Gavindra.." lirih Javier pelan

Gavindra (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang