15

564 82 10
                                    

🦋

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

🦋

Sudah satu minggu sejak kejadian itu mereka berdua saling menjauh. Nanami menatap dari kejauhan punggung (Name) yang sedang ada di teras rumah. (Name) duduk di sebuah kursi dengan pandangan kosong, wajahnya muram sekali, dia juga jadi jarang berceloteh.

Nanami menghela napas.

Di bawah semburat jingga saat itu, Nanami menjelaskan apa yang dia alami kepada (Name), dia sudah menduga reaksinya akan seperti apa, Nanami siap jika dia harus ditinju, dicakar, digigit, atau apalah itu oleh (Name). Jelas hal ini membuat siapapun yang memiliki pasangan sakit hati kendati ia tahu bahwa pasangannya tidak berniat melakukan itu.

"Aku mengerti," ucap (Name) dengan mata berkaca-kaca, bibirnya digigit menahan isak, badannya diberi jarak dengan Nanami karena tidak menduga. "Tapi, kau tahu ini menyakitkan, bukan? Aku paham ini bukan salahmu, Nanami. Hanya saja membayangkan Anna sedekat itu denganmu—"

(Name) sudah menangis, dadanya naik turun. Keceriaan yang tadinya menghias wajah karena bahagia dengan kehadiran Yuuji dan Nobara, hilang berganti sebuah kekecewaan. "Aku ... butuh waktu untuk menenangkan diri."

Jadinya, satu minggu ini mereka tidak bertukar sapa. Nanami merasa gundah-gulana, dia bahkan sudah jarang tidur karena sedih harus berjarak seperti ini dengan (Name), tapi wajah datar yang kadang masih menempel itu berhasil menyembunyikannya.

Mungkin, dua hari ketika mereka saling mendiamkan, Anna tiba-tiba datang ke rumah mereka. Tentu saja ingin bertemu (Name). Wanita itu menjelaskan bahwa ini bukan salah Nanami, tapi salah dirinya karena dia yang memulai, Anna juga sudah mempersiapkan surat resign dari perusahaan agar Anna bisa menjaga kewarasannya.

Tidak mempan. (Name) masih menjaga jarak dengannya. Setiap malam Nanami membelikan makanan manis dan pedas untuk mengembalikan mood gadis itu. Tetap saja, kecemburuan seorang perempuan mengalahkan segalanya.

"Aku mau jalan."

Nanami tersentak, dia melamun rupanya dan tidak sadar (Name) berjalan lewat. Perempuan itu langsung ke kamar alih-alih menunggu jawaban.

****

Siang ini terasa hangat karena sudah memasuki musim semi. (Name) berjalan di sekitar Tokyo Tower yang ada di dekat Taman Shiba, menara yang terbuat dari baja dengan ketinggian 332,6 M itu berdiri kokoh di permukaan tanah. Sebenarnya lebih bagus jika datang kemari saat malam, menara tersebut akan bersinar dan pengunjung bisa menikmati lanskap perkotaan yang silau di bawah bangunan itu.

(Name) menghela napas. Dia butuh waktu menyendiri sekarang, netra cokelatnya bergulir ke Taman Shiba yang tak jauh dari Tokyo Tower, kakinya melangkah ke sana. Dia menemukan sebuah bangku yang terbuat dari batu, lalu duduk.

Forever [Nanami Kento]Kde žijí příběhy. Začni objevovat