Kemudian, Ametys pergi ke pasar. Dia membeli sekardus mie instan, bubur kemasan, telur, susu dan tentu saja, beras. Tidak ketinggalan beberapa bumbu yang bisa disimpan lama, dan juga bahan mentah. Ada kulkas di kos, jadi Ametys tidak khawatir itu akan rusak dengan cepat.

"Akhirnya aku sampai pada ujian hidup ini," ujar Ametys ketika melihat kardus mie instan di dekat kakinya.

Tidak lama kemudian, taksi online yang dipesan tiba. Meskipun ada angkutan lain yang lebih murah, tapi Ametys sengaja memesan mobil karena dia tahu itu akan segera hujan. Lagi pula, itu sangat nyaman untuk membawa banyak barang.

Setengah perjalanan, hujan benar-benar turun. Melalui jendela mobil, Ametys melihat beberapa orang di pinggir jalan berlarian untuk menghindari basah, jelas tidak siap bahwa hujan akan turun di tengah hari yang cerah.

Sopir mobil itu tiba-tiba berkata, "Siaran prediksi cuaca belakangan ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Sudah berapa kali mereka salah?" Pria dengan kepala setengah botak itu mengintip melalui spion dan melihat bahwa gadis penumpang mobilnya tersenyum kecil. "Sedang dalam suasana hati yang baik, Mbak?"

Ametys memalingkan kepalanya sedikit. "Tidak buruk," jawabnya.

Sopir itu berpikir mungkin penumpangnya adalah salah satu dari sedikit orang aneh yang akan menemukan inspirasi saat hujan, jadi ia berkata, "Itu bagus. Jangan biarkan hujan seperti ini mempengaruhi suasana hati."

Tanpa diduga, Ametys masih bersedia menanggapi. "Hujan justru membawa banyak berkah ke dunia, kenapa harus merasa buruk?"

"Ah?" Sopir itu tidak tahu harus bagaimana menanggapi. Ia teringat bahwa di masa lalu orang tuanya juga mengatakan hal seperti ini, tapi ia merasa itu hanya ucapan orang tua zaman dulu yang masih diragukan kebenarannya. Apalagi, bukankah hujan sebenarnya memang agak merepotkan? Memikirkan ini, ia bertanya, "Jika hujannya terlalu deras, bukankah sungai akan meluap dan menyebabkan banjir?"

Ametys mengetuk jarinya ke jendela dan menjawab dengan ringan, "Bukan hujan yang menyebabkannya, tapi manusia."

Manusia membuang sampah sembarangan di sungai sehingga menyebabkan parit dan saluran air tersumbat, menebang pohon sesuka hati dan melakukan banyak kerusakan sehingga tanah menjadi longgar dan kekurangan daya serap. Tentu saja ketika hujan deras turun, itu bisa membawa masalah. Pada akhirnya, bukankah manusia sendiri yang mengundang bencana itu?

Beberapa saat kemudian, Ametys bertanya lagi, "Apakah uang itu berkah?"

"Tentu saja," jawab sopir itu tanpa pikir panjang. "Uang dibutuhkan untuk nafkah, karena itu perlu dicari."

"Jika seseorang menyimpang uangnya di tempat yang aman, itu akan menjadi berkah. Tetapi, jika seseorang memamerkan uangnya di depan orang lain dan kemudian ia dirampok, apakah uang itu masih berkah?" balas Ametys ringan.

Sopir itu agak terkejut dengan perbandingannya, tapi anehnya ia tidak bisa membantah. Pada akhirnya, ini kembali lagi ke perbuatan manusia tersebut. Jika seseorang diam ketika dia memiliki sesuatu, maka itu akan menjadi hal baik, akan tetapi saat sengaja dipamerkan di depan orang lain, bukankah itu akan mengundang kecemburuan dan masalah?

"Nona, kamu masih muda, tapi bisa menjelaskannya dengan cara yang bijaksana." Sopir itu tidak bisa tidak memuji. Bagus sekali bahwa dalam percakapan biasa seperti ini ia bisa mendapat nasihat tambahan. Jadi itu sangat mudah untuk mengubah sapaan 'mbak' yang santai menjadi 'nona' yang sopan.

"Tidak," bantah Ametys. "Aku hanya menyampaikan apa yang sebenarnya."

Sopir itu tidak lagi mengganggu Ametys, lantas menyalakan radio yang kebetulan sedang memutar musik ringan yang menyenangkan.

Syahdan ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin