Ada dua jenis karma yang akan dibawa seseorang dalam hidupnya. Pertama; itu adalah karma orang itu sendiri yang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Bagi mereka yang percaya dengan adanya kehidupan masa lalu, mereka akan mengatakan bahwa itu adalah akibat dari perbuatan di kehidupan sebelumnya, padahal sebenarnya itu adalah akibat dari perbuatan di kehidupan ini sehingga karma datang padanya.

Adapun yang kedua; itu adalah karma yang muncul akibat garis keturunan. Misalnya, sepasang orang tua telah melakukan perbuatan yang buruk sehingga keturunannya akan dikutuk sejak lahir, yang mana karma ini akan mengikuti generasi selanjutnya. Beberapa orang mungkin tidak percaya tentang hal ini, tapi itu benar adanya.

Jika tidak, kenapa lagi ada istilah; 'Tuhan mungkin tidak menghukummu, tapi anak-cucumu yang akan mendapat karma atas perbuatanmu'. Ini karena dosa memang ditanggung oleh pembuatnya, tapi karma bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka.

Namun, apa yang melekat di tubuh pria itu jelas adalah jenis yang terakhir, berasal dari leluhurnya dan itu masih sesuatu yang sangat kuat. Ametys tidak tahu apakah harus kagum melihat lelaki itu bisa hidup sampai begitu dewasa sambil membawa karma yang begitu buruk, atau ngeri ketika memikirkan apa yang telah dilakukan nenek moyang orang itu hingga karmanya sangat berat.

"Apa kali ini?"

Samar-samar Ametys mendengar pria itu berbicara. Suaranya rendah, tapi bukan jenis feminin dan genit. Itu lebih seperti pihak lain memiliki kepribadian yang lembut dan ramah.

"Itu baik-baik saja saat diluncurkan dua tahun lalu, kenapa tiba-tiba?" Pria itu terdiam sejenak, sebelum berkata lagi, "Aku tahu, awasi situasinya dan kabari aku segera."

Orang itu menghela napas dan tanpa melanjutkan makannya yang masih menyisakan lebih dari setengah hidangan, ia bangkit.

Ketika orang itu berbalik, Ametys diam-diam melihat sekali lagi dan mendapati bahwa pihak lain memiliki wajah yang tampan dan tubuh tinggi dengan kakinya yang panjang. Itu adalah jenis ketampanan yang akan membuat seseorang menatap lekat, dengan mata lembut dan sudut bibir yang melengkung alami seolah ia selalu tersenyum.

Pria itu tampaknya merasakan tatapan seseorang, dan berbalik. Ia melihat seorang gadis muda dengan mata besar sedang memandangnya. Menyadari jika tatapan gadis itu adalah sesuatu yang bukan jenis menggoda atau penuh rayuan, ia tidak merasa terganggu.

Ametys sedikit kaget karena pria itu benar-benar tersenyum kecil padanya, sebelum kemudian berjalan pergi. "Benar-benar jiwa yang kuat, bisa menahan udara buruk setebal itu," gumamnya kagum. "Tidak ada bedanya dengan karma berjalan."

Selesai makan, Ametys pergi ke area komersial dengan bantuan penunjuk arah di ponselnya untuk menemukan toko barang elektronik. Ametys sudah memikirkannya, karena dia tidak pandai memasak dan terutama agak gugup ketika harus memasang gas kompor, Ametys memutuskan untuk membeli kompor listrik portabel. Tentu saja, tidak lupa beberapa alat elektronik lain seperti televisi 19 inch, setrika, penanak nasi, kipas angin dan beberapa hal lain.

Staf toko mungkin tahu Ametys adalah mahasiswa yang merantau ke kota tersebut karena ia cukup berpengalaman menangani pembeli seperti ini, jadi ia berkata bahwa mereka juga menyediakan alat-alat keperluan dapur di sebelah. Alhasil, Ametys membeli beberapa hal lagi seperti ketel, panci, piring, gelas dan setengah lusin sendok makan. Entah staf itu memang perhatian atau itu adalah metode pemasaran mereka, ia dengan baik hati mengingatkan Ametys untuk membeli beberapa hal lagi yang memang diperlukan.

Untungnya Ametys punya cukup tabungan, ditambah dia juga mendapatkan bayaran dari Fares dan Haura dalam jumlah banyak. Lagi pula, hal-hal seperti ini bisa dipakai dalam waktu lama, justru akan repot jika tidak ada. Staf toko juga menyediakan layanan antar ke rumah, jadi itu sangat nyaman sehingga Ametys langsung memberikan nomor ponsel dan alamatnya.

Syahdan ✓Where stories live. Discover now