[Sembilanbelas] Sarapan Pagi Bersama Taya

497 64 3
                                    

"Mama maam..."

Wahh tumben sekali bocah gembul ini berinisiatif meminta sarapan tanpa disuruh mamanya. Biasanya ia menolak dengan alasan puasa.

"Mau sarapan apa nak?"

Baheera menyambut hal ini dengan sukacita.

"Maam telul Mama..."

"Abang main dulu yah, Mama masakin dulu telurnya. Mau di dadar atau telur ceplok?"

Godaan indomie goreng dan aroma telur dadar itu sangat menggungah selera saat puasa begini.

"Dadal... Campul semua..."

"Mama dino tlain, dino tlain.." Pintanya untuk menonton video dino train.

"Abang mau nonton Dino train? Tapi kalau nonton sekarang nanti nontonnya sedikit pas sore."

Baheera harus membuat kompromi dengan putra gembulnya agar waktu untuk screentime tidak berlebihan.

"Nanti main lual, ndak Dino tlain."

Pintar sekali bernegosiasi.

"Boleh, Mama pasangkan dulu. Nontonnya dari jauh yah. Nanti kalau telurnya matang Mama kasih tahu."

"Iya Mama.."

Kalau mode manis begini, Taya itu menggemaskan sekali.

"Mamaaa, ndak maam cookies?"

Taya teringat dengan kue yang diberikan oleh neneknya kemarin, belum ia makan kok. Tapi Taya tidak tahu kuenya ada dimana.

"Boleh, tapi makan nasi dulu."

Baheera melihat gelagat bocah gembul ini tak mau makan lagi, padahal baru saja kebahagiaan menghampiri Baheera sebagai seorang ibu, yaitu ketika putranya ingin makan dengan sukarela. Lalu sekarang ia ingin makan cookies. Tidak bisa, harus dibujuk agar makan nasi dulu.

Pasti ada ibu-ibu di luaran sana mengalami permasalahan yang sama sepertinya.

"Maam cookies, Necan kasih kemalin. Ada coklat Mama..."

Taya ingat kok kemarin dikasih neneknya. Tapi karena main ke rumah om Angga jadi Taya melupakan kuenya untuk dimakan.

"Iya Bang, ada kok Nak. Tapi telur Abang gimana nih? Wah sudah Mama buatkan, mana harum lagi."

Telur dadarnya tercium menggugah selera sekali, rasanya Baheera jug ingin memakannya.

"Maam telul sama cookies..."

" Barengan?"

Baheera sanksi sebenarnya, tapi terkadang selera makan putra gembulnya tak masuk akal sih. Jadi Baheera tak benar-benar kaget dengan permintaan putranya itu. Baheera dan Byakta sudah melewati fase kombinasi makanan aneh bersama Taya, dan mereka belajar untuk merelakan itu semua. Yang paling penting putra kesayangan mereka makan.

"Taya mau cookies Mama, sama telul..."

Tayangan Dino Train miliknya diabaikan begitu saja, sepertinya Taya benar-benar ingin makan kue miliknya.

"Oke, duduk yah. Mama bantu."

Baheera membantu putranya untuk duduk di kursi makan miliknya yang sudah dimodifikasi ayahnya. Tentu saja lebih tinggi daripada ukuran kursi di ruang makan milik mereka.

"Wahhhh, ada cookies Taya. Cokelat ini. Ada telul, yummi..."

"Nasinya dimakan yah." Baheera ikut duduk memperhatikan putranya makan, siapa tau ada kejadian aneh yang menakjubkan.

"Mama mau?" Taya menawari mamanya untuk ia suapi. Sepertinya lupa kalau mamanya puasa.

"Abang saja, Mama puasa Nak. Nggak makan."

Baheera menatap takjub dengan ide sarapan Taya kali ini. Diluar perkiraannya sih. Belum pernah ia melihat kombinasi makanan Taya seperti ini. Tapi tak benar-benar heran.

Taya pernah makan nasi dengan ice cream, makan nasi dengan air dan meses coklat. Makan nasi dengan buah juga pernah. Entah eksperimen apa yang sedang dilakukan bocah gembul kesayangan keluarga ini.

"Ini yummi, maam nasi cookies.."

Taya mulai menyendokkan nasi dalam mulutnya, disusul cookies coklat. Dalam satu suapan itu tercampur. Nasi dengan lauk telur dadar saja terlalu mainstream, maka Taya ingin menambahkan varian baru, nasi telur dadar dengan cookies coklat.

"Apa rasanya Bang?

Baheera tak bisa membayangkan rasanya. Tak ingin mencoba juga. Sepertinya terasa aneh.

"Yummi Mama. Ada ini telul, ada cookies Taya. Maam nasi."

"Abang suka?"

"Suka, yummi..."

"Habiskan yah nak.."

Ramadhan With Nataya (Seri Keempat)Where stories live. Discover now