[Dua] Persiapan Taraweh Bersama Taya

1.1K 151 8
                                    

"Necaaaan, Necaaaan, Anteu ndak sholat." adunya menggemaskan.

Padahal orang rumah sedang bersiap-siap untuk taraweh hari pertama, ada saja aduannya.

"Mana ada yah, ini Aunty sudah siap-siap. Taya tuh belum ganti baju koko."

"Taya mau baju baluuuuu...." teriaknya tak terima, masalahnya mamanya lupa membawa baju koko baru yang sudah dibelikan.

Mana Baheera tahu kalau putra gembulnya merengek ingin memakai baju koko baru.

"Ketinggalan Nak." Baheera berusaha menjelaskan dengan sabar dan lembut. Perkara baju baru bisa menjadi drama untuk putra gembulnya.

"Ndak sholat loh..."

"Necaaaan, Taya nggak mau sholat nih." Giliran Balqis menggoda keponakannya gemas.

Melihat Taya dengan drama terasa menyenangkan untuk Balqis, tapi lebih gemas kalau Taya mode manis nan baik hati sih.

"Ndakkk..... Anteuuuu...."

"Itu barusan bilang nggak sholat, Aunty dengar kok."

"Ndak bilang ko," genggsinya menggemaskan.

"Mama dengar loh Bang, tanya Mamanya loh," goda Balqis lagi.

"Taya mau sholat juga Aunty, nanti sama-sama berangkatnya yah."

Baheera harus menjadi penengah, walaupun hasrat terbesarnya adalah menggoda putranya hingga menangis.

"Yaaaaah, nggak seru."

"Kasaaaaan, Aunty nakal." Taya mengadukan tantenya begitu melihat kakeknya keluar kamar. Sudah siap berangkat sholat tarawih hari pertama.

"Balqis, kamu yah senang sekali godain ponakanannya."

"Taya gemesin kalau ngambek."

"Heh jangan dibikin ngambek, ini mau berangkat kita." Selaku sang ayah, Byakta tak ingin ada drama.

Masalahnya kalau harus membujuk putra gembulnya lagi nanti akan membutuhkan waktu yang tak sedikit, dan mereka dapat dipastikan ketinggalan.

"Seru tahu Mas."

Tentu saja, Balqis tidak akan menurut begitu saja. Mengganggu keponakannya adalah kebahagiaannya tersendiri.

Kalau bisa jadi motto hidup.

"Ayo, Abang sudah siap?"

"Abang nggak mau sholat Kasan." Adu Balqis lagi.

"Abang sholat tarawih nak?" Tanya kakeknya lembut.

"Huuh, sholat sana. Banyak banyak Kasan." angguknya semangat.

Tak ia hiraukan godaan tantenya.

"Ayoooo.."

"Wahhh bagusnya baju sama sarungnya Taya keren yah...."

Neneknya ikut memuji, agar cucu kesayangan tak drama minta baju koko baru yang ketinggalan.

"Bagus ndak??"

"Bagus loh, keren. Abang makin ganteng." puji mamanya gemas.

"Samaan nih bajunya kayak Ayah sama Kasan. Keren semua."

"Kelen??"

"Iyaaa...."

Gemas sekali orang-orang mendengarnya. Butuh pujian dan pengakuan sekali.

"Ganteng kok Abang."

"Huuh, baju koko ini. Ndak baluuu, kelen."

"Yahhh Abang nggak pakai baju koko baru. Aunty pakai baju baru."

Sengaja sekali tantenya mengompori bocah gembul itu. Ada Taya di rumah, hidup Balqis jauh lebih berwarna.

Tentu saja semua orang rumah juga.

"Ini kelen kok, sama kayak Ayah, Kasan juga. Anteu ndak ada tuh..."

Jangan harap bocah gembul itu pasrah, mana mau Taya ditindas sama tantenya. Yang ada Taya malah semakin menjadi.

Balqis yang melihat itu tersenyum senang, reaksi Taya selalu membuatnya bahagia.

"Sudah yuk, kita berangkat sekarang."

Byakta mulai menengahi, bisa lama kalau menunggu Balqis dan Taya saling menggoda dan berdebat.

"Yaiii, sholat talaweh sana. Lame-lame kan Kasan."

"Iya ramai orang nanti."

"Lama yah??"

"Ummm lumayan lama, Abang nanti kuat??"

"Kuat dong." pamernya bangga.

Tak tahu saja Taya kalau sholatnya lebih dari satu jam.

"Lama loh Bang, jangan minta pulang yah." goda Balqis lagi.

Perjalanan mereka tak jauh, namun setiap langkah diselimuti ocehan bocah gembul itu bersama keluarganya.

Baheera tentu saja senang, putranya disayang, dirinya juga. Tak perlu lagi merasa sungkan sebenarnya.

Setiap tahunnya, mereka akan memulai menyambut ramadhan di rumah orangtua Byakta dan terkadang lebaran ke Malang ke rumah orangtua Baheera. Ataupun sebaliknya.

Ramadhan With Nataya (Seri Keempat)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ