Bunga Matahari

54 17 0
                                    




Pagi hari sudah terdengar omelan Osamu, bagaimana dia tidak ngomel bisa-bisanya Atsumu berendam di kolam ikan.

Saat tadi pagi Osamu ingin memberi makan ikan dia mendengar suara ribut dari arah kolam dan ternyata Atsumu lagi berenang² seperti tak bersalah.

"Jorok banget sih."

"Seger tau, Samu."

"Bau amis tau, ihhh."

Atsumu menatap kearah Osamu membuat Osamu terdiam sejenak dan akhirnya lari.

Mereka kembali kejar-kejaran karena Atsumu ingin memeluk Osamu dengan keadaan tubuhnya yang bau amis.

Sampai akhirnya mereka berdua menabrak seseorang yang ternyata itu adalah kakek mereka.

Atsumu dan Osamu kena omel sama bunda lalu mereka di hukum berdiri sambil memegang ember berisikan air di kedua tangan mereka.

Nenek melihat mereka merasa iba dan akhirnya menyuruh Atsumu dan Osamu untuk masuk.

Nenek memberikan mochi kesukaan mereka berdua dan menyuruh mereka untuk tidur di pangkuan sang nenek, ah iya Atsumu sudah membersihkan dirinya jadi sudah tak bau amis lagi.

Nenek mengelus rambut mereka dengan penuh kasih sayang sampai akhirnya mereka berdua tertidur.

Osamu membuka matanya, angin seakan membangunkan dia dari dunia mimpi.

Dia melirik kearah sebelahnya, Atsumu sedang menatap hamparan bunga-bunga itu.

"Bagaimana ya jadinya kalau salah satu di antara kita ada yang pergi, Samu?."

Osamu terdiam dan dia melihat kearah Atsumu dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Kamu mau denger ga cerita tentang si kembar yang kehilangan salah satu di antara mereka?."

Atsumu memandang Osamu dengan lekat-lekat seakan dia sangat bersemangat mendengar cerita itu.

"Ada seorang kembaran yang selalu bersama sepanjang waktu seperti tak bisa di pisah, namun suatu hari mereka mengalami kecelakaan hebat mengakibatkan salah satu di antara mereka harus meregang nyawa." Osamu terdiam berusaha menguatkan dirinya.

"Salah satu di antara mereka seperti tak memiliki semangat hidup lagi ketika mereka terpisahkan, dia selalu duduk di samping batu nisan kembarannya dan menceritakan semuanya sampai mungkin orang mengira dia gila karena melakukan hal itu, apa menurutmu orang itu gila?."

"Tidak."

Atsumu memandangi mata kembarannya yang berkaca-kaca, tak pernah dia lihat kembarannya seperti ini.

"Kau menceritakan itu seperti kau pernah mengalaminya, Samu."

Osamu hanya terdiam dan tersenyum, "Tsumu, bagaimana jika aku bilang kalau aku bukan kembaran asli mu di dunia ini?."

"Kau ngomong apa sih."

"Aku bukan dari tempat ini, aku menemukan sebuah pintu di belakang rumah kakek ku dan saat aku membuka pintu itu aku terbawa ketempat ini."

Atsumu memandang aneh kearah kembarannya itu, "Kamu percaya kehidupan di dunia yang berbeda dari dunia mu?."

"Maksudmu seperti dunia paralel?."

"Ah iya benar, aku berasal dari dunia yang lain bukan dari sini."

Atsumu terdiam, seperti tidak percaya apa yang dikatakan oleh kembarannya itu.

"Ah itu hanya dogeng belaka."

"Kamu tau, di dunia ku naga dan peri juga cuma dogeng makanya saat aku melihat mereka aku sangat terkejut."

Mereka berdua terdiam masing-masing hanyut dalam pikiran mereka yang tak jelas.

"Tsumu, terima kasih telah membuatku hidup kembali." senyuman Osamu benar-benar membuat Atsumu terdiam dan dia memukul kembarannya itu.

"Berhenti berbicara omong kosong, Samu."




Parallel | MiyaTwinsKde žijí příběhy. Začni objevovat