Dimana?

104 17 0
                                    


Osamu membuka matanya, berharap dia kembali ke rumahnya dengan keadaan tenang.

Ternyata salah, dia masih berada di tempat ini sebenarnya dimana ini?

Osamu mengacak-acak rambutnya dan membersihkan tubuhnya lalu dia pergi keluar.

Matahari masih sangat malu untuk memperlihatkan wujudnya sehingga langit masih terlihat gelap.

Osamu duduk memandang kebun bunga matahari yang sangat luas dan juga lebat.

Di samping kebun itu ada kebun bunga lily putih yang indah, Osamu mendekati bunga itu dan memegangnya.

Sungguh indah pemandangan ini, "Tsumu kalau lu liat ini pasti seneng banget kan."

Ntah dimana dia sekarang tetapi kali ini Osamu sangat senang, sudah lama semenjak kepergian kembarannya itu.

Senyum nya hanya untuk menutupi duka di hatinya saja, air mata Osamu secara tiba-tiba mengalir dia langsung mengusapnya.

'Tuhan dimana aku' batin Osamu.

Suara langkah kaki terdengar dari arah belakang, seorang pelayan sedikit membungkuk ke arah Osamu.

"Osamu-sama, anda boleh ke ruang makan jika anda lapar makanan sudah di siapkan untuk anda."

"Ya, terima kasih nanti aku akan makan."

Dan pelayan itu izin untuk pergi, angin selembut sutra seakan mengusap wajah lelah Osamu.

Mata yang sudah kehilangan cahayanya itu seakan meminta untuk segera di akhiri saja.

Terkadang rela itu hanya di lisan tetapi di hati berbeda, bahkan saat berusaha untuk terbiasa tanpa seseorang yang telah pergi itu cukup susah.

Osamu memandang langit yang terbentang luas dan mulai menerang itu dengan tatapan kosong miliknya.

Tuhan seakan sengaja membiarkan Osamu berlama-lama di dunia yang ntah dimana ini.

Suara aneh terdengar dari balik semak-semak, Osamu tak bergeming sama sekali.

Dan tiba-tiba seekor naga keluar dari balik semak-semak yang tinggi itu, Osamu hanya melirik.

Tubuhnya terlalu lelah ralat mentalnya terlalu lelah untuk merespon ketakutannya sekarang.

Dia seakan telah ikhlas untuk mati lebih tepatnya dia sudah pasrah, "Mengapa kau seperti di selimuti kesepian, Osamu-sama?"

Osamu memandang naga itu, tunggu naga itu berbicara tapi bagaimana bisa naga itu berbicara.

Mungkin itu lah pertanyaan² yang muncul di kepala Osamu, "Kau mengenalku?" tanya Osamu.

"Ternyata memang benar kau hilang ingatan untuk beberapa hal Osamu-sama, itu sangat aneh."

Naga itu mendekati wajahnya ke Osamu seperti meminta untuk di pegang, Osamu memegang naga itu dan mengelusnya.

"Kau adalah tuan ku, sudah dari kecil kita bersama."

Osamu hanya terdiam memandang naga itu, "Sangat sedih saat tuan sendiri lupa dengan mu, Shiroi."

Naga satu lagi muncul di balik pohon besar itu, naga milik Osamu alias Shiroi langsung melindunginya.

"Mengapa kalian bisa berbicara?"

"Karena kami hewan magis, tidak semua hewan dapat berbicara seperti kami ya kan, Shiroi."

"Nama mu?" tunjuk Osamu pada naga itu.

"Ah iya aku lupa, aku Akai"

"Nama mu jelek, berarti ada makhluk² magis juga?"

"Ada, seperti para peri yang ada di hutan bagian barat kesukaan anda karena sayap dan wajah mereka yang indah." ucap Shiroi sambil terkikik karena tuannya ini memang selalu mengejek nama saudara nya yaitu Akai.

"Menarik juga."

"Jika anda ingin jalan-jalan beri tau saya, saya berada di sini menjaga bunga kesukaan anda, Osamu-sama."












Shiroi warna putih dan Akai warna merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shiroi warna putih dan Akai warna merah.

Parallel | MiyaTwinsWhere stories live. Discover now