Terjebak

125 19 0
                                    


Dan pintu itu mengeluarkan cahaya yang amat sangat terang, membuat Osamu terduduk karena silaunaya cahaya tersebut.

Sebuah teriakan memanggilnya, tapi tunggu dulu kenapa suara mereka terasa asing.

"Osamu-sama."

"Osamu-sama."

Tunggu dulu apa maksudnya, Osamu membuka matanya melihat orang² mengkerumuninya dan membantunya berdiri.

Dia melihat kearah bajunya, mengapa dia mengenakan baju tradisional dan dia melihat tangannya sedang memegang panahan.

Orang² itu membawa Osamu pergi kesebuah rumah tradisional tetapi sangat besar.

Mereka menyuruh Osamu untuk duduk dan mereka mengobati luka yang ada di tangan dan kaki Osamu.

Kaki Osamu terluka karena dia terduduk dan tanpa sadar bergesekan dengan tanah membuatnya terluka.

Setelah itu Osamu mendengar langkah tergesah-gesah dari arah pintu dan benar saja pintu itu terbuka.

Menampilkan bundanya yang terlihat begitu senang, "Osamu akhirnya kamu ketemu sayang, bunda khawatir kamu menghilang selama seminggu nak."

Pikiran Osamu kembali melayang, wajah Osamu ia kerutkan dan menatap bundanya penuh tanda tanya.

"Aku hilang?"

"Kamu ga inget?"

"Aku ga hilang deh, tadi kan kita di rumah kakek kenapa sekarang kita di rumah ini, terus kenapa kita pakai baju tradisional apa ada acara?"

Bundanya menatap dengan penuh tak percaya, apa putranya terbentur sesuatu hingga jadi aneh.

"Emang biasanya kan kita pakai kayak gini, emang pakai baju gimana nak kamu kok aneh."

Osamu kembali mengerutkan keningnya dan kembali mengingat ingat kejadian yang terjadi tadi.

Ah iya pintu itu tak ada saat Osamu membukakan matanya, yang dia lihat hanya hutan dan busur panah di tangannya.

Dia memegang kepalanya yang pusing dengan kejadian ini, berusaha mencerna semua kejadian.

"Kenapa nak, ada yang sakit?"

Osamu hanya menggeleng sebagai jawaban dan dia kembali menatap kearah luar.

Semuanya sangat asing di matanya, yang ia kenali pun serasa tak ia kenali sama sekali, aneh.

Bundanya menatap Osamu lekat-lekat, memastikan ini adalah putranya tetapi jika di lihat memang putranya apa dia hilang ingatan.

Helaan nafas terdengar dari mulut bunda, dia memeluk Osamu dengan pelan dan di balas oleh Osamu.

Pintu kembali terbuka menampilkan para pelayan yang membawa makanan, mereka menaruhnya di depan Osamu.

Dia melihat kearah bundanya, membuat bunda nya terdiam sejenak dan menatap tangan Osamu yang terluka.

"Oh iya sini bunda suapain ya sayang nya bunda, sini sini aaaa" Osamu membuka mulutnya dan melahap makanannya.

Sedangkan kepalanya penuh dengan tanda tanya yang tak bisa ia jawab sendiri.



Parallel | MiyaTwinsWhere stories live. Discover now