23. Turnamen Basket

14 2 0
                                    

Selamat berbuka puasa buat kalian semua😊

Seneng deh bisa update setiap hari❤ kalian juga harus ramaikan ceritanya yaa... Aku liat vote part kemarin-kemarin sepi bangett padahal yang baca banyak😢

HAPPY READING


Hari yang ditunggu-tunggu kini tiba. Hari dimana Alfan melaksakan turnamen basket antar sekolah. Dan untungnya, turnamen kali ini diadakan disekolahnya. SMA Galaksi.

Laki-laki dengan ikat kepala merahnya itu kini tengah melakukan pemanasan bersama Farrel dan juga kawan lainnya. Wajah mereka terlihat serius semua.

“Ini turnamen kita disekolah tahun ini. Gue mau kita semua bermain dengan baik dan bisa kembali meraih juara.” Alfan berkata pada para tim nya.

“SIAP KAPTEN!!”

“Bagus. Persiapkan diri kalian. Masih ada 15 menit lagi buat kita tanding nanti. Dan 5 menit sebelum pertandingan dimulai, kita kembali kumpul disini.”

Setelah mengatakan itu, Alfan keluar dari kerumunan dan memilih bergabung dengan Alan dan Rendra yamg duduk dibangku penonton. Begitupula dengan Farrel yang tidak ingin ketinggalan.

SMA Galaksi ini kini dipadati berbagai sekolah seibu kota. Murid-murid lain yang tidak ikut tanding pun ikut datang untuk men—support teman sekolahnya.

“Padat banget perasaan. Gue kira turnamen kali ini gak bakal seramai ini.”

“Antar sekolah seibu kota. Ya banyak lah. Mikir bego.” balas Alfan kepada Rendra.

“Tanding awal?” tanya Alan yang tidak tahu apa-apa.

“Yoi, brother! Jangan lupa sorakin gue ya. Biar main semangat nih!”

Alan merotasi matanya. “Malas.”

“Dih, dasar kembaran laknat lo.”

“Makin hari, gue liat kalian makin kayak tom and jerry gitu ya.” Farrel berkomentar dengan terkekeh ringan.

“Lah, baru tau dia Bang. Heh, kemana aja lo?” Alfan sengaja menyenggol punggung temannya membuat Farrel berdecak.

Nyesal dia berkata seperti itu.

“KAK ALFAN SEMANGAT!!!”

Kayla datang bersama Moza dengan wajah ceria. Berbeda dengan Moza, si gadis tomboi yang terlihat terpaksa datang kesini.

“Kay, dari pada disini mending dikelas aja yuk. Panas tau.”

“Lo gak mau nonton gue Za?” sambar Alfan bertanya.

“Enggak dulu.”

“Jadi supporter gue. Biar gue makin semangat mainnya.”

“Mau lo. Ogah ah mending gue di kelas.”

“E—eh, disini aja.”

“Kak Alfan. Lepas gak.” Moza mendesis kala sang senior menarik tangannya. Gadis itu meringis malu kala semua orang menatap kearah mereka. “Kak, mereka pada liatin kita.”

“Emang kenapa? Gak peduli gue.”

“Kak.”

“Lo duduk disini, Za. Sama Kayla. Jadi support system gue.” ucap Alfan tidak ingin terbantah.

Moza memberengut namun tidak ayal menuruti permintaan Alfan. “Kaau bukan karena dipaksa, ogah banget gue disini.”

“Ya makanya gue paksa biar lo nonton. Ini terakhir gue turnamen loh. Lo harus liat skill gue.”

KITA BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang