Fairytale

172 17 1
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto
Sasusakusara AU
Enjoy





Sarada suka sekali mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh mamanya tiap malam sebelum dia tidur, apalagi dongeng tentang ksatria malam dan putri musim semi.Dia kesal sekali dengan ksatria malam yang begitu saja meninggalkan putri musim semi padahal mereka saling mencintai.



"Kenapa Sarada kesal dengan ksatria malam?" tanya Sakura penasaran.

"Karena dia meninggalkan putri sendirian di kerajaan Konoha, padahal kan mereka saling mencintai." Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya–hal yang selalu dia lakukan jika sedang kesal.

Sakura tersenyum dan mengelus rambut Sarada, kemudian menaikkan selimutnya sampai ke bawah dagu.


"Sayang, ada alasan kenapa mereka belum bisa bersatu waktu itu."

"Alasan apa, mama?"

"Sang ksatria malam merasa dia belum sepenuhnya pantas untuk sang putri, makanya dia ingin berkelana untuk memantaskan diri. Dan sang putri juga ingin sang ksatria bisa melepaskan masa lalu buruk yang selama ini menghantui sang ksatria, makanya dia mengijinkan sang ksatria pergi berkelana."

Walaupun Sarada belum sepenuhnya paham dengan penjelasan sang mama, dia senang karena sang ksatria dan putri musim semi tidak berpisah untuk selamanya.

"Tapi mereka hidup bahagia selamanya kan, ma?"

"Tentu saja, sayang. Mereka menikah dan dikaruniai seorang tuan putri cantik yang menjadi bukti cinta sang ksatria dan putri musim semi."

"Hm….syukurlah….hoam…."

"Sekarang sudah waktunya putri Sarada tidur, selamat malam sayang."

"Hm…...selamat malam, mama. Aku mencintai mama…."






Setelah Sarada tertidur lelap, Sakura mematikan lampu kamarnya dan dengan perlahan keluar kamar. Dia melihat Sasuke—yang selesai mandi, menunggunya di depan kamar mereka.

"Sarada sudah tidur?" tanya Sasuke saat Sakura sudah ada disampingnya. Sakura mengambil handuk yang ada di leher Sasuke dan membantu suaminya mengeringkan rambutnya yang masih basah.

"Sudah, dia baru saja tidur."

"Dongeng apalagi yang kamu ceritakan padanya kali ini?"

"Tentang ksatria malam dan putri musim semi."

"Lagi?" bukan sekali ini putrinya ingin diceritakan dongeng tentang orang tuanya–walaupun Sarada belum tahu kalau itu mereka. Sasuke sampai heran, apakah kisah cinta mereka begitu hebat atau skill storytelling Sakura yang hebat sampai bisa membuat putrinya begitu menyukai ceritanya.

Sakura tertawa pelan mendengar respon suaminya, sebenarnya dia juga tidak menyangka kalau Sarada begitu suka dengan dongeng ya ia buat.

"Tapi dia kesal sekali dengan sang ksatria, kau tahu." Ucapnya sambil tersenyum jail. Menggoda Sasuke adalah hal menyenangkan setelah menceritakan dongeng ke anak mereka.

"Menyebalkan. Ayo cepat tidur."

"Baiklah. Apakah kamu mau aku ceritakan dongeng, Sasuke?"

"Bagaimana kalau dongeng tentang sang ksatria dan sang putri yang ingin memberikan adik untuk putri mereka?"

"Tidak jadi, aku capek sekali, selamat malam, Sasuke."

"Hm, mungkin lain kali."

End.





SasuSaku AU ShortficsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang