★Ch27

474 56 1
                                    

"Jangan terlalu dekat dengan tepian Achlys!" Aidan sungguh merasa frustasi, itu semua karena Achlys yang selalu berkeliling kapal tanpa mau diam sedetikpun dan sekarang dia tengah duduk diatas tepian pembatas kapal. Sungguh, rasanya jantung Aidan mau copot seketika

"Kemarilah, kau akan menyukainya kakek pemarah!" Achlys dengan santai bersikap, baginya perlakuan Aidan itu sangat berlebihan.

Dikapal hanya ada mereka berdua sebagai penumpang. Itu karena kapal ini merupakan kapal pribadi milik keluarga Rodriguez. Tentu saja, sebagai pelopor perekonomian kerajaan Vanesia, mustahil bila Rodriguez tidak memiliki kapalnya sendiri. Para bangsawan hanya akan berkumpul ditempat tujuan yaitu hutan Artezon.

"Perjalanan masih jauh Achlys, sebaiknya kau jaga nyawamu baik-baik. Jangan sampai kau mari konyol karena tenggelam dilaut!"

"Aku tidak akan mati hanya karena tenggelam dilaut. Kau pikir aku bodoh hingga tidak bisa berenang?!" Achlys menyipitkan matanya menatap penuh selidik kearah Aidan

"He, bukankah aku memang benar? Kau memang---"

Byurr

"ACHLYS!!!" Aidan berteriak histeris kala Achlys justru melompatkan dirinya kelaut. Aidan kemudian mendekati tepi kapal tempat Achlys duduk tadi. Tanpa pikir panjang Aidan akan segera melompat menyusulnya

"Teriakanmu sangat mengganggu telinga Aidan!" suara dari bawah kapal menghentikan aksi Aidan. Disana Achlys dengan santainya mengapungkan diri dengan gaya elegan.

Para pengawal yang berjaga disekeliking Aidan dan Achlys tadi juga turut melihat Achlys dengan jantung menggila. Nona nya itu sungguh menginginkan kematian untuk mereka! Apa jadinya nanti jika kabar nona nya yang tenggelam sampai ditelinga tuannya itu?! Ah rasanya nyawa mereka seperti berkurang beberapa tahun saja.

"Nona, saya mohon cepatlah naik menuju kapal, laut sangat tidak aman untuk nona!" salah satu pengawal tampak meminta dengan cemas

"Tidak akan."

Namun hal itu tidak sesuai dengan perkataan yakin dari Achlys. Beberapa detik kemudian, ombak disekitar laut itu tampak berhemuruh dan berhelombang dahsyat.

"ACHLYS CEPAT NAIK!!!"

"NONA, KEMBALI!!!"

Sayangnya teriakan Aidan dan para pengawal terlambat, pun Achlys juga sudah tidak bisa lekas kembali kekapal karena dihadapannya sekarang sudah ada seekor monster menyerupai gurita. Bedanya minster itu sungguh besar berkali-kali lipat, kulitnya berwarna kemerahan dan tampak nerkilat saat keluar dari air, matanya sangat bulat dan besar, giginya sangat tajam dan penuh dengan taring, tentakel-tentakel nya terus bergerak hingga menimbulkan kekacauan gelombang dilaut.

Monster itu tidak benar-benar ada dihadapan Achlys, hanya saja dia berada disekitar 50 meter didepannya. Itu sangatlah besar, hingga dijarak yang sebegitu jauhnya terasa sangat dekat karena besarnya yang sangat tidak terkira.

"Menakjubkan." gumaman lirih itu berasal dari mulut Achlys yang pandangannya kini terpaku pada monster gurita besar dihadapannya itu.

Sementara disisi Aidan, dia sedang ribut dengan para pengawalnya, mencari cara agar monster itu bisa dimusnahkan.

"Bagaimana cara melenyapkan monster itu?!" Aidan sungguh frustasi sekarang

"Mohon maaf tuan muda, tapi belum ada orang yang berhasil mengalahkan monster itu atau bahkan mengusirnya, rata-rata dari mereka pasti akan langsung lenyap jika bertemu dengan monster itu." salah satu pengawal menjawab pertanyaan Aidan dengan lancar, meski begitu rasa gugup dan takutnya tidak dapat disembunyikan begitu saja, itu terbukti dengan tubuhnya yang sedikit bergetar dan juga beberapa bulir keringat dingin diwajahnya

The Decider {Second Life}Where stories live. Discover now