★Ch3

1.9K 179 2
                                    

{Revisi}

Achlys duduk dengan anggun di seberang Aidan dan juga bersampingan dengan Duke yang duduk diujung meja sebagai kepala keluarga.

Beberapa saat dalam keheningan sampai suara Duke memecahkan nya.

"Khm mari makan." kata Duke singkat sebagai tanda dimulainya acara makan itu.

Segera semuanya(Achlys dan Aidan) makan dengan tenang. Tidak ada suara apapun selain alat makan yang berdentingan karna itulah peraturan nya.

Beberapa saat setelahnya, ketiga orang itu telah menyelesaikan makanan mereka masing-masing, Achlys juga sudah selesai dan menyeka mulutnya dengan anggun menggunakan saputangan.

"Saya sudah selesai Duke, mohon undur diri." belum sempat Achlys beranjak dari duduknya, suara Duke lebih dulu terdengar

"Duduk!" perintahnya mutlak tatkala melihat Achlys yang akan pergi

Menurut Achlys akhirnya diam dan mematuhi perkataan nya, tidak ada perdebatan atau sanggahan yang keluar dari mulutnya.

"Mencoba bermain anggun heh?!" suara sarkas itu berasal dari Aidan yang sedari tadi diam mengamati Achlys

"..."

Achlys diam karna merasa tidak perlu menanggapinya.

"Cih lihatlah dia, apakah kau sedang mencoba menjadi gadis anggun dan penurut untuk mencari perhatian?!" kata Aidan lagi

"..."

Diam, Achlys masih saja diam dan duduk dengan wajah tenangnya seolah tidak terusik sama sekali.

Sementara Aidan jelas sudah merasa jengkel karna diabaikan olehnya, bahkan Achlys sama sekali tidak meliriknya sedikitpun.

"Kau?! Dasar---"

"Aidan!"

Bukan-bukan suara Achlys yang terdengar melainkan Duke yang sedari tadi juga turut diam mendengarkan Aidan.

Tatapan tajam itu terarah pada Aidan yang tampak terdiam setelah mendapat teguran.

"Jangan berdebat dihadapanku!" peringat Duke tajam

"Maaf ayah." Aidan terlihat menunduk dengan tangan yang terkepal dibawah meja

"Aidan, kau akan kukirim untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diwilayah Yugoslavia. Perdagangan kita disana terhambat, sepertinya ada tikus kecil yang mencoba bermain." sura dari Duke yang penuh otoriter itu kembali terdengar.

"Tapi ayah, bukankah disana ada konflik yang sedang terjadi?" tanya Aidan skeptis

"Dan itu tugasmu untuk mengatasinya." balas Duke santai

Aidan akan menyela kembali namun Duke lebih dulu berujar.

"Dan kau, Achlys, kau akan mulai belajar tentang bisnis dan juga politik dikerajaan. Kau harus berguna untukku." Duke mengalihkan pandangan nya kepada Achlys yang masih saja diam dan tenang.

"Ayah apa-apaan itu?!" suara Aidan sedikit meninggi setelah mendengar ucapan dari ayah nya.

"Ayah, kau tidak akan menerjunkan Achlys pada politik kerajaan yang mengerikan itu kan?!" bukan pertanyaan yang diajukan nya melainkan pernyataan yang Aidan katakan

"Tentu saja aku akan melakukan nya, jadi?" jawab Duke dengan mata yang tidak beralih menatap Achlys

"Tentu, saya akan melakukan nya." jawab Achlys tenang menatap manik Duke tanpa keraguan sedikitpun

"Bagus." jawab Duke puas

"Ayah! Apa-apaan kau Achlys?!" berang Aidan kepada Achlys

"Jangan mendebatku Aidan, lebih baik kau segera menyiapkan keperluan mu, lusa kau akan berangkat!" putus Duke seraya beranjak pergi meninggalkan ruang makan

Sementara Aidan hanya terdiam dan memandang tidak percaya pada punggung tegap Ayahnya yang perlahan menjauh.

"Kalau begitu, saya pamit undur diri, Tuan Muda." Achlys juga beranjak pergi begitu saja tanpa menunggu balasan dari Aidan.

***

Achlys POV**

Aku sekarang berada dikamarku. Duduk tenang sambil menghadap kejendela yang kubuka lebar-lebar.

"Apa maksud pak tua itu menyuruhku belajar bisnis dan juga politik?" tanya ku bingung pada diri sendiri.

Aku memang diam saat bersama mereka tadi, itu adalah sikap alamiku yang tidak akan banyak bicara dengan orang disekitarku.

"Bukankah biasanya wanita di jaman ini dibatasi dalam belajar dan mempelajari politik merupakan hal yang cukup tabu disini."

Aku masih terheran dan tidak mengerti denfan pemikiran ayah baruku itu.

"Apa yang dia pikirkan?"

Aku merasa kesulitan untuk menerka apa yang coba Duke lakukan dengan hal itu. Padahal sebelumnya aku cukup mudah menebak segala sesuatu yang orang lain pikirkan.

Achlys POV end*

Sementara itu disisi lain, Duke Rodriguez sedang duduk diruang kerjanya seraya memperhatikan sebuah buku?

Dia terlihat termenung dan terhanyut dalam pikirannya sendiri.

"Aku melakukan nya." suara yang nyaris tak terdengar itu keluar dari bibir nya. Dia berkata dengan lirih seolah sedang bercakap dengan dirinya sendiri.

TBC

Hallo guys! Maaf mungkin ada dari kalian yang kecewa karna cerita ini akan aku revisi besar-besaran. Cerita ini mungkin akan tampil dengan alur yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Aku sadar cerita ini itu gaje banget dan alurnya berantakan ngga jelas. Aku juga kurang memperhatikan penokohan tadinya. Jadi maaf banget kalau cerita ini bakal aku ubah sedemikian rupa sampai cerita awalnya mungkin ngga akan keliatan disini. Karna cerita ini yang sangat berantakan sampai aku aja bingung kalau mau lanjut ke part berikutnya.

Aku cuman lagi berusaha buat cerita ini lebih rapih lagi biar ngga terlihat kekanakan san asal-asalan.

Udah gitu aja, semoga kalian ngga terlalu kecewa ya!

See you guys!

The Decider {Second Life}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang