★Ch15

794 85 1
                                    

Happy Reading....

Achlys sedang berada dikamarnya, duduk berkutat dengan berkasnya yang sangat banyak hingga berserakan dimeja. Sesekali Achlys akan menyeruput teh nya yang sudah tersedia disitu. Bahkan kamarnya ini sudah seperti ruang kerja saja dengan rak-rak buku yang berada disisi dinding dan ditambah meja yang sekarang dia gunakan untuk melihat laporan tentang pasar komando yang dia ambil alih.

"Nona, apakah nona tidak ingin melakukan perawatan kulit untuk nanti malam?" suara Hera yang terdengar merengek memecah keheningan.

Tampaknya Hera sudah sangat pasrah kepada nona-nya yang bukan nya bersiap melakukan berbagai macam perawatan untuk pesta kedewasaan, tapi Achlys justru tampak acuh dan asik berkutat dengan berkas-berkasnya.

"Membuang waktu, pekerjaanku masih banyak." kata Achlys malas

"Tapi nona, para nona yang lain pasti akan berlomba-lomba untuk tampil cantik. Pesta juga akan dilakukan di Istana, bukankah...."

Hera tidak melanjutkan perkataannya kembali kala mendapati sepasang netra berwarna merah gelap yang menatap tajam kearahnya,"bedakan antara mereka dan aku Hera. Aku membiarkanmu berada disisi ku bukan untuk mengoceh dan menasehatiku tentang hidupku. Ingatlah batasan mu." suara dingin Achlys bergema penuh penekanan.

Achlys bukanlah orang yang baik, dia juga bukan orang yang akan dengan senang hati menuruti segala kemauan dari pelayan nya. Dia tidak suka jika ada orang yang mengatur dan mencampuri urusan nya. Dia bukanlah tokoh yang seperti dalam novel yang akan pasrah saja jika diseret kesana kemari dan diperlakukan layaknya boneka hias oleh orang lain.

Tidak! Achlys bukanlah orang yang berbelas kasih!

"M-maaf kan s-saya n-nona, saya sudah lancang!" Hera langsung bersujud dihadapan Achlys yang masih duduk diam ditempat kerjanya. Suaranya bergetar dan peenuh ketakutan kala mendengar nada dingin dari nona nya.

Selama ini Achlys hanya akan berbicara dengan nada tenang ataupun malas, tidak pernah sekalipun dia berkata dingin. Dan sekalinya dia berkata dingin, itu bukan hanya perkataannya saja yang menakutkan, tapi aura yang menguar dari tubuhnya bahkan terasa lebih menekan lagi.

"Jangan pernah kau mencampuri urusanku apalagi mencoba mengaturku. Aku bukanlah orang yang berbelas kasih Hera." peringat Achlys dingin

"Keluarlah!" perintah Achlys kala mendapati pelayan nya yang masih saja bersujud takut.

Achlys POV**

Aku menghela napas ketika melihat Hera yang sudah keluar

"Kau terlalu keras anak muda." suara Apollyon terdengar dikepala ku

"Diamlah, aku sedang tidak ingin meladeni ocehanmu!" peringat ku.

Aku sedang mempunyai hal-hal yang berat dipikiriranku. Ada beberapa hal yang mengganggu ku. Dan aku masih belum bisa mengatasinya.

"Aku akan memutuskan ikatan komunikasi kita untuk sementara." Apollyon berkata lagi

Mengangkat alis heran,"mengapa begitu? " tanyaku

"Nak, aku seorang Iblis, sedangkan kau akan berinteraksi dengan orang kuil nanti. Tentu aku akan merasa terusik."

".....Benar juga, kau Iblis. Tentu kau akan merasa terusik dengan orang-orang kuil yang suci! Lagipula kau lag yang tiba-tiba masuk kedalam pikiranku!" kataku membenarkan dan mencibirnya diakhir

"Lalu,,,bagaimana dengan ku?" tanyaku lagi

"Ada apa dengan dirimu anak muda?" Apollyon bertanya-tanya

"Bukankah aku juga sama sepertimu?" aku berkata sedikit ragu

"Hei, kau manusia! Bagaimana kau bisa menganggap dirimu sendiri sebagai Iblis yang dipandang buruk oleh bangsamu?!" Apollyon bahkan merasa sangat heran.

"Aku hanya merasa aku memiliki beberapa kesamaan denganmu. Aku juga merasa kalau aku lebih nyaman disebut Iblis alih-alih malaikat." apakah pikiran ku aneh?

(Author: aneh banget sayang!!! Emang rada geser tuh otak!)

"Aku tak habis pikir denganmu, aku memang berkata kalau aku merasakan aura malaikat pembangkang Azazel dan pembawa kehancuran Beelzebub dalam dirimu. Tapi selain kedua hal itu kau masihlah manusia seutuhnya, kenapa kau justru menganggap dirimu Iblis?" benar bahkan Apollyon tidak bisa menahan keanehannya.

"Lupakan saja, pergilah!" aku juga tidak tau mengapa demikian, aku tidak mempunyai jawaban dari oertanyaan nya, jadi lebih baik usir saja dia

Setelahnya keadaan benar-benar hening, Apollyon benar-benar langsung pergi dari pikiran ku.

***
Sore harinya aku menikmati waktu bersantaiku ditempat duduk untuk bersantai yang ada dikamarku. Toh acara pesta akan dimulai jam 8 malam, jadi aku punya banyak sekali waktu untuk bersiap nanti.

"Bocah, apakah kau tidak ingin bersiap-siap?" suara Aidan tiba-tiba terdengar didekatku.

Aku mengalihkan pandangan kepada Aidan yang sedang berdiri dengan wajah sebal.

"Lain kali ketuklah pintu dulu tuan muda." datarku, pasalnya dia langsung menerobos masuk kekamarku tanpa ketukan.

"Ck terserahmu saja, apa kau masih akan bersantai?" Aidan mengerutkan kening

"Masih ada banyak waktu, pesta akan dimulai pukul 8 malam nanti, sedangkan ini masih pukul 4 sore. Masih ada banyak waktu untuk bersantai." aku mendengus menatapnya.

"Hah sudahlah, percumah saja aku berbicara denganmu." kesal Aidan yang langsung beranjak pergi

Aku mengangkat alis heran kala melihatnya. Sudah? Dia kesini dan mengganggu ku hanya untuk mengatakan hal itu? Betapa menyebalkan!

Achlys POV end**

TBC

Jangan lupa Vote and Komen nya ya!

See you next part guys!

The Decider {Second Life}Where stories live. Discover now