ni-juu-san

52 6 0
                                    

"Hokuto~"

Melihat telinganya yang disumpal earphone, gue gak nyangka dia langsung nengok begitu gue berbisik ke arahnya. Gue menampilkan senyum. Hokuto duduk di depan gue tapi kami baru teguran sekarang, saat bis tengah berhenti di rest area.

"Mau Pocky?"

Hokuto ngambil dua batang pocky yang gue sodorkan. "Makasih," katanya yang disusul senyuman manis.

Ah, gue lupa bawa bendera putih.

Tapi tau apa yang lebih kurang ajar lagi? Hokuto hari ini gak pake kacamata.

Terus rambutnya, rambut yang biasanya rapi dan klimis itu, hari ini jadi keliatan agak acak-acakan. Bukan yang amburadul kayak belum disisir gitu. Gue rasa emang sengaja di-style deh sama dia.

Dengan tujuan menghancurkan jantung gue.

Sibuk fangirling dalam hati, gue mengerjap saat Hokuto buka suara, "Lin, coba jujur, deh."

APA???

Jujur gue suka banget sama lo bahkan mentari pun tau kucinta padamu-

"Kemaren itu, sebenernya lo denger kan obrolan gue sama Jesse?"

"UHUK-"

Gue keselek.

"... Lo gak percaya, ya?"

"Agak mencurigakan aja, sih, haha."

"Hmm...." Gue nengok ke bangku belakang, Jesse masih ngorok di sana. Gue melongok ke arah jendela, belum ada tanda-tanda Bina balik dari kamar mandi. "Yah ... kedengeran, sih...."

Hokuto ketawa puas mendengar gue yang akhirnya berkata jujur. "Reaksi Sabrina denger omongannya Jesse, gimana?"

"Kalo itu, no comment."

"Kok gitu?"

"Dengan gue bicara jujur aja gue udah mengkhianati kepercayaan Bina, Hokuto," jawab gue gregetan. Hokuto terkekeh, tapi gak ngomong apa-apa lagi dan malah mandangin muka gue.

Gue ... SALTING LAH?????

"A-apa?"

"Gue lagi nyoba baca ekspresi lo dan nyari jawabannya sendiri."

HAHHH.

Buru-buru gue tutupin muka gue pake bungkus Pocky di tangan. "Gak boleh."

"Yahh, Aline. Gak asik."

Tolong seseorang tahan gue buat gak jungkir balik saat ini juga.

"Aline."

"Pokoknya gak boleh!"

"Bukan itu." Hokuto terkekeh lagi. Pelan-pelan gue nurunin kotak pocky dari muka gue saat Hokuto berkata, "Selfie, yuk?"

...wat.

"S-selfie...?" Gue yang udah merona dengan tampang bodoh bertanya memastikan. Hokuto ngangguk. "Berdua?"

"Iya."

Gue terkekeh salting. "Di sini? Sekarang?"

Hokuto ngangguk, lagi. Tangannya menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. "Mumpung Yugo juga belum balik."

Gue mengulum bibir, tanpa mikir apa-apa lagi berjalan dan duduk di sebelahnya.

"Buat kenang-kenangan," katanya sambil ngeluarin hpnya. Sedangkan muka gue mungkin udah berasap saking panasnya.

Ckrik!

Untungnya, dua jari gue yang membentuk gaya peace itu gak cukup gemetaran sampe bisa dinotis Hokuto.

"Gue boleh pinjem Pocky-nya buat difoto?"

Entah dia mau foto Pocky buat apa, tapi gue ngangguk aja. Gue menyodorkan kotak cemilan itu. Namun, alih-alih ngambil Pocky-nya dan foto sendiri, Hokuto malah megang sisi lain dari yang gue pegang kemudian ngarahin kotak itu--plus tangan gue--ke tengah. Cowok itu santai aja motret bungkus Pocky tanpa menyadari mata gue yang membelalak.

Bentar.

Inhale, exhale. Inhale, exhale.

TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG TANGAN GUE DIPEGANG

"K-kenapa gak diambil aja?" Gue minta penjelasan meski gemeteran.

"Biar gue gak keliatan sendiri."

Gue gak ngerti apa maksudnya tapi AKZHDKAJDISNSKXNAKDKAKSJA.

"Dah, makasih, ya."

"Sama-sama." Gue lagi-lagi terkekeh, pandangan gue diedarkan ke arah lain sembari mencoba menetralkan detak jantung yang udah gak karuan. Mata gue menangkap sosok Bina dari kejauhan yang berjalan ke arah bis. Gue noleh. "Hokuto."

"Ya?"

Gue suka sama lo.

"... Nanti fotonya kirim, ya."

"Haha, oke." Hokuto mengacungkan jempolnya.

Sebelum Bina ngeliat gue dan Hokuto yang duduk bersebelahan, buru-buru gue kembali ke bangku gue kemudian mengusap dada berkali-kali. Menenangkan diri. Gue menutup wajah dengan kedua telapak tangan untuk menyembunyikan senyum lebar yang udah gak bisa gue tahan lagi.







Hokuto, kok bisa ya gue sesuka ini sama lo?

















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















I'll be honest, this is my very last piece of draft and i barely have a time to write SOOOOOO nga tau bisa namatin kapan tapi semoga tahun ini deh 😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24/7 【松村北斗】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang