go

51 9 1
                                    

Hari ini hari Jum'at. Sejak jam pelajaran kedua tadi, kelas kita free karena guru-guru lagi ada rapat. Gue, seperti biasa--setiap ada waktu luang--baca novel. Walaupun keadaan kelas udah riuh nggak karuan dengan Jesse dan Shintaro sebagai pelopor utamanya.

"Lin." "Lin!"

Gue ngangkat kepala, noleh ke kanan dan kiri secara bergantian. "Eh?" kata gue bingung mau nyahutin yang mana. Bina dan Hokuto manggil gue di saat yang bersamaan.

"Lin!"

"Iya?" Gue refleks noleh ke belakang saat ada satu orang lagi yang manggil gue.

Bina protes, "Kok yang disahutin cuma Jesse???"

"Ya kan gue spesial," ledek Jesse udah tengil.

"Eh, sorry sorry." Gue langsung minta maaf dan memfokuskan atensi ke Bina. "Kenapa?"

"Lin gue duluuu!" Jesse dengan gak tau dirinya malah ngedeket dan mengguncang lengan gue.

"GUE DULU." Bina langsung mengeluarkan taringnya, bikin Jesse ciut gitu aja.

"Kenapa kenapa?" tanya gue lagi sebelum Bina makin ngamuk.

"Liat PR B. Indo dongg! Lo udah kan?"

Gue ngangguk. "Ambil aja di tas," kata gue mempersilakan. Gak bisa ngambilin langsung karena cowok di sebelah gue udah bawel banget minta disahutin. "Apa? Kenapa, Jesse? Mau bayar kas?"

"Itu besok-besok aja." Jesse nyengir. "Lin, follow ig gue dong!"

"Lo serewel ini cuma perkara mau minta follow ig?" Gue hela napas. Jesse tetep cengar-cengir. "Gue gak ada kuota."

"Gue hotspotin."

Helaan napas keluar lagi dari mulut gue. Astaga, pantang menyerah banget ni anak. "Yaudah, nih," kata gue seraya ngasih hape gue ke dia.

Saat Jesse akhirnya sibuk dengan hape gue, gue curi pandang ke cowok yang duduk di barisan sebelah kiri. Gue neguk ludah, memberanikan diri buka suara.

"Hokuto..."

Cowok itu noleh, benerin kacamatanya sesaat sebelum ngangkat alis seolah bilang, 'Apa?'

Gue meringis. Entah kenapa ngerasa bersalah. "Maaf, ya. Ng ... tadi lo manggil gue juga, kan? Kenapa?"

"Oh? Enggak. Gak jadi." Dia geleng beberapa kali. "Bukan hal penting kok, gak usah dipikirin."

Ah, sial. Kalo kayak gini gimana gue gak makin ngerasa bersalah.

"Serius? Bilang aja, gak papa...." Gue mencoba membujuk, tapi kayaknya nggak berhasil.

Hokuto tetep geleng. "Beneran, Lin. Bukan apa-apa, kok. Santai aja."

Gue mengerjap murung saat dia kembali fokus ke buku yang dia baca. Nggak, gak boleh berakhir kayak gini. Terlalu gloomy! Gue ngerasa hubungan gue sama Hokuto bakal renggang kalo percakapan ini berhenti di sini.

"Hokuto!" Gue manggil lagi. Cowok itu noleh. "Eum.... Pulang sekolah nanti mau temenin ke perpus, nggak?"

Please berhasil, please!!! Kalo yang satu ini gagal gue udah gak kepikiran apa-apa lagi.

Hokuto mengerjap sesaat, kayaknya lagi nginget sesuatu. "Ah, sorry, gak bisa. Hari ini harus pulang cepet."

... Yah.






"Besok gimana?"

Gue tersentak. Yang tadinya udah hampir murung lagi, sontak ngangkat kepala dan natap dia semangat. "Hm! Besok, ya!"

Hokuto ngangguk. Segaris senyum tipis dia perlihatkan sebelum akhirnya kembali fokus ke bacaannya.

Gue? Gak usah ditanya senyum gue selebar apa.











Gue? Gak usah ditanya senyum gue selebar apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










a/n

Jc rewel bgt sebel w liatnya ((lah kan u yang nulis gmn si))

24/7 【松村北斗】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang