juu-nana

52 6 2
                                    

"Hai, Hokuto. Dateng juga akhirnya."

Hokuto menunduk sopan. "Makasih udah mau repot-repot ngajarin gue hari ini."

Gue ketawa awkward saat Bina menatap Hokuto dengan wajah dingin.

"Gue boleh nanya?"

Hokuto mengangguk sesaat. "Iya boleh, Sab."

"Gue paham lo dan Aline minta gue buat ajarin MTK." Bina menghela napasnya. Gue neguk ludah, feeling gue gak enak. "...TAPI NGAPAIN NI JELANGKUNG SATU IKUT KESINI?!?!?!?!"

Kan.

"Bin, sabar dulu, Bin. Diliatin orang," kata gue berusaha menyadarkan Bina kalo kita berempat lagi ada di kafe, bukan kelas.

Hokuto nunduk lagi, tapi kali ini keliatan bersalah. "Maaf, Sab. Dia maksa ikut."

"Lu kayaknya gak seneng banget liat muka gue, Sab?!?!?!" Sosok yang tak lain dan tak bukan adalah Jesse itu ngegas.

Bina melotot sembari mengeluarkan aura membunuh. "Lo liat muka gue, Jess. Bahkan kata-kata pun gak bisa menggambarkan betapa keselnya gue liat lo di sini."

Yang sabar ya, Jess.

"Sab, dia gak boleh ikut belajar bareng?" Hokuto buka suara, mencoba membela sohibnya itu.

"Gue bilang mau ngajarin lo sama Aline, dan lo gak pernah nyebut-nyebut tentang ni demit satu. Gue gak nerima apapun di luar perjanjian." Bina menggeleng tegas. Hokuto terlihat lesu, sementara Jesse malah makin berapi-api.

"Enggak! Gue di sini buat ngajarin juga! Lo gak mau gue bantuin, Sab???" tanya cowok blasteran itu dengan percaya dirinya. Hokuto langsung noleh dan melotot. Sementara Bina ngangkat sebelah alisnya.

"Gue gak tau sebelumnya kalo lo pinter MTK, Jess..." ujar gue pelan. Jesse senyum Pepsodent.

"Jangan remehkan Jesse Lewis," katanya sambil membusungkan dada.

Bina merhatiin itu dengan tatapan datar. Keliatan gak percaya sama sekali. "Oke, Jess. Sebagai pembuktian--gampang aja kok ini--satu per dua ditambah satu per dua sama dengan?"

Gue dan Hokuto syok. Gak kegampangan tuh???

"Itu, a ... eu...." Jesse mengernyit. Terlihat kesusahan. Cowok itu bergumam lama sebelum menjawab, "Satu per dua...?"






Kalo ini anime, kayaknya udah ada sound effect gagak suaranya, "aho... aho..." yang artinya bego.

"Jess...........?" Hokuto noleh ke arah temennya dengan tatapan gak percaya.

"Eh? E-emang berapa?" Jesse ikut noleh ke Hokuto dengan panik. Hokuto pelan-pelan jelasin dengan perumpamaan sesederhana mungkin.

Sementara itu, Bina geleng-geleng pelan. Mukanya menggambarkan ekspresi 'disappointed but not surprised'. Cewek itu negasin lagi, "Pulang sana!"

Jesse manyun. "Sab, gue janji gak ganggu. Gue diem di pojokan deh sumpah. Ngobrol sama vas bunga juga gak papa gue," kata Jesse sungguh-sungguh sambil menunjukkan dua jarinya.

Bina kekeuh, "Pulang atau gue teriakin rampok?"

"Makanan sama minuman lo gue yang bayar, deh."

"Oke, deal," sahut Bina tanpa ba-bi-bu. Hokuto menghela napas lega sementara Jesse senyum puas. "Diem di pojokan kayak lo bilang."

"Baik, Bu."

Gue terkekeh. Untungnya berakhir damai tanpa gontok-gontokan.












24/7 【松村北斗】Where stories live. Discover now