juu

53 8 0
                                    

Jum'at pagi, sekolah kami melakukan rutinitas sebulan sekalinya, yaitu kegiatan membaca buku bersama selama tiga puluh menit dalam rangka meningkatkan literasi baik untuk siswa maupun guru. Gue jujur sedih sih, masa cuma sebulan sekali. Padahal di SMP gue dulu diadainnya seminggu sekali.

Karena semalam hujan, lapangan sekolah dilapisin terpal dari ujung ke ujung. Lapangan sekarang udah setengah ramai, gue duduk di barisan paling depan karena dateng duluan. Sementara Bina biasa lima menit sebelum gerbang ditutup baru nongol.

Gue noleh ke kanan, Hokuto udah sibuk baca duluan. Gue nahan senyum.

Bukan janjian, sebenernya. Di kelas gue emang udah banyak yang dateng, tapi yang bersedia duduk di barisan depan cuma gue, Hokuto, sama Yugo. Jadilah gue dan Hokuto sebelahan saat ini.

Hokuto noleh, gue mengerjap. Untung tadi agak bengong jadi gak keliatan lagi ngeliatin dia banget. Gue senyum canggung.

Hokuto balas senyum tipis. Hm, senyumnya emang selalu irit. "Lo gak bareng Sabrina, Lin?" tanyanya memulai percakapan.

Gue menggeleng. "Bina jarang dateng pagi. Lagian dia gak masalah sih gak bareng gue kalo kegiatan kayak gini doang, paling nanti di barisan belakang ujung-ujungnya malah scroll Instagram," kata gue sambil terkekeh.

"Oh...." Hokuto manggut-manggut. "Sabrina gak suka baca buku, ya?"

Gue ngangguk. "Dia lebih suka nonton," jawab gue lagi. "Kalo Taiga?"

Bentar, ini kenapa jadi ngobrolin temen sebangku masing-masing.

"Taiga suka Conan. Selain itu gue gak tau lagi deh." Cowok itu masang pose berpikir sesaat.

"Hoo Conan ya, gue juga suka dulu. Tapi udah lama gak baca lagi," sahut gue riang. Mata gue melirik ke arah buku di tangan Hokuto. "Itu Holmes, ya?"

Hokuto ngangguk, mukanya langsung semangat. "Ini baru banget gue beli minggu lalu, hasil nabung."

Terus dia ketawa kecil.

Terus hati gue meledak-ledak.

"Lo bawa apa, Lin?" tanyanya. Gue jadi sadar dari tadi buku yang lagi gue peluk ini belum gue buka.

"Oh, hehe. Gue bawa Harry Potter. Udah sering baca sih, tapi bingung mau bawa buku apa, jadi gue bawa ini aja," kata gue sambil menunjukkan buku berjudul Harry Potter and The Goblet of Fire. "Belum sempet minjem buku baru dari perpus juga."

"Ini punya lo?" Mata Hokuto melebar. Entah perasaan gue doang atau matanya emang berbinar semangat. "Gue belum pernah baca Harry Potter, baru nonton filmnya doang...."

"Kakak gue Potterhead, jadi dia ngoleksi semua serinya."

Hokuto membulatkan matanya antusias. "Serius? Gue boleh ... pinjem?"

Gue senyum, gemes.

"Um, karena punya kakak gue nanti gue minta izin dulu ya," kata gue meringis.

Hokuto ngangguk. "Makasih, ya."

Gue ikut ngangguk. "Sama-sama!"

Masih pagi, tapi suasana hati gue udah berbunga-bunga aja. Hehe.













 Hehe

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.











a/n

Alhamdulillah chapter ini adem ayem tanpa kehadiran makhluk goib (jesse)























[Bonus 23/01/22]

"Semoga cepat sembuh, Pak Kame!" dari Hoku, Aline, Jesse, dan Bina.

"Semoga cepat sembuh, Pak Kame!" dari Hoku, Aline, Jesse, dan Bina

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
24/7 【松村北斗】Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz