Apa itu keluarga?

70 54 8
                                    

Hari ini Kimora tidak sekolah, karena suhu badan yang tinggi membuatnya lemas dan pusing, ia seharian hanya berbaring di kasur dengan kompres di kening nya.

Terkadang ia iri dengan anak anak lain, yang ketika sakit orang tua nya akan merawat, memanjakan, sedangkan ia? Ia hanya bisa berharap. Jangankan untuk di rawat sekedar telpon untuk minta di besuk saja orang tua nya selalu berasalan.

Kimora tidak lah sekuat yang terlihat. Ia hanya pandai menutupi kesedihannya, bahkan jika orang lain lihat mereka pasti akan berfikir hidup Kimora menyenangkan.

Ada banyak hal yang di tutupi Kimora dari orang orang di sekitarnya. Kimora sering menangis di malam hari karena kesepian. Bukan, bukan sepi senyap yang seperti kalian bayangkan, sepi yang di maksud Kimora adalah perasaan hampa yang terkadang membuatnya berfikir untuk apa ia dilahirkan?

Kimora terlalu rapuh untuk semua masalah yang di hadapinya, ia hanya ingin seperti remaja pada umumnya yang merasakan hangatnya keluarga, tertawa bersama keluarga, makan masakan mama, kumpul bersama keluarga, hanya itu.

Ia cape, cape untuk berpura pura seperti tidak ada masalah, cape untuk ngemis rasa sayang dari laki laki yang bahkan menoleh ke arah ia pun enggan, ia hanya ingin merasakan kasih sayang yang tulus dan bersifat selamanya. Walau menurutnya itu mustahil ia dapatkan.

Bi Lia masuk ke kamar dengan membawa sup dan teh hangat

"Mora, makan dulu ya setelah itu minum obat" ucap bi Lia. Bi Lia memang tidak memanggil Mora dengan sebutan nona atau yang lainnya, itu karena permintaan dari Mora.

Mora bangun dan duduk di atas kasur.

"Bibi suapi yaa" ucap Mora manja. Mora memang begini sifatnya kalau sedang sakit, manja.

"Iyaa" ujar bi Lia dan setelah itu menyuapi Mora. Setelah makan dan minum, Mora memakan obat tablet berwarna kuning dan merah itu.

Setelah menyuapi Mora bi Lia keluar dan membereskan alat makan Mora.

Drrtt drrtt

Handphone mora bergetar menandakan ada yang menelpon, ia berharap papa atau mama nya yang menelpon. Saat ia buka handphone nya ternyata bukan ayah dan mama nya yang menelpon melainkan Veny.

"Halo ven" ucap Mora dengan handphone yang ditempelkan di telinganya.

"Woi lu napa kaga sekolah?!" Ucap Veny setengah teriak.

"Jangan teriak bege, hm gua sakit" ucap Mora

"Dih bisa sakit lu? Gua mau besuk tapi pulang sekolah gua ada acara pula" tanya Mora bercanda.

"Pertanyaan lu kaga bermutu, ya udah gapapa kali" ucap Mora.

"Maaf ya hehe, eh udah dulu nih ada guru" ucap Veny mengakhiri obrolan mereka.

"Ya udah bye" ucap Mora mematikan sambungan telpon mereka.

Setelah selesai telponan dengan Veny, Mora beranjak dari tempat tidur nya dan berjalan menuju taman belakang rumah. Badan nya sedikit lebih baik dari sebelumnya, setelah sampai di taman ia duduk di sebuah pondok kecil yang memang sudah di siapkan untuknya jika ingin bersantai.

Ia memandangi langit, mengagumi keindahannya. Mora adalah salah satu pecinta langit, entah lah setiap ia melihat langit merasa sedikit tenang dan nyaman.

Langit memang indah namun, hanya dapat di pandang tak dapat di gapai. Kita sebagai manusia hanya dapat mengangumi nya dari bawah tanpa bisa menyentuhnya.

Mungkin ini bisa menggambarkan ia dan Semesta. Semesta bagai langit dan ia hanya pengagum, Semesta itu indah namun sukar untuk ia gapai.

"Mora, ngapain disini? Udah enakan badannya?" Tanya bi Lia dan berjalan ke arah Mora.

"Mau bibi bawain minum sama cemilan buat nemenin Mora disini?" Tanya bi Lia lagi.

"Udah lumayan, bi, udah ga pusing lagi panas nya juga udah turun makasih ya, bi, udah rawat Mora. Ga usah ambil minum, bi, bibi temenin Mora aja disini" jawab Mora seraya tersenyum manis.

Mendengar jawaban Mora, Bi Lia beranjak duduk di samping Mora. Mora yang melihat itu menjadikan bahu bi Lia untuk bersandar.

"Bi, mama sama papa ga sayang, Mora, ya?" Tanya Mora dengan nada sendu tak dapat dipungkiri ia merindukan kedua orang tuanya.

"Mora, kok bilang gitu mama sama papa, Mora, itu sayang banget sama, Mora, kalau ga sayang ngapain mereka susah susah buat nafkahi, Mora" ucap bi Lia tersenyum manis.

"Aku ga butuh uang mereka bi, aku butuh mereka, aku iri liat temen temen disayang orang tua nya, aku iri liat temen temen bawa bekal yang mama nya masak, aku iri setiap kerumah temen di dinding mereka selalu ada foto keluarga yang di pajang,

Mereka bikin aku bingung, harusnya kalau kaya gini aku ga usah di lahiri, aku ga minta buat di lahiri. Aku ga bisa benci mereka, aku sayang sama mereka, tapi? Apa mereka sayang juga sama aku? Aku cape bi, pengen tidur yang lama, mau menghilang dari bumi ini, siapa tau dengan begini mama sama papa bisa sadar kalau disini masih ada aku, aku yang butuh dan akan selalu butuh kasih sayang mereka" Tanpa sadar Mora meneteskan air mata nya saat ia mengeluarkan isi hati nya.

Bi Lia yang mendengar tertegun dan memeluk Mora.

"Mora sayang, Mora yang sabar ya, kita emang ga bisa milih lahir dimana di lahiri siapa, ga perlu ngerasa sendiri ada bi Lia disini akan selalu sama Mora. Mora yakin aja pasti ada sesuatu yang udah di siapin Tuhan di masa depan yang bakal bikin Mora bahagia, jangan menyerah ya sayang ada bi Lia, masih panjang perjalanan Mora kedepannya,

Gapapa cape, istirahat dulu tapi kalau mau menyerah, no no no ga boleh ya sayang, Mora kuat Mora anak hebat" ujar bi Lia sambil mengelus sayang kepala Mora.

Mora dan bi Lia banyak mengobrol di taman belakang itu, tanpa sadar hari sudah sore. Mora beranjak ke kamar untuk mandi dan bi Lia melanjutkan pekerjaannya.

🪐🧚🏻

hai hai haiii!!
how are u guys? and how's ur day? gimana ni hari ini baik? buruk? atau flat aja? cerita dong..

mungkin di luar sana ada yang seperti Mora? buat kalian yang merasa hidupnya hampa, sepi, dan merasa cape sama hidupnya SEMANGAT YAAA UR STRONG💗😎
buktinya kalian udah bertahan sejauh ini, udah sampe di titik ini.

aku tau cape hidup di dunia yang kadang kita merasa ga adil ini, pernah ga si ngerasa kaya 'busett nih masalah belum kelar udah nambah lagi aja', pernah ga? kalau pernah kita sama wkwk.

buat kalian yang lagi ada masalah keluarga, percintaan, pertemanan, atau apapun itu. yuk lebih terbuka sama orang yg kalian percaya cerita apa yang kalian alami agar kalian ga mendem itu sendirian.

dan ingat apapun masalah nya jangan lakuin selfharm ya sayangku, kasian tubuhnya:( kalau kamu mau coret coret mending coret buku aja kalau mau pukul pukul, pukul bantal aja yaa jangan tubuhnya..
okeii?? okeii?

itu dulu untuk sekarang◉⁠‿⁠◉

sampai jumpa di Bab selanjutnya 🧚🏻💌
paipaiiʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ

Semesta KimoraWhere stories live. Discover now