5. Today's Headline

9 0 0
                                    

Ini adalah hari ujian terakhirku.

Jangan tanya bagaimana minggu ujianku berlangsung karna kepalaku terasa akan pecah hanya dengan mengingatnya. Aku merasa takut dengan hasil yang ku dapatkan karna semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa kurang maksimal.

Lupakan sementara tentang ujianku. Walaupun aku mengeluhkan hasil ujian yang belum keluar, Amy terlihat lebih santai dariku. Dia lebih tertarik untuk membicarakan pesta Louis, dan juga rencananya untuk pergi menemui Gale ke New York minggu depan. Dia mengajakku tentu saja, aku belum sempat memberitahu dan mencoba mengajak Julian untuk pergi bersama karna pasti dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Ponselku berdering. Layarnya menunjukkan nama Louis disana. Tumben sekali dia menelfonku.

"Halo, ada apa?" Tanyaku begitu aku menerima panggilannya.

"Kau, dimana?"

"Sedang makan, dengan Amy. Tumben sekali mencariku."

Kebingunganku sepertinya bertambah begitu aku melihat wajah terkejut Amy. Sesuatu yang ia baca di ponselnya sepertinya adalah penyebabnya. Segera dia menunjukkan ponselnya kepadaku.

Genevieve Tomlinson Told Us About The Secret Behind One Direction's Management: Modest!

"Gen, serius, kau harus ke rumahku sekarang." Ujar Louis.

***

Aku tidak pernah sepanik ini dalam hidupku. Dalam perjalanan ke rumah Louis yang ku tempuh menggunakan Uber setelah berpisah dengan Amy tadi, aku berusaha membuka sosial media. Aku mencoba mengetahui lebih banyak tentang headline berita yang tadi ku baca. Banyak media lain yang memperbarui berita itu sehingga sekarang, kata Amy, namaku menjadi trending topic di twitter karena banyak dibicarakan.

Mati sajalah aku.

Hal pertama yang dipertanyakan Louis saat dia melihatku adalah menanyakan kebenaran akan berita itu.

"Aku tidak tau siapa yang mengirimnya ke media." Jawabku.

"Berarti itu benar tulisanmu?"

Tadi aku sempat membaca berita itu. Saat aku membacanya, artikel itu terlihat seperti aku sedang mencurahkan isi hatiku kepada mereka. Padahal aku tidak pernah melakukannya. Setidaknya, tidak di depan media. Aku pernah mencurahkan isi hatiku, kebencianku pada manajemen Louis, namun hanya menulis dan menyimpannya. Tidak pernah terpikir olehku akan mempublikasikan tulisan itu.

Aku mengangguk untuk menjawab Louis, "Aku pernah menulisnya, tapi tidak pernah ingin mempublikasinya."

"Tapi mereka bilang sumbernya darimu, dari alamat email yang mengatasnamakan dirimu, Genevieve." Ujar Louis lagi.

"Seseorang pasti sudah membajak emailku. Sepertinya aku menyimpan tulisanku itu di Google Drive... Seseorang pasti menemukannya."

Louis terlihat sedang berpikir, sedangkan aku masih panik, "Lagipula apa untungnya jika aku mengatakannya pada media?" Tanyaku masih penuh dengan kebingungan.

Keheningan yang terjadi membuat otakku bekerja lebih keras. Mencoba mencari tau kemungkinan yang telah terjadi. Bisa saja saat aku menaruh laptopku untuk diperbaiki satu bulan yang lalu, salah satu pekerja mereka dengan lancang membuka akun dan file pribadiku.

Aku baru akan menghubungi pihak yang memperbaiki laptopku kemarin saat ponsel Louis berdering. Wajahnya menegang saat menerima telfon itu. Aku mengurungkan niatku dan menunggunya.

Sementara Louis sedang menelfon entah siapa, aku juga mengeluarkan ponselku untuk menghubungi Julian. Telfonnya berdering, tak lama kemudian dia menerimanya.

star's sisterTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon