Mingi membuka matanya saat merasakan tangan kecil adiknya membelai pipinya
"Hyun jangan nangis!"
Mingi menangkap tangan Kiena yang menghapus air matanya tadi lalu mencium nya
"Ah... Hyung tidak nangis kok, mata Hyung kelilipan debu, ayo bantu Hyung cabut rumput rumput ini!"

"Ote!"



Bus sepi ini yang akan mengantar kan pulang dua sosok kakak beradik itu pada sore hari ini.

"Sudah kuduga, orang itu lagi, bajingan!"
Umpat lirih Mingi takut mengusik sang adik yang tengah tertidur pulas

Mingi membaringkan Kiena yang tengah terlelap di bangku panjang bus dan mendekati seorang pria setengah baya yang tengah duduk tak jauh darinya, Mingi langsung menarik kerah orang itu membuat orang itu terkesiap

"Siapa kau? Jangan macam macam, aku tahu kau menguntit ku dari tadi, dari bus siang tadi dan kau juga mengawasi ku sampai areal pemakaman, katakan apa mau mu!" Ancam Mingi dengan wajah Dan suara dingin

Orang itu melepas topi lebar nya dan tersenyum, orang itu meletakkan tangannya ke atas kepala Mingi, Mingi pun menghempaskan tangan lancang itu dari surai nya
"Kau tenang saja, aku bukan orang jahat!"
Mingi melepaskan kasar kerah orang tua itu
"Aku hanya ingin memberitahu mu sesuatu, aku tahu segalanya mengenai dirimu, sekali lagi aku Ingatkan bahwa aku ini sama sekali tidak berniat jahat padamu, justru sebaliknya aku ingin melindungi mu!"

Mingi menggertak kan giginya dan mengepalkan tangannya
"Bicara yang jelas!"

"Yang telah kau pikirkan terhadap diri mu sendiri selama dua belas tahun terakhir itu salah besar, rasa itu tidak berlandaskan apapun, karena dua belas tahun lalu kau gagal, ya... kau telah gagal!"









"A-apa kau bilang?"





















Mingi memelototkan matanya, jantung nya berdegup kencang dan nafasnya tercekat

Orang itu menepuk pundak Mingi
"Tanpa kau sadari bahwa perbuatan mu itu gagal, kau dengar? Kau gagal!"

"Dia masih hidup... seorang psikopat kejam tak punya hati, dia saat ini tengah mendedikasikan hidupnya yang berusaha ia perbaiki hanya untuk bisa membalas dendam padamu nak, selalu mawas diri!"

Pria itu menyerahkan sebuah kertas
"Ini alamat rumah ku, datanglah besok kau akan tahu semuanya!"

Pria itu hendak pergi namun Mingi menahan
"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Aku harus bekerja!"

"Kau bolos saja, aku akan memberikan apapun yang kau inginkan, aku mohon luangkan waktumu sehari ini saja!"

"Nak ....aku seorang dokter jika aku bolos maka pasien ku bisa mati!"

Pria itu hendak pergi lagi tapi Mingi juga menahan nya lagi
"A..aku tak bisa menunggu aku mohon!"

"Baiklah, pulang kan dulu adikmu dan datang ke alamat ini pukul sebelas malam nanti!"

"Baiklah!"

Mingi membeku melihat pria misterius itu turun dari bis, jantungnya semakin berdetak kencang di setiap menitnya

















Aku tidak takut, aku juga tidak menyesal telah melakukan itu, dia pantas mendapatkan semua itu, tapi yang aku takutkan adalah dia menyasar orang tersayang ku, aku gagal? Maka aku akan mencoba mencobanya sekali lagi
Tak ada yang bisa membuat gentar seorang Park Mingi

Aku tidak takut, aku juga tidak menyesal telah melakukan itu, dia pantas mendapatkan semua itu, tapi yang aku takutkan adalah dia menyasar orang tersayang ku, aku gagal? Maka aku akan mencoba mencobanya sekali lagiTak ada yang bisa membuat gentar ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aurora nya itu loh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aurora nya itu loh .... Ya Tuhan dua makhluk mu ini..... sungguh.. TERLALU.....


╰⁠(⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠'⁠꒳⁠'⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠)⁠╯

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bonito Where stories live. Discover now