Chapter 47

1.8K 173 49
                                    

Ethan mematikan mesin mobilnya tepat di depan kediaman sang kakak. Mobil milik Andrew terparkir disana. Pria itu benar-benar ada di dalam.

Langkah kaki Ethan bergerak cepat saat suara teriakan demi teriakan terdengar semakin kencang dari luar. Ethan harus melompat beberapa kali karena terdapat pecahan guci dan vas bunga pada lantai ruang tamu.

Sampai pada pintu kamar yang tertutup, Ethan mendengar suara tersebut semakin dekat. Mereka pasti ada di dalam. Dengan hati-hati Ethan pun mendorong pintu tersebut. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Andrew sedang mencekik Naomi di lemari sampai wajah perempuan itu memerah.

"Bangsat! Lo apa-apaan beraninya sama perempuan." Ethan menarik kerah kemeja Andrew dari arah belakang.

Tangan Andrew terlepas dari leher Naomi. Perempuan itu terbatuk-batuk sambil menangis. Andrew memutar tubuh, menepis tangan Ethan yang mengotori pakaian mahalnya. Dia tampak tidak terkejut dengan keberadaan Ethan disana. Justru sebuah senyuman miring terlukis di bibirnya.

"Ternyata bener elo yang dia telepon." Andrew menunjuk Naomi yang meringkuk ketakutan. "Jadi selama ini lo masih sering berhubungan sama istri gue? Istri lo yang super perfect itu ternyata masih kurang ya?"

"Diem lo, bangsat! Gue nggak bakal datang kesini kalau lo nggak buat masalah." Sentak Ethan sambil mendorong dada Andrew.

"Masalah? Ini masalah rumah tangga gue. Lo nggak berhak ikut campur. Sekarang lebih baik lo pergi dari rumah gue!"

Naomi bangkit berdiri, dengan susah payah berjalan menghampiri Ethan. Bersembunyi di balik punggungnya yang lebar. Dia menarik ujung kemeja Ethan, meremasnya dengan kuat. Seolah tidak membiarkan Ethan pergi.

"Awalnya gue enggak mau ikut terlibat sama urusan rumah tangga lo, tapi karena lo adalah kakak gue—dimana Ayah bakalan nanggung malu dan Ibu bakalan sedih kalau sampai lo berbuat sesuatu di luar nalar—gue datang untuk mencegah lo. Kalau gue enggak datang tadi, mungkin lo udah buat Istri dan anak lo mati. Otak lo dimana, Andrew?!"

"Sekali lagi gue tekankan sama lo, jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga gue. Naomi istri gue dan anak yang dia kandung adalah anak gue. Suka-suka gue mau berbuat apa ke mereka." Andrew melangkah semakin dekat hendak menarik tangan Naomi dari balik punggung Ethan. "Kemari, sayang. Jangan buat aku semakin marah."

"Enggak. Aku nggak mau..." Sahut Naomi dibalik isakannya. Dan Andrew menarik pergelangannya semakin kencang.

Ethan menghentikan pergerakan itu dengan mendorong keras tubuh Andrew ke arah lemari. Dia menahan leher Andrew menggunakan sikutnya.

"Gue udah bilang jangan kasar sama perempuan, anjing. Lo banci atau apa?!"

Andrew berdecih, "Lo masih naruh hati sama istri gue?"

"Ini enggak ada hubungannya sama—"

"Kalau kita tukeran posisi aja gimana? Lo boleh ambil Naomi. Ambil, Than. Cewek kayak dia sama sekali enggak berguna di hidup gue. Tapi, Elenor buat gue. Deal?"

Satu pukulan mendarat di atas pipi Andrew hingga pria itu tersungkur. Sudut bibirnya berdarah dan Ethan sama sekali tidak menyesal telah melakukan itu. Dia tidak terima jika Elenor turut dibawa-bawa.

"Lo berani main kasar ya sama kakak lo sendiri. Dasar bajingan kecil nggak tau diri!"

"Berani lo bawa-bawa nama Elenor, gue habisin lo. Gue nggak takut sama lo, bangsat!"

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang