Chapter 2

2.4K 195 59
                                    

Hubungan yang lama tidak menjamin keberhasilan hubungan itu sendiri. Kesetiaan juga tidak membuat seseorang menghargai tentang komitmen. Siapapun bisa berkhianat, sekalipun dia adalah orang yang paling kamu percaya di dunia ini.

Pernah jatuh cinta sekali dan dibuat terbang setinggi-tingginya membuat Ethan percaya bahwa perempuan manis bernama Naomi itu diciptakan Tuhan untuk melengkapi hidupnya. Begitu awalnya. Sebelum cinta dalam hidupnya membuat dia terluka, sakit dan hancur.

Mungkin Ethan yang salah. Ethan yang terlalu sibuk bekerja sebagai pengacara sehingga sering kali melupakan jadwal kencan.

Sejak saat Ethan menyadari perubahan sikap sang mantan kekasih, yang setiap hari terasa semakin jauh, Ethan sudah berusaha untuk merubah diri menjadi seperti dulu, ketika hubungan mereka masih seumur jagung.

Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Justru kesalahan yang Naomi lakukan jauh lebih fatal. Naomi mengkhianatinya. Naomi memiliki pria lain selain dirinya. Dan rasanya teramat hancur saat dia tahu fakta bahwa Naomi berselingkuh dengan Andrew, kakak kandungnya sendiri.

"Apa salahku?" Ethan ingat bagaimana wajah pucat Naomi ketika mereka bertemu untuk bicara empat mata. "Bertahu aku, apa salahku sampai-sampai kamu tega berkhianat?!"

"Maaf."

"Secepat itu hati kamu berpindah kepada Andrew, kakak kandungku sendiri?"

"Kita bertiga saling mengenal baik dari dulu. Aku juga udah seperti adik perempuan di tengah-tengah keluarga kalian. Andrew bukan orang asing untukku, Ethan."

"Jadi itu alasan kamu selingkuh? Karena kamu nyaman dengan kasih sayang yang Andrew beri kepada kamu selama ini?"

"Kalau pun aku menjelaskannya, kamu nggak akan mengerti itu, Ethan." Naomi mulai terisak. "Aku minta maaf. Dan tolong, jangan memperburuk hubungan persaudaraan kalian cuma karena aku."

Ethan tergelak, "Kamu bahkan tau dari dulu hubungan persaudaraanku dan Andrew memang nggak pernah baik, tapi kamu sendiri yang semakin membuat adanya ketegangan diantara kami. Jahat kamu, Naomi!"

Naomi menduduk. Isakannya terdengar lebih keras. Sebagian hati Ethan merasa tidak tega. Tapi akal sehatnya kembali memperingati. Naomi saja tega mengkhianatinya, untuk apa dia peduli?

"Aku menyesal pernah jatuh cinta pada perempuan iblis seperti kamu, Naomi."

Saat itu Ethan langsung berbalik meninggalkan Naomi sebelum amarahnya kembali tersulut dan bisa saja dia melontarkan kata-kata yang jauh lebih kejam. Ethan masih tidak tega melihat Naomi menangis. Rasa ingin memeluk dan menenangkannya akan tumbuh semakin besar bila Ethan berada di dekat Naomi lebih lama lagi.

Kembali ke Firma Hukum miliknya, Ethan memasang wajah sok tegarnya di depan semua karyawan. Mungkin sudah banyak yang mengendus kabar putusnya dia dan Naomi karena belakangan ini Naomi sudah jarang datang untuk membawakan makan siang.

Nyatanya Ethan tetap saja tidak fokus. Isi kepalanya hanya Naomi. Dia benci bayang-bayang kemesraan Naomi dan Andrew yang selalu melekat di kepalanya. Dia tidak bisa seperti ini terus. Alkohol adalah pilihan terbaik untuk mengusir dua manusia pengkhianat itu dari kepalanya.

Malam itu, Ethan tidak perlu susah payah membooking table. Dia hanya perlu mengeluarkan sedikit uang lebih untuk mengusir pemesan table sebelumnya.

Lantas hal terakhir yang Ethan ingat adalah kemunculan perempuan asing yang meminta bergabung di tablenya. Ethan berada pada kondisi tidak ingin diganggu oleh siapapun. Kehadiran perempuan itu membuat mood-nya semakin kacau.

Ethan tidak bisa mengingat apa yang terjadi berikutnya. Kepalanya pening luar biasa. Rasanya dia baru saja terbangun dari mimpi buruknya yang panjang.

Beberapa kali Ethan mengerjapkan mata dan menatap langit-langit kamar asing itu dengan rasa pusing yang luar biasa. Ini bukan apartemennya. Lalu dimana dia berada?

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang